Kremlin Sangkal Rusia Ingin Sewa Crimea dari Ukraina
Kamis, 15 Juni 2023 - 04:20 WIB
MOSKOW - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, merespons klaim Presiden Belarusia Alexander Lukashenko terkait Semenanjung Crimea. Menurutnya, Moskow tidak membahas perjanjian "sewa jangka panjang" untuk Semenanjung Crimea dengan Ukraina pada 2022.
“Tidak, ini tidak benar,” kata Peskov kepada wartawan.
“Crimea adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari Federasi Rusia. Ini adalah wilayah Rusia,” tegasnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (15/6/2023).
Berbicara kepada saluran TV Rusia 1, Lukashenko mengklaim bahwa selama negosiasi yang dimediasi Minsk antara Moskow dan Kiev di Turki tahun lalu, kedua belah pihak telah membahas opsi untuk menyewakan semenanjung ke Rusia.
Pemimpin Belarusia menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjukkan kepadanya sebuah draf dokumen yang diduga diterima sementara oleh Moskow dan Kiev. Lukashenko menggambarkan perjanjian itu sebagai "kontrak yang bagus".
“Itu adalah proyek yang bagus, dan mereka sudah mendiskusikan bahwa para menteri luar negeri akan menandatangani perjanjian itu dan kemudian para kepala negara akan memutuskan dan menandatanganinya dan seterusnya. Itu adalah proses yang bagus, tetapi (Ukraina) keluar darinya,” klaim Lukashenko.
Crimea secara resmi menjadi bagian dari Rusia pada tahun 2014 menyusul kudeta bersenjata di Kiev yang ditolak oleh penduduk semenanjung tersebut. Crimea kemudian mengadakan referendum publik di mana mayoritas penduduk semenanjung itu memilih mendukung menjadi wilayah Rusia.
Bagaimanapun, pemerintah Kiev serta pendukung Baratnya, menolak untuk menerima hasil referendum tersebut dan masih menganggap semenanjung itu sebagai wilayah Ukraina.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
“Tidak, ini tidak benar,” kata Peskov kepada wartawan.
“Crimea adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari Federasi Rusia. Ini adalah wilayah Rusia,” tegasnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (15/6/2023).
Berbicara kepada saluran TV Rusia 1, Lukashenko mengklaim bahwa selama negosiasi yang dimediasi Minsk antara Moskow dan Kiev di Turki tahun lalu, kedua belah pihak telah membahas opsi untuk menyewakan semenanjung ke Rusia.
Pemimpin Belarusia menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjukkan kepadanya sebuah draf dokumen yang diduga diterima sementara oleh Moskow dan Kiev. Lukashenko menggambarkan perjanjian itu sebagai "kontrak yang bagus".
“Itu adalah proyek yang bagus, dan mereka sudah mendiskusikan bahwa para menteri luar negeri akan menandatangani perjanjian itu dan kemudian para kepala negara akan memutuskan dan menandatanganinya dan seterusnya. Itu adalah proses yang bagus, tetapi (Ukraina) keluar darinya,” klaim Lukashenko.
Crimea secara resmi menjadi bagian dari Rusia pada tahun 2014 menyusul kudeta bersenjata di Kiev yang ditolak oleh penduduk semenanjung tersebut. Crimea kemudian mengadakan referendum publik di mana mayoritas penduduk semenanjung itu memilih mendukung menjadi wilayah Rusia.
Bagaimanapun, pemerintah Kiev serta pendukung Baratnya, menolak untuk menerima hasil referendum tersebut dan masih menganggap semenanjung itu sebagai wilayah Ukraina.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)
tulis komentar anda