Putin: Senjata Nuklir Kami Lebih Banyak dari NATO
Sabtu, 17 Juni 2023 - 05:31 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan senjata nuklir taktis pertama yang disimpan di Belarusia telah tiba. Hal itu diungkapkannya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg.
Komentarnya muncul setelah media pemerintah Rusia TASS sebelumnya pada hari Jumat melaporkan bahwa otoritas investigasi utama negara itu telah membuka kantor di Belarusia sehubungan dengan pengiriman senjata nuklir taktis.
Belarusia, yang berada di sebelah barat Rusia di perbatasan panjang utara Ukraina, adalah salah satu sekutu terdekat Moskow. Negara itu membantu Rusia meluncurkan invasi pertamanya ke Ukraina pada Februari 2022, memungkinkan pasukan Kremlin memasuki negara itu dari utara.
"Penggunaan senjata nuklir oleh Rusia secara teori dimungkinkan jika ada ancaman terhadap keberadaan Federasi Rusia,” ujar Putin seperti dikutip dari CNN, Sabtu (17/6/2023).
Putin mengklaim bahwa Rusia memiliki lebih banyak senjata daripada negara-negara NATO.
“Senjata nuklir dibuat untuk menjamin keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia,” tegas Putin.
“Juga, kami memiliki lebih banyak senjata seperti ini daripada negara-negara NATO, mereka mengetahuinya, dan mereka terus mendorong menuju negosiasi pengurangan,” ujarnya.
Presiden Rusia menambahkan ada bahaya serius untuk menarik NATO lebih jauh ke dalam konflik militer ini dengan memasok persenjataan militer ke Ukraina.
Putin juga mengklaim dalam sambutannya bahwa militer Rusia dapat menghancurkan bangunan apa pun di pusat Kiev tetapi tidak dilakukan.
"Serangan baru-baru ini di Moskow dan wilayah Belgorod adalah upaya untuk memprovokasi Moskow agar melakukan tindakan yang sangat kuat,” tambahnya.
Menanggapi dugaan pergerakan senjata nuklir taktis Rusia, Gedung Putih pada Rabu lalu mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa Moskow sedang mempersiapkan untuk menggunakan senjata nuklir. Para pejabat Amerika Serikat (AS) juga belum melihat adanya pergerakan senjata nuklir di Rusia yang mengindikasikan bahwa mereka sedang menuju ke Belarusia.
"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami sendiri, atau indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
Komentarnya muncul setelah media pemerintah Rusia TASS sebelumnya pada hari Jumat melaporkan bahwa otoritas investigasi utama negara itu telah membuka kantor di Belarusia sehubungan dengan pengiriman senjata nuklir taktis.
Belarusia, yang berada di sebelah barat Rusia di perbatasan panjang utara Ukraina, adalah salah satu sekutu terdekat Moskow. Negara itu membantu Rusia meluncurkan invasi pertamanya ke Ukraina pada Februari 2022, memungkinkan pasukan Kremlin memasuki negara itu dari utara.
"Penggunaan senjata nuklir oleh Rusia secara teori dimungkinkan jika ada ancaman terhadap keberadaan Federasi Rusia,” ujar Putin seperti dikutip dari CNN, Sabtu (17/6/2023).
Putin mengklaim bahwa Rusia memiliki lebih banyak senjata daripada negara-negara NATO.
“Senjata nuklir dibuat untuk menjamin keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia,” tegas Putin.
“Juga, kami memiliki lebih banyak senjata seperti ini daripada negara-negara NATO, mereka mengetahuinya, dan mereka terus mendorong menuju negosiasi pengurangan,” ujarnya.
Presiden Rusia menambahkan ada bahaya serius untuk menarik NATO lebih jauh ke dalam konflik militer ini dengan memasok persenjataan militer ke Ukraina.
Putin juga mengklaim dalam sambutannya bahwa militer Rusia dapat menghancurkan bangunan apa pun di pusat Kiev tetapi tidak dilakukan.
"Serangan baru-baru ini di Moskow dan wilayah Belgorod adalah upaya untuk memprovokasi Moskow agar melakukan tindakan yang sangat kuat,” tambahnya.
Menanggapi dugaan pergerakan senjata nuklir taktis Rusia, Gedung Putih pada Rabu lalu mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa Moskow sedang mempersiapkan untuk menggunakan senjata nuklir. Para pejabat Amerika Serikat (AS) juga belum melihat adanya pergerakan senjata nuklir di Rusia yang mengindikasikan bahwa mereka sedang menuju ke Belarusia.
"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami sendiri, atau indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
(ian)
tulis komentar anda