Sebut Senjata Tuhan, Sekutu Putin Serukan Rusia Mengebom Nuklir Kota-kota Eropa
Jum'at, 16 Juni 2023 - 14:43 WIB
MOSKOW - Seorang tokoh garis keras Moskow yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin menyerukan Rusia mengebom nuklir kota-kota Eropa untuk menghancurkan Barat. Dia menyebut senjata pemusnah massal itu sebagai "senjata Tuhan".
Tokoh tersebut bernama Sergey Karaganov. Dia adalah Ketua Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia.
Seruan berbahaya itu muncul setelah diktator Belarusia Alexander Lukashenko mengeklaim pasokan pertama rudal nuklir taktis Rusia telah tiba di Minsk awal pekan ini.
Karaganov membuat seruan itu agar negara-negara Barat mundur dalam mendukung Ukraina.
Alih-alih mundur, negara-negara Barat justru semakin gencar memasok senjata ke Kyiv yang sedang meluncurkan serangan balasan atau kontraofensif.
Karaganov, tokoh yang dianggap telah memengaruhi pemikiran Putin tentang Barat dan Ukraina, menyarankan warga Rusia yang tinggal di luar negeri untuk mengungsi dari daerah yang dekat dengan target potensial.
“Ini adalah pilihan yang buruk secara moral—kita menggunakan senjata Tuhan, membuat diri kita sendiri mengalami kerugian spiritual yang parah," tulis dia dalam sebuah artikel berjudul A Difficult But Necessary Decision di Global Affairs, situs web yang terkait dengan Kremlin, sebagaimana dikutip Express.co.uk, Jumat (16/6/2023).
"Tetapi jika ini tidak dilakukan, tidak hanya Rusia yang akan binasa, tetapi, kemungkinan besar, seluruh peradaban manusia akan berakhir,” lanjut dia.
Dia tidak percaya Amerika Serikat (AS) akan membalas dengan serangan nuklir.
"Hanya jika ada orang gila di Gedung Putih...Amerika akan memutuskan serangan untuk membela orang Eropa, menimbulkan tanggapan dan mengorbankan, katakanlah, Boston untuk, katakanlah, Poznan," imbuh dia.
Komentarnya muncul menyusul wawancara media pemerintah Rusia dengan Lukashenko di mana diktator Belarusia itu mengatakan negaranya telah menerima rudal dan bom nuklir dari Rusia yang tiga kali lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki.
Hulu ledak nuklir taktis Rusia itu kemungkinan ditempatkan di pangkalan udara Lida, 25 mil dari perbatasan Lithuania, menurut lembaga think tank Federasi Ilmuwan Amerika.
Lukashenko mengatakan dia tidak akan ragu untuk memerintahkan penggunaannya jika Belarusia menghadapi tindakan agresi, meskipun dia tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan tindakan tersebut.
“Tuhan melarang saya harus membuat keputusan untuk menggunakan senjata tersebut hari ini, tetapi tidak akan ada keraguan jika kita menghadapi agresi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa jika dia menggunakan hanya satu rudal, hingga satu juta orang dapat langsung tewas.
Tokoh tersebut bernama Sergey Karaganov. Dia adalah Ketua Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia.
Seruan berbahaya itu muncul setelah diktator Belarusia Alexander Lukashenko mengeklaim pasokan pertama rudal nuklir taktis Rusia telah tiba di Minsk awal pekan ini.
Karaganov membuat seruan itu agar negara-negara Barat mundur dalam mendukung Ukraina.
Alih-alih mundur, negara-negara Barat justru semakin gencar memasok senjata ke Kyiv yang sedang meluncurkan serangan balasan atau kontraofensif.
Karaganov, tokoh yang dianggap telah memengaruhi pemikiran Putin tentang Barat dan Ukraina, menyarankan warga Rusia yang tinggal di luar negeri untuk mengungsi dari daerah yang dekat dengan target potensial.
“Ini adalah pilihan yang buruk secara moral—kita menggunakan senjata Tuhan, membuat diri kita sendiri mengalami kerugian spiritual yang parah," tulis dia dalam sebuah artikel berjudul A Difficult But Necessary Decision di Global Affairs, situs web yang terkait dengan Kremlin, sebagaimana dikutip Express.co.uk, Jumat (16/6/2023).
"Tetapi jika ini tidak dilakukan, tidak hanya Rusia yang akan binasa, tetapi, kemungkinan besar, seluruh peradaban manusia akan berakhir,” lanjut dia.
Dia tidak percaya Amerika Serikat (AS) akan membalas dengan serangan nuklir.
"Hanya jika ada orang gila di Gedung Putih...Amerika akan memutuskan serangan untuk membela orang Eropa, menimbulkan tanggapan dan mengorbankan, katakanlah, Boston untuk, katakanlah, Poznan," imbuh dia.
Komentarnya muncul menyusul wawancara media pemerintah Rusia dengan Lukashenko di mana diktator Belarusia itu mengatakan negaranya telah menerima rudal dan bom nuklir dari Rusia yang tiga kali lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki.
Hulu ledak nuklir taktis Rusia itu kemungkinan ditempatkan di pangkalan udara Lida, 25 mil dari perbatasan Lithuania, menurut lembaga think tank Federasi Ilmuwan Amerika.
Lukashenko mengatakan dia tidak akan ragu untuk memerintahkan penggunaannya jika Belarusia menghadapi tindakan agresi, meskipun dia tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan tindakan tersebut.
“Tuhan melarang saya harus membuat keputusan untuk menggunakan senjata tersebut hari ini, tetapi tidak akan ada keraguan jika kita menghadapi agresi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa jika dia menggunakan hanya satu rudal, hingga satu juta orang dapat langsung tewas.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda