4 Misteri Belum Terpecahkan usai Kudeta Wagner Guncang Rusia
Minggu, 02 Juli 2023 - 03:47 WIB
Baca Juga
Prigozhin mengatakan pihaknya mendekati 200 kilometer (sekitar 125 mil) dari Moskow ketika dia memerintahkan pasukannya untuk kembali di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Kesepakatan itu memberikan amnesti kepadanya dan pasukan dari kontraktor swasta Wagner Group miliknya, yang memungkinkan mereka untuk pindah ke Belarusia.
Beberapa pengamat Kremlin percaya bahwa perwira militer senior dapat mendukung desakannya untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov. Atau mereka hanya memutuskan untuk menunggu dan melihat apa yang terjadi.
“Bos tentara bayaran Wagner mengandalkan solidaritas dari perwira senior militer, dan karena dia hampir mencapai Moskow tanpa menemui perlawanan tertentu, dia mungkin tidak sepenuhnya salah,” tulis analis Mikhail Komin dalam sebuah komentar untuk Carnegie Endowment.
“Sangat mungkin bahwa pada awal 'pawai untuk keadilan', Prigozhin percaya dia akan menemukan solidaritas di antara banyak perwira di Angkatan Bersenjata, dan jika pemberontakannya berhasil, mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok tertentu dalam elite penguasa," paparnya, seperti dikutip AP, Sabtu (1/7/2023).
Lembaga penegak hukum Rusia mungkin memiliki keyakinan yang sama. Beberapa blogger militer melaporkan bahwa penyelidik sedang menyelidiki apakah beberapa perwira memihak Prigozhin.
Seorang pejabat militer senior, Jenderal Sergei Surovikin alias Jenderal Armageddon, yang memiliki hubungan lama dengan Prigozhin, diyakini telah ditahan. Dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapannya kepada AP. Penilaian intelijen Amerika Serikat dan Ukraina juga menguatkan informasi itu. Tidak jelas apakah Surovikin menghadapi dakwaan atau di mana dia ditahan.
Blogger militer Rusia melaporkan bahwa beberapa penjaga perbatasan dituduh gagal melakukan perlawanan terhadap konvoi Wagner saat menyeberang ke Rusia dari Ukraina, dan beberapa pilot juga menghadapi kemungkinan tuduhan karena menolak menghentikan pergerakan konvoi menuju Moskow.
Namun, tidak ada konfirmasi resmi atas klaim tersebut, dan tidak mungkin memverifikasinya.
Dalam mencatat kurangnya tanggapan militer yang lebih kuat terhadap pemberontakan tersebut, beberapa orang mengutip situasi yang kacau dan tidak pasti serta keraguan Kremlin untuk menggunakan kekuatan di daerah berpenduduk.
tulis komentar anda