HRW Ungkap Bukti Baru Ukraina Gunakan Ranjau Darat Terlarang
Jum'at, 30 Juni 2023 - 15:12 WIB
Ranjau anti-personil diledakkan oleh kehadiran, kedekatan, atau kontak seseorang dan dapat membunuh serta melukai orang jauh setelah konflik berakhir.
Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, HRW telah menerbitkan empat laporan yang mendokumentasikan penggunaan 13 jenis ranjau anti-personil oleh pasukan Rusia yang membunuh dan melukai warga sipil.
Laporan baru tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan Januari bahwa tentara Ukraina menembakkan roket yang menyebarkan ribuan ranjau PMF-1 di daerah yang diduduki Rusia di dalam dan sekitar kota timur Izium antara April dan September 2022, ketika pasukan Kiev merebutnya kembali.
Laporan terbaru mengatakan bukti baru penggunaan ranjau anti-personil pasukan Ukraina pada tahun 2002 berasal dari foto-foto yang diposting online oleh seseorang yang bekerja di Ukraina timur yang menunjukkan bagian hulu ledak roket 220 mm Uragan.
“Roket itu masing-masing menembakkan 312 ranjau anti-personil PFM-1S tanpa pandang bulu,” papar laporan itu.
Analisis tulisan tangan pada satu hulu ledak menentukan bahwa kata pertama adalah bahasa Ukraina untuk "dari", sedangkan kata alfabet Latin kedua terkait dengan organisasi di Kiev, yang tidak teridentifikasi dalam laporan tersebut.
Orang yang mengepalai organisasi tersebut, juga tidak diketahui identitasnya, memposting di media sosial, “Menunjukkan bahwa mereka telah menyumbangkan dana kepada militer Ukraina melalui organisasi non-pemerintah (LSM).”
Foto-foto hulu ledak Uragan yang diposting secara online berisi pesan yang ditulis dalam bahasa Ukraina dikaitkan dengan kelompok berbeda yang berbasis di Ukraina, menurut laporan itu.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, HRW telah menerbitkan empat laporan yang mendokumentasikan penggunaan 13 jenis ranjau anti-personil oleh pasukan Rusia yang membunuh dan melukai warga sipil.
Laporan baru tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan Januari bahwa tentara Ukraina menembakkan roket yang menyebarkan ribuan ranjau PMF-1 di daerah yang diduduki Rusia di dalam dan sekitar kota timur Izium antara April dan September 2022, ketika pasukan Kiev merebutnya kembali.
Laporan terbaru mengatakan bukti baru penggunaan ranjau anti-personil pasukan Ukraina pada tahun 2002 berasal dari foto-foto yang diposting online oleh seseorang yang bekerja di Ukraina timur yang menunjukkan bagian hulu ledak roket 220 mm Uragan.
“Roket itu masing-masing menembakkan 312 ranjau anti-personil PFM-1S tanpa pandang bulu,” papar laporan itu.
Analisis tulisan tangan pada satu hulu ledak menentukan bahwa kata pertama adalah bahasa Ukraina untuk "dari", sedangkan kata alfabet Latin kedua terkait dengan organisasi di Kiev, yang tidak teridentifikasi dalam laporan tersebut.
Orang yang mengepalai organisasi tersebut, juga tidak diketahui identitasnya, memposting di media sosial, “Menunjukkan bahwa mereka telah menyumbangkan dana kepada militer Ukraina melalui organisasi non-pemerintah (LSM).”
Foto-foto hulu ledak Uragan yang diposting secara online berisi pesan yang ditulis dalam bahasa Ukraina dikaitkan dengan kelompok berbeda yang berbasis di Ukraina, menurut laporan itu.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(sya)
tulis komentar anda