Bangladesh Daftar Gabung BRICS, Tata Dunia Multipolar Makin Menguat

Selasa, 20 Juni 2023 - 07:06 WIB
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina bertemu Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa di Jenewa. Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah KTT BRICS tahun ini. Foto/ddnews
DHAKA - Bangladesh menjadi negara terbaru yang menyatakan minat bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS.

Laporan pada Senin (19/6/2023) mengungkapkan Dhaka telah mengirimkan permintaan resmi untuk menjadi anggota.

Langkah ini diperkirakan akan dibahas pada KTT BRICS yang dijadwalkan berlangsung di Afrika Selatan pada Agustus.



Berita permintaan Bangladesh pertama kali dibagikan surat kabar Dhaka Tribune, mengutip sumber yang mengetahui diskusi yang diadakan antara Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Jenewa Rabu lalu.

Menurut outlet tersebut, Dhaka secara resmi diminta bergabung dengan blok tersebut, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, selama pertemuan tersebut.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh AK Abdul Momen sejak itu mengkonfirmasi langkah tersebut. Dia mencatat Dhaka, yang saat ini diakui sebagai 'Sahabat BRICS', telah mengirimkan surat resmi kepada ketua grup saat ini, Afrika Selatan.



Selama satu setengah tahun terakhir, sejumlah negara dari seluruh dunia telah menunjukkan minat yang meningkat untuk bergabung dengan kelompok BRICS, di tengah pengaruh Barat terhadap sistem keuangan internasional untuk melancarkan kampanye ekonomi yang meluas melawan Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, pekan lalu menyatakan saat ini ada hampir dua lusin negara yang sedang mempertimbangkan bergabung dengan blok tersebut.

Negara-negara Arab seperti Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Iran, dan UEA semuanya telah menyatakan minatnya untuk menjalin hubungan yang lebih besar dengan kelompok tersebut, seperti halnya Argentina, Meksiko, Bahrain, Indonesia, dan Nigeria.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyarankan pada Jumat bahwa alasan begitu banyak negara tertarik untuk bergabung dengan blok tersebut adalah karena efektivitas dan otoritas aliansi BRICS.

“Ini bukan efek dari kebijakan Rusia yang sedang berlangsung, ini adalah efek dari prospek pengembangan asosiasi integrasi seperti BRICS,” papar Peskov.

Dia menekankan kelompok itu adalah “asosiasi negara-negara yang berbagi pendekatan bersama yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan berdasarkan manfaat dan saling menghormati dan tidak saling menguliahi tentang bagaimana hidup, siapa yang harus diandalkan dan siapa yang harus diikuti.”

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga telah menyatakan anggota baru BRICS akan memperkaya fondasi multipolar kelompok tersebut, tetapi mencatat keputusan untuk menerima permintaan harus dibuat berdasarkan konsensus di antara anggota yang ada.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More