Guru TK di Taiwan Dituduh Cekoki Anak-anak dengan Obat Bius
Rabu, 21 Juni 2023 - 16:04 WIB
TAIPEI - Sejumlah orang tua dari balita di Taiwan menuduh guru di sebuah prasekolah telah mencekoki anak-anak mereka dengan obat bius, dalam sebuah skandal yang mengancam peluang partai oposisi pada pemilihan presiden mendatang.
Guru di Taman Kanak-kanak Baoren, sebuah prasekolah swasta di New Taipei City, dituduh membius anak-anak dengan sirup obat batuk yang membuat ketagihan. Polisi pun meluncurkan penyelidikan pada bulan ini setelah orang tua menyampaikan kekhawatiran tentang anak-anak yang menunjukkan gejala yang tidak biasa seperti perubahanmood dan kram. Delapan murid dilaporkan dinyatakan positif untuk sejumlah kecil obat psikoaktif fenobarbital dan benzodiazepin.
Gejala anak-anak dianggap sebagai gejala dari obat-obatan yang sangat adiktif.
Kepala TK Baoren, dan lima guru, telah ditangkap sambil menunggu penyelidikan kriminal. Sekolah tersebut diperintahkan untuk ditutup dan membayar denda sebesar 150.000 dolar Taiwan. Ketika The Guardian mengunjungi prasekolah pada hari Rabu (21/6/2023), kantor tersebut masih buka, tetapi staf menolak mengomentari situasi tersebut.
"Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan," ujar seorang juru bicara Baoren melalui telepon seperti dilansir dari media yang berbasis di Inggris itu.
Orang tua mengeluh bahwa pihak berwenang lambat bereaksi terhadap keluhan awal mereka pada bulan April dan Mei.
Pada hari Minggu, ratusan orang melakukan protes di luar gedung-gedung pemerintah di New Taipei City, mengkritik Wali Kota, Hou You-yi, atas penanganan skandal tersebut oleh pemerintahannya. Secara khusus, orang tua marah karena anak-anak tidak dites hingga 22 hari setelah kekhawatiran pertama kali muncul. Menurut BBC, rumah sakit Kota Taipei menawarkan tes darah gratis untuk anak-anak prasekolah, tetapi banyak orang tua khawatir sudah terlambat untuk memeriksa apakah anak-anak mereka terpengaruh oleh dugaan obat bius.
Hou adalah calon presiden dari Kuomintang, partai oposisi utama, pada pemilu tahun depan. Pada 9 Juni legislator dari DPP yang berkuasa menuduh Hou berfokus pada kampanyenya daripada skandal narkoba, menyebutnya sebagai "walikota paruh waktu". Namun Hou mengatakan insiden itu tidak boleh dijadikan "masalah politik".
Sebuah jajak pendapat oleh Yayasan Opini Publik Taiwan pada 17 Juni menemukan lebih dari separuh orang tidak puas dengan penanganan skandal oleh Hou. Kemarahan melintasi kelompok sosial seperti jenis kelamin, usia, kelas dan afiliasi partai.
Seorang komentator di grup Facebook yang didirikan sebagai aliansi korban menulis bahwa tanggapan pemerintah konyol dan kota itu tidak dikelola dengan baik.
Daftar Google taman kanak-kanak juga menjadi subyek ulasan negatif. Seorang komentator menulis: "Ini adalah taman kanak-kanak tempat mereka membius balita ... pemerintah Kota New Taipei telah berlarut-larut selama sebulan tanpa menangani kasus ini ... insiden pemberian obat tidak akan dilupakan oleh orang-orang."
Guru di Taman Kanak-kanak Baoren, sebuah prasekolah swasta di New Taipei City, dituduh membius anak-anak dengan sirup obat batuk yang membuat ketagihan. Polisi pun meluncurkan penyelidikan pada bulan ini setelah orang tua menyampaikan kekhawatiran tentang anak-anak yang menunjukkan gejala yang tidak biasa seperti perubahanmood dan kram. Delapan murid dilaporkan dinyatakan positif untuk sejumlah kecil obat psikoaktif fenobarbital dan benzodiazepin.
Gejala anak-anak dianggap sebagai gejala dari obat-obatan yang sangat adiktif.
Kepala TK Baoren, dan lima guru, telah ditangkap sambil menunggu penyelidikan kriminal. Sekolah tersebut diperintahkan untuk ditutup dan membayar denda sebesar 150.000 dolar Taiwan. Ketika The Guardian mengunjungi prasekolah pada hari Rabu (21/6/2023), kantor tersebut masih buka, tetapi staf menolak mengomentari situasi tersebut.
"Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan," ujar seorang juru bicara Baoren melalui telepon seperti dilansir dari media yang berbasis di Inggris itu.
Orang tua mengeluh bahwa pihak berwenang lambat bereaksi terhadap keluhan awal mereka pada bulan April dan Mei.
Pada hari Minggu, ratusan orang melakukan protes di luar gedung-gedung pemerintah di New Taipei City, mengkritik Wali Kota, Hou You-yi, atas penanganan skandal tersebut oleh pemerintahannya. Secara khusus, orang tua marah karena anak-anak tidak dites hingga 22 hari setelah kekhawatiran pertama kali muncul. Menurut BBC, rumah sakit Kota Taipei menawarkan tes darah gratis untuk anak-anak prasekolah, tetapi banyak orang tua khawatir sudah terlambat untuk memeriksa apakah anak-anak mereka terpengaruh oleh dugaan obat bius.
Hou adalah calon presiden dari Kuomintang, partai oposisi utama, pada pemilu tahun depan. Pada 9 Juni legislator dari DPP yang berkuasa menuduh Hou berfokus pada kampanyenya daripada skandal narkoba, menyebutnya sebagai "walikota paruh waktu". Namun Hou mengatakan insiden itu tidak boleh dijadikan "masalah politik".
Sebuah jajak pendapat oleh Yayasan Opini Publik Taiwan pada 17 Juni menemukan lebih dari separuh orang tidak puas dengan penanganan skandal oleh Hou. Kemarahan melintasi kelompok sosial seperti jenis kelamin, usia, kelas dan afiliasi partai.
Seorang komentator di grup Facebook yang didirikan sebagai aliansi korban menulis bahwa tanggapan pemerintah konyol dan kota itu tidak dikelola dengan baik.
Daftar Google taman kanak-kanak juga menjadi subyek ulasan negatif. Seorang komentator menulis: "Ini adalah taman kanak-kanak tempat mereka membius balita ... pemerintah Kota New Taipei telah berlarut-larut selama sebulan tanpa menangani kasus ini ... insiden pemberian obat tidak akan dilupakan oleh orang-orang."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda