Rusia Blokir Bantuan PBB untuk Korban Bendungan Jebol di Ukraina Timur
Selasa, 20 Juni 2023 - 03:00 WIB
JENEWA - PBB menuduh Rusia terus memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai Moskow di Ukraina timur, yang terkena dampak jebolnya bendungan Kakhovka baru-baru ini.
Jebolnya bendungan pada 6 Juni menggenangi sebagian besar wilayah Kherson, yang saat ini berada di bawah kendali Rusia dan Ukraina. Bencana ini memaksa ribuan orang melarikan diri dan memicu kekhawatiran akan bencana lingkungan.
"Pemerintah Federasi Rusia sejauh ini telah menolak permintaan kami untuk mengakses daerah-daerah di bawah kendali militer sementara," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, Denise Brown, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/6/2023).
"PBB akan terus melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjangkau semua orang - termasuk mereka yang menderita akibat penghancuran bendungan baru-baru ini - yang sangat membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa, di mana pun mereka berada," kata Brown.
"Kami mendesak pihak berwenang Rusia untuk bertindak sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," tambahnya.
Pada akhir pekan lalu, para pejabat di wilayah yang dikuasai Rusia mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat jebolnya bendungan telah meningkat menjadi 29 orang. Sementara Kiev mengatakan, jumlah yang tewas di wilayahnya meningkat menjadi 16 orang, dengan 31 orang masih hilang.
Hingga kini kedua belah pihak yang bertikai masih saling tuding soal siapa penyebab jebolnya bendungan itu. Kiev menuduh Moskow meledakkan bendungan di Sungai Dnipro, sementara Rusia menyalahkan Ukraina.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Jebolnya bendungan pada 6 Juni menggenangi sebagian besar wilayah Kherson, yang saat ini berada di bawah kendali Rusia dan Ukraina. Bencana ini memaksa ribuan orang melarikan diri dan memicu kekhawatiran akan bencana lingkungan.
"Pemerintah Federasi Rusia sejauh ini telah menolak permintaan kami untuk mengakses daerah-daerah di bawah kendali militer sementara," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, Denise Brown, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/6/2023).
"PBB akan terus melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjangkau semua orang - termasuk mereka yang menderita akibat penghancuran bendungan baru-baru ini - yang sangat membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa, di mana pun mereka berada," kata Brown.
"Kami mendesak pihak berwenang Rusia untuk bertindak sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," tambahnya.
Pada akhir pekan lalu, para pejabat di wilayah yang dikuasai Rusia mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat jebolnya bendungan telah meningkat menjadi 29 orang. Sementara Kiev mengatakan, jumlah yang tewas di wilayahnya meningkat menjadi 16 orang, dengan 31 orang masih hilang.
Hingga kini kedua belah pihak yang bertikai masih saling tuding soal siapa penyebab jebolnya bendungan itu. Kiev menuduh Moskow meledakkan bendungan di Sungai Dnipro, sementara Rusia menyalahkan Ukraina.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(esn)
tulis komentar anda