Lawan Dominasi AS, Kim Jong-un Janjikan Lebih Banyak Senjata Nuklir yang Kuat

Senin, 19 Juni 2023 - 08:02 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un janjikan lebih banyak senjata nuklir yang kuat untuk melawan dominasi Amerika Serikat. Foto/KCNA
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan pejabat politik puncaknya berjanji untuk meningkatkan produksi senjata nuklir yang kuat untuk melawan dominasi Amerika Serikat (AS).

Pemimpin rezim komunis Korea itu juga berjanji memajukan pengembangan ruang angkasa meskipun mengalami "cacat parah" dari kegagalan peluncuran satelit baru-baru ini.

Tekad Kim Jong-un dan para pejabat elite-nya itu muncul dalam pleno tiga hari Partai Buruh Korea yang berkuasa. Rapat partai tersebut telah berakhir pada hari Minggu.

"Dalam sebuah laporan yang dipresentasikan pada pleno kedelapan Komite Sentral, Biro Politik Partai Buruh Korea menyerukan penguatan kapasitas pertahanan diri dengan senjata baru untuk mencegah AS dan musuh lainnya di tengah lingkungan keamanan yang berubah,” bunyi laporan surat kabar yang dikelola Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun, Senin (19/6/2023).





"Untuk tujuan ini, partai berjanji untuk lebih meningkatkan hubungan dengan negara-negara lain melawan strategi brigandish Amerika Serikat untuk dominasi dunia," lanjut laporan itu mengacu pada sekutu lama Korea Utara, seperti China dan Rusia.

Menyalahkan apa yang Korea Utara sebut "provokasi perang yang sembrono" dari Washington dan sekutunya karena memperparah ketegangan di Semenanjung Korea, laporan tersebut menyoroti kemajuan dalam pengembangan senjata nuklir sebagai langkah besar di jalan untuk memperkuat kemampuan pencegahan nuklir Korea Utara.

"Biro Politik meminta sektor pertahanan nasional untuk secara konsisten mematuhi orientasi pengembangan senjata nuklir dan memperkuat kekuatan nuklir...dengan meningkatkan produksi senjata nuklir yang kuat,” imbuh laporan KCNA, media milik negara Korut.

Pleno partai tidak menyebutkan kemungkinan langkah-langkah untuk melonggarkan pembatasan perbatasan terkait pandemi sejak Januari 2020, meskipun ada spekulasi baru-baru ini bahwa Korea Utara akan segera membuka perbatasan untuk perjalanan.

Sidang pleno awalnya dijadwalkan akan diadakan pada awal Juni, tetapi akhirnya dimulai pada hari Jumat pekan lalu di Pyongyang.

Media pemerintah tidak menjelaskan penundaan sidang pleno itu, tetapi kegagalan peluncuran satelit yang sangat dinantikan pada 31 Mei membuat rezim Kim Jong-un memiliki kekhawatiran lain.

Satelit pengintaian militer telah menjadi tujuan lama bagi Kim Jong-un, tetapi setelah siklus pengembangan yang dipercepat, kendaraan peluncuran antariksa Chollima-1 jatuh ke Laut Kuning segera setelah lepas landas.

Pertemuan partai yang diperbesar menyajikan peluncuran yang gagal sebagai kelemahan utama dalam ambisi ruang angkasa negara itu dan menyalahkan pejabat "tidak bertanggung jawab" atas persiapan peluncuran terkait kegagalan tersebut.

Biro Politik menginstruksikan para ilmuwan untuk menganalisis penyebab kegagalan dan berhasil meluncurkan satelit pengintaian militer lainnya pada tanggal-tanggal awal.

Partai Buruh Korea juga membahas pencapaian target ekonomi utama tetapi mengakui "kekurangan dan pelanggaran” yang memengaruhi kemajuan tersebut.

Secara khusus, Biro Politik memperhatikan kemajuan dalam konstruksi, menyatakan bahwa tahun ini telah menyaksikan proyek terbesar yang pernah ada dalam sejarah konstruksi negara.

Pihak berwenang baru-baru ini meluncurkan beberapa proyek konstruksi sejalan dengan tujuan pemimpin untuk membangun 50.000 rumah di Pyongyang pada akhir tahun 2025, tetapi proyek ini telah dirusak oleh penundaan berulang kali selama dua tahun terakhir.

Pertemuan tersebut juga menyerukan upaya mendesak untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan, prioritas utama saat negara tersebut bergulat dengan kekurangan pangan yang parah dan krisis ekonomi.

Menyusul laporan Biro Politik, para peserta membahas langkah-langkah untuk mengembangkan pendidikan, meningkatkan peran pejabat lokal, dan memperkuat disiplin partai.

Akhirnya, pleno berfokus pada masalah organisasi saat memilih anggota dan anggota alternatif dari Komite Pusat partai, Biro Politik dan Komisi Inspeksi Pusat, Sekretaris Komite Pusat yang baru, dan direktur departemen kunci partai.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More