Presiden Lithuania: Pemberontakan Wagner Menunjukkan Putin Raja Telanjang
Senin, 26 Juni 2023 - 08:19 WIB
VILNIUS - Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan pemberontakan singkat tentara bayaran Wagner Group menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai raja "telanjang".
Maksud komentar presiden negara NATO itu adalah keamanan rezim Putin begitu rapuh sehingga sekelas tentara swasta pun mampu menggoyang kepemimpinan militer Kremlin.
Menurut Nauseda, pemberontakan singkat yang dipimpin bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin menunjukkan bahwa ancaman serius dapat dilakukan terhadap rezim Putin.
Putin, kata Nauseda, semakin khawatir tentang keamanan nasional negaranya sendiri.
"Urutan peristiwa telah menunjukkan bahwa raja telanjang dan kolom militer sebesar ini dapat berbaris cukup jauh untuk menimbulkan ancaman mendasar bagi rezim (Rusia)," kata Nauseda setelah pertemuan Dewan Pertahanan Negara Lithuania, yang dilansir Sky News, Senin (26/6/2023).
Sekadar diketahui, pada Sabtu pekan lalu, Prigozhin dan 25.000 pasukannya melancarkan pemberontakan, marah karena tentara bayarannya, menurutnya, telah dibom oleh militer Rusia.
Dengan tentara Wagner menguasai kota Rostov-on-Don, dan dilaporkan mengalir menuju Moskow, Presiden Putin membuat siaran televisi darurat pada Sabtu malam.
Mengamuk atas "pengkhianatan internal", Putin mengatakan: "Ambisi tanpa batas dan kepentingan pribadi telah menyebabkan pengkhianatan terhadap negara dan pengkhianatan terhadap rakyat."
“Semua orang yang dengan sengaja menempuh jalan pengkhianatan, yang mempersiapkan pemberontakan bersenjata, menempuh jalan pemerasan dan metode teroris, akan menderita hukuman yang tak terelakkan, akan menjawab baik di depan hukum maupun di hadapan rakyat kita,” janjinya.
Namun dalam perkembangan yang mengejutkan, pada Minggu pagi media pemerintah Rusia mengumumkan kesepakatan telah dibuat. Diumumkan bahwa bos tentara bayaran Wagner Group yang memberontak akan meninggalkan Rusia dan tidak akan menghadapi dakwaan setelah membatalkan pemberontakan bersenjata.
Itu meredakan krisis keamanan paling serius Rusia dalam beberapa dekade.
Perseteruan antara Prigozhin dan petinggi militer Rusia memuncak pada hari sebelumnya, di mana pasukan Wagner merebut markas besar tentara di Rusia selatan dan kemudian menuju ke utara untuk mengancam ibu kota.
Dalam beberapa jam setelah perubahan sikap Prigozhin, Kremlin mengumumkan bos Wagner tersebut akan berangkat ke Belarusia dan Rusia tidak akan menuntutnya atau anggota kelompok tersebut.
Kantor Nauseda mengatakan penekanan yang cukup besar sekarang diberikan pada situasi di Belarusia, tempat Prigozhin pindah.
"Ancaman aktivitas ilegal di perbatasan Lithuania-Belarusia, termasuk berbagai provokasi, semakin meningkat," kata kantor tersebut.
"Itu membutuhkan penguatan keamanan perbatasan timur Lithuania dan NATO."
Maksud komentar presiden negara NATO itu adalah keamanan rezim Putin begitu rapuh sehingga sekelas tentara swasta pun mampu menggoyang kepemimpinan militer Kremlin.
Menurut Nauseda, pemberontakan singkat yang dipimpin bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin menunjukkan bahwa ancaman serius dapat dilakukan terhadap rezim Putin.
Putin, kata Nauseda, semakin khawatir tentang keamanan nasional negaranya sendiri.
"Urutan peristiwa telah menunjukkan bahwa raja telanjang dan kolom militer sebesar ini dapat berbaris cukup jauh untuk menimbulkan ancaman mendasar bagi rezim (Rusia)," kata Nauseda setelah pertemuan Dewan Pertahanan Negara Lithuania, yang dilansir Sky News, Senin (26/6/2023).
Sekadar diketahui, pada Sabtu pekan lalu, Prigozhin dan 25.000 pasukannya melancarkan pemberontakan, marah karena tentara bayarannya, menurutnya, telah dibom oleh militer Rusia.
Dengan tentara Wagner menguasai kota Rostov-on-Don, dan dilaporkan mengalir menuju Moskow, Presiden Putin membuat siaran televisi darurat pada Sabtu malam.
Mengamuk atas "pengkhianatan internal", Putin mengatakan: "Ambisi tanpa batas dan kepentingan pribadi telah menyebabkan pengkhianatan terhadap negara dan pengkhianatan terhadap rakyat."
“Semua orang yang dengan sengaja menempuh jalan pengkhianatan, yang mempersiapkan pemberontakan bersenjata, menempuh jalan pemerasan dan metode teroris, akan menderita hukuman yang tak terelakkan, akan menjawab baik di depan hukum maupun di hadapan rakyat kita,” janjinya.
Baca Juga
Namun dalam perkembangan yang mengejutkan, pada Minggu pagi media pemerintah Rusia mengumumkan kesepakatan telah dibuat. Diumumkan bahwa bos tentara bayaran Wagner Group yang memberontak akan meninggalkan Rusia dan tidak akan menghadapi dakwaan setelah membatalkan pemberontakan bersenjata.
Itu meredakan krisis keamanan paling serius Rusia dalam beberapa dekade.
Perseteruan antara Prigozhin dan petinggi militer Rusia memuncak pada hari sebelumnya, di mana pasukan Wagner merebut markas besar tentara di Rusia selatan dan kemudian menuju ke utara untuk mengancam ibu kota.
Dalam beberapa jam setelah perubahan sikap Prigozhin, Kremlin mengumumkan bos Wagner tersebut akan berangkat ke Belarusia dan Rusia tidak akan menuntutnya atau anggota kelompok tersebut.
Kantor Nauseda mengatakan penekanan yang cukup besar sekarang diberikan pada situasi di Belarusia, tempat Prigozhin pindah.
"Ancaman aktivitas ilegal di perbatasan Lithuania-Belarusia, termasuk berbagai provokasi, semakin meningkat," kata kantor tersebut.
"Itu membutuhkan penguatan keamanan perbatasan timur Lithuania dan NATO."
(mas)
tulis komentar anda