Nasib Tragis 7 Musuh Putin yang Tewas Misterius dan Diduga Diracun Intelijen Rusia
Senin, 26 Juni 2023 - 17:15 WIB
MOSKOW - Badan intelijen Rusia, yang dikenal sebagai FSB, telah lama dituding memiliki hubungan yang kontroversial dengan sejumlah kematian dan dugaan keracunan terhadap musuh-musuh politik Vladimir Putin.
Sejak Putin mengambil alih kekuasaan pada tahun 1999, beberapa individu yang dianggap sebagai kritikus keras rezimnya tiba-tiba meninggal dalam keadaan yang mencurigakan.
Tentu saja semua tudingan ini dilontarkan sejumlah pihak di Barat. Tudingan ini pun telah disangkal oleh pemerintah Rusia.
Berikut ini mengungkap beberapa kasus terkenal di mana orang-orang ini tewas atau diduga diracun oleh badan intelijen Rusia.
Pada tahun 2006, mantan agen FSB Rusia, Aleksandr Litvinenko, meninggal akibat keracunan polonium-210.
Litvinenko telah menjadi pengkritik terkenal terhadap Putin dan menyatakan bahwa ia telah dikejar oleh badan intelijen Rusia.
Penyelidikan di Inggris menemukan bukti yang mengarah pada agen-agen Rusia sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
Pada tahun 2018, mantan agen intelijen Rusia yang beralih menjadi mata-mata Inggris, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, ditemukan tidak sadarkan diri di Salisbury, Inggris, setelah terpapar bahan kimia saraf yang kuat.
Mereka selamat setelah perawatan intensif. Pemerintah Inggris dan sejumlah negara Barat menuduh Rusia sebagai pelaku serangan tersebut.
Tindakan ini kemudian diikuti oleh serangkaian pengusiran diplomat Rusia.
Pada tahun 2015, politisi oposisi Rusia, Boris Nemtsov, tewas tertembak di dekat Kremlin di Moskow. Nemtsov telah menjadi kritikus tajam Putin dan rezimnya.
Beberapa orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut ditangkap, tetapi motif sebenarnya dan hubungan mereka dengan badan intelijen Rusia tetap menjadi spekulasi.
Pada tahun 2006, jurnalis terkenal Anna Politkovskaya ditemukan tewas di apartemennya di Moskow.
Politkovskaya telah melaporkan banyak pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan Rusia di Chechnya.
Meskipun beberapa orang didakwa dalam kasus ini, identitas otak di balik pembunuhan tersebut tetap tidak jelas.
Pada tahun 2018, Nikolay Glushkov, seorang pengusaha Rusia yang tinggal di London, ditemukan tewas di rumahnya.
Pemerintah Inggris menyatakan kematian Glushkov diduga merupakan pembunuhan. Glushkov adalah seorang kritikus Putin dan merupakan mantan deputi direktur maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot.
Kasus ini masih dalam penyelidikan, tetapi ada dugaan keterlibatan badan intelijen Rusia dalam pembunuhan tersebut.
Pada tahun 2009, pengacara hak asasi manusia Stanislav Markelov dan jurnalis Anastasia Baburova tewas tertembak di Moskow.
Markelov adalah seorang kritikus tajam rezim Putin dan telah mengadvokasi kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia.
Baburova adalah seorang jurnalis yang meliput isu-isu sensitif terkait oposisi politik dan ekstremisme di Rusia. Pembunuhan ini menyebabkan kecaman internasional terhadap perlakuan yang dialami para kritikus pemerintah di Rusia.
Pada tahun 2012, Aleksandr Perepilichny, pengungkap korupsi dan kejahatan keuangan Rusia, ditemukan tewas secara mendadak di dekat rumahnya di Inggris.
Pada awalnya, kematiannya dianggap sebagai akibat alami, tetapi kemudian ditemukan dia telah mengkonsumsi tanaman beracun yang dapat menyebabkan gagal jantung.
Perepilichny adalah seorang pengusaha yang bekerja dengan mantan pengacara Rusia, Sergei Magnitsky, dalam mengungkap dugaan pencucian uang dan korupsi di Rusia.
Dia memberikan bukti penting kepada pihak berwenang di luar Rusia terkait dengan skema penggelapan pajak yang melibatkan pejabat tinggi Rusia.
Perepilichny juga berencana memberikan kesaksian di pengadilan Swiss tentang keterlibatan pejabat Rusia dalam pencucian uang sebelum kematiannya yang misterius.
Meskipun hasil otopsi awal menyimpulkan Perepilichny meninggal karena alasan alami, penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya jejak bahan kimia beracun dalam tubuhnya.
Fakta ini memunculkan kecurigaan bahwa Perepilichny mungkin diracuni untuk menghentikan pengungkapan informasi yang dapat merugikan pejabat Rusia yang korup.
Namun, penyelidikan lebih lanjut mengenai kematiannya mengalami kesulitan karena kurangnya bukti yang memadai.
Hingga saat ini, kasus kematian Aleksandr Perepilichny tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan dengan kepastian mengenai keterlibatan badan intelijen Rusia dalam kasus ini masih belum terungkap.
Kematian dan dugaan keracunan musuh-musuh politik Putin telah menciptakan suasana kontroversial di Rusia dan mendorong kekhawatiran tentang penindasan oposisi politik dan pembatasan kebebasan berbicara.
Meskipun hubungan langsung badan intelijen Rusia dengan kasus-kasus ini belum sepenuhnya terbukti, pola kematian yang mencurigakan dan motif politik yang melatarbelakangi kasus-kasus ini telah memicu spekulasi tentang keterlibatan mereka.
Keadilan dan transparansi dalam menyelidiki kasus-kasus ini sangat penting untuk menjaga integritas hukum dan hak asasi manusia di Rusia.
Sejak Putin mengambil alih kekuasaan pada tahun 1999, beberapa individu yang dianggap sebagai kritikus keras rezimnya tiba-tiba meninggal dalam keadaan yang mencurigakan.
Tentu saja semua tudingan ini dilontarkan sejumlah pihak di Barat. Tudingan ini pun telah disangkal oleh pemerintah Rusia.
Berikut ini mengungkap beberapa kasus terkenal di mana orang-orang ini tewas atau diduga diracun oleh badan intelijen Rusia.
1. Aleksandr Litvinenko
Pada tahun 2006, mantan agen FSB Rusia, Aleksandr Litvinenko, meninggal akibat keracunan polonium-210.
Litvinenko telah menjadi pengkritik terkenal terhadap Putin dan menyatakan bahwa ia telah dikejar oleh badan intelijen Rusia.
Penyelidikan di Inggris menemukan bukti yang mengarah pada agen-agen Rusia sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
2. Sergei Skripal
Pada tahun 2018, mantan agen intelijen Rusia yang beralih menjadi mata-mata Inggris, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, ditemukan tidak sadarkan diri di Salisbury, Inggris, setelah terpapar bahan kimia saraf yang kuat.
Mereka selamat setelah perawatan intensif. Pemerintah Inggris dan sejumlah negara Barat menuduh Rusia sebagai pelaku serangan tersebut.
Tindakan ini kemudian diikuti oleh serangkaian pengusiran diplomat Rusia.
3. Boris Nemtsov
Pada tahun 2015, politisi oposisi Rusia, Boris Nemtsov, tewas tertembak di dekat Kremlin di Moskow. Nemtsov telah menjadi kritikus tajam Putin dan rezimnya.
Beberapa orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut ditangkap, tetapi motif sebenarnya dan hubungan mereka dengan badan intelijen Rusia tetap menjadi spekulasi.
4. Anna Politkovskaya
Pada tahun 2006, jurnalis terkenal Anna Politkovskaya ditemukan tewas di apartemennya di Moskow.
Politkovskaya telah melaporkan banyak pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan Rusia di Chechnya.
Meskipun beberapa orang didakwa dalam kasus ini, identitas otak di balik pembunuhan tersebut tetap tidak jelas.
5. Nikolay Glushkov
Pada tahun 2018, Nikolay Glushkov, seorang pengusaha Rusia yang tinggal di London, ditemukan tewas di rumahnya.
Pemerintah Inggris menyatakan kematian Glushkov diduga merupakan pembunuhan. Glushkov adalah seorang kritikus Putin dan merupakan mantan deputi direktur maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot.
Kasus ini masih dalam penyelidikan, tetapi ada dugaan keterlibatan badan intelijen Rusia dalam pembunuhan tersebut.
6. Stanislav Markelov dan Anastasia Baburova
Pada tahun 2009, pengacara hak asasi manusia Stanislav Markelov dan jurnalis Anastasia Baburova tewas tertembak di Moskow.
Markelov adalah seorang kritikus tajam rezim Putin dan telah mengadvokasi kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia.
Baburova adalah seorang jurnalis yang meliput isu-isu sensitif terkait oposisi politik dan ekstremisme di Rusia. Pembunuhan ini menyebabkan kecaman internasional terhadap perlakuan yang dialami para kritikus pemerintah di Rusia.
7. Aleksandr Perepilichny
Pada tahun 2012, Aleksandr Perepilichny, pengungkap korupsi dan kejahatan keuangan Rusia, ditemukan tewas secara mendadak di dekat rumahnya di Inggris.
Pada awalnya, kematiannya dianggap sebagai akibat alami, tetapi kemudian ditemukan dia telah mengkonsumsi tanaman beracun yang dapat menyebabkan gagal jantung.
Perepilichny adalah seorang pengusaha yang bekerja dengan mantan pengacara Rusia, Sergei Magnitsky, dalam mengungkap dugaan pencucian uang dan korupsi di Rusia.
Dia memberikan bukti penting kepada pihak berwenang di luar Rusia terkait dengan skema penggelapan pajak yang melibatkan pejabat tinggi Rusia.
Perepilichny juga berencana memberikan kesaksian di pengadilan Swiss tentang keterlibatan pejabat Rusia dalam pencucian uang sebelum kematiannya yang misterius.
Meskipun hasil otopsi awal menyimpulkan Perepilichny meninggal karena alasan alami, penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya jejak bahan kimia beracun dalam tubuhnya.
Fakta ini memunculkan kecurigaan bahwa Perepilichny mungkin diracuni untuk menghentikan pengungkapan informasi yang dapat merugikan pejabat Rusia yang korup.
Namun, penyelidikan lebih lanjut mengenai kematiannya mengalami kesulitan karena kurangnya bukti yang memadai.
Hingga saat ini, kasus kematian Aleksandr Perepilichny tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan dengan kepastian mengenai keterlibatan badan intelijen Rusia dalam kasus ini masih belum terungkap.
Kematian dan dugaan keracunan musuh-musuh politik Putin telah menciptakan suasana kontroversial di Rusia dan mendorong kekhawatiran tentang penindasan oposisi politik dan pembatasan kebebasan berbicara.
Meskipun hubungan langsung badan intelijen Rusia dengan kasus-kasus ini belum sepenuhnya terbukti, pola kematian yang mencurigakan dan motif politik yang melatarbelakangi kasus-kasus ini telah memicu spekulasi tentang keterlibatan mereka.
Keadilan dan transparansi dalam menyelidiki kasus-kasus ini sangat penting untuk menjaga integritas hukum dan hak asasi manusia di Rusia.
(sya)
tulis komentar anda