5 Strategi Pangeran Mohammed bin Salman Memproduksi Senjata Nuklir

Selasa, 13 Juni 2023 - 10:10 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman berambisi memiliki senjata nuklir. Foto/Reuters
RIYADH - Arab Saudi ingin melepaskan diri dari bayang-bayang Amerika Serikat (AS) dengan memproduksi senjata nuklir. Meskipun belum terang-terangan, Saudi memiliki potensi dan telah membangun kerja sama dengan Pakistan. Apalagi, putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ingin mewujudkan Visi 2030.

Apalagi pada Januari 2023, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengumumkan bahwa, mengingat penemuan cadangan uranium dalam negeri. Itu menjadi alasan Saudi ingin mengembangkan senjata nuklir.

Tapi, sebenarnya Saudi ingin menjadi kekuatan besar di mana dia ingin menjadi aktor utama di peta global dengan memiliki senjata nuklir. Saudi bermaksud untuk memajukan rencananya untuk mengembangkan infrastruktur siklus bahan bakar nuklir dari hulu ke hilir, baik domestik maupun internasional.

Berikut adalah 5 strategi penguasa de facto Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dalam menghadirkan senjata nuklir bagi negaranya.

1. Memanfaatkan Sumber Uranium



Foto/Reuters



Pangeran Abdulaziz bin bin Salman telah menyatakan bahwa Kerajaan berencana untuk mengeksploitasi sumber daya uraniumnya yang besar “dengan cara yang paling transparan.” Itu tidak mencegah kekhawatiran internasional tumbuh atas niat Saudi di tengah konteks regional di mana Iran dilaporkan memperkaya uranium pada tingkat yang semakin tinggi.

Arab Saudi membangun fasilitas untuk mengekstraksi uranium dari bijih uranium dengan bantuan China. Menurut seorang pejabat barat, fasilitas itu dibangun di dekat kota terpencil Al Ula. Arab Saudi telah menandatangani perjanjian pengamanan paling terbatas dengan Badan Energi Atom Internasional.

Pada 17 September 2020, The Guardian melaporkan Arab Saudi memiliki cadangan bijih uranium yang cukup untuk menghasilkan uranium senilai 90.000 ton. Ini menyatakan temuan berdasarkan laporan yang disusun oleh Beijing Research Institute of Uranium Geology (BRIUG) dan China National Nuclear Corporation (CNNC), terkait dengan survei Geologi Saudi.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More