Jaksa Ungkap 37 Dakwaan terhadap Trump, Ini Rinciannya
Minggu, 11 Juni 2023 - 05:01 WIB
WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah didakwa dengan 37 dakwaan pidana.
Berbagai dakwaan itu antara lain dia dengan sengaja menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan jabatannya, bersekongkol untuk mencegahnya dikembalikan ke otoritas federal dan menunjukkan rahasia negara kepada orang lain.
Berbagai dakwaan itu dibuka pada Jumat (9/6/2023), merinci tuduhan pemerintah terhadap mantan panglima tertinggi itu.
CNN dan media AS lainnya pertama kali melaporkan dakwaan tersebut pada Kamis. Laporan saat itu mengatakan Trump menghadapi tujuh dakwaan. Dia dijadwalkan akan diadili di Miami pada Selasa.
Dakwaan federal yang bersejarah, yang pertama terhadap mantan presiden AS, memperdalam perpecahan politik Amerika pada saat Trump melakukan polling sebagai kandidat teratas untuk pencalonan presiden 2024 dari Partai Republik.
Partai Republik menuduh Presiden Joe Biden mempersenjatai sistem hukum untuk mengalahkan saingan politik utamanya menuju pemilu presiden tahun depan.
Terungkap pada Januari bahwa Biden telah menyimpan dokumen rahasia secara tidak benar di berbagai lokasi, termasuk garasi di rumahnya di Delaware, selama bertahun-tahun.
“Hari ini benar-benar hari yang kelam bagi Amerika Serikat,” tegas Ketua DPR AS Kevin McCarthy, pejabat tinggi Partai Republik di Kongres.
Dia memperingatkan, “Tidak masuk akal bagi seorang presiden untuk mendakwa kandidat utama yang menentangnya. Joe Biden menyimpan dokumen rahasia selama beberapa dekade. Saya dan setiap orang Amerika lainnya yang percaya pada supremasi hukum mendukung Presiden Trump melawan ketidakadilan yang parah ini.”
Sebagian besar dakwaan terhadap Trump berkaitan dengan penyimpanan rahasia pertahanan negara, beberapa di antaranya diduga dia tunjukkan kepada orang lain setidaknya dalam dua kesempatan.
Dia juga dituduh berkonspirasi menghalangi keadilan dan menyembunyikan catatan rahasia.
Pelayannya, Walt Nauta, juga didakwa dalam kasus tersebut, karena diduga bersekongkol dengan bosnya untuk menyembunyikan catatan dari penyelidik.
Trump telah mengklaim dia tidak melakukan kesalahan dan tidak seperti Biden, yang dokumen rahasianya berasal dari tahun-tahun dia menjabat sebagai wakil presiden, dia memiliki kekuatan untuk mendeklasifikasi catatan yang dimilikinya.
"Saya orang yang tidak bersalah," ujar Trump pada Kamis. "Saya tidak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi pada mantan presiden Amerika Serikat."
Trump membuat sejarah pada bulan April sebagai mantan presiden AS pertama yang didakwa atas tuduhan kriminal negara.
Kasus ke-34 terhadapnya di New York City menuduhnya memalsukan catatan bisnisnya. Dia menghadapi dua penyelidikan kriminal lainnya yang tertunda, satu terkait dugaan upayanya membatalkan kekalahan pemilu 2020 di Georgia, yang lainnya berfokus pada dugaan perannya dalam kerusuhan US Capitol pada Januari 2021.
Jack Smith, penasihat khusus yang ditunjuk Departemen Kehakiman AS untuk menyelidiki penanganan catatan rahasia Trump dan dugaan hasutannya terhadap kerusuhan US Capitol, mengatakan dia akan mencari persidangan cepat dalam kasus dokumen tersebut.
"Kami memiliki satu set undang-undang di negara ini, dan itu berlaku untuk semua orang," papar Smith pada Jumat. “Menerapkan undang-undang itu, mengumpulkan fakta, itulah yang menentukan hasil penyelidikan.”
Berbagai dakwaan itu antara lain dia dengan sengaja menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan jabatannya, bersekongkol untuk mencegahnya dikembalikan ke otoritas federal dan menunjukkan rahasia negara kepada orang lain.
Berbagai dakwaan itu dibuka pada Jumat (9/6/2023), merinci tuduhan pemerintah terhadap mantan panglima tertinggi itu.
CNN dan media AS lainnya pertama kali melaporkan dakwaan tersebut pada Kamis. Laporan saat itu mengatakan Trump menghadapi tujuh dakwaan. Dia dijadwalkan akan diadili di Miami pada Selasa.
Dakwaan federal yang bersejarah, yang pertama terhadap mantan presiden AS, memperdalam perpecahan politik Amerika pada saat Trump melakukan polling sebagai kandidat teratas untuk pencalonan presiden 2024 dari Partai Republik.
Partai Republik menuduh Presiden Joe Biden mempersenjatai sistem hukum untuk mengalahkan saingan politik utamanya menuju pemilu presiden tahun depan.
Terungkap pada Januari bahwa Biden telah menyimpan dokumen rahasia secara tidak benar di berbagai lokasi, termasuk garasi di rumahnya di Delaware, selama bertahun-tahun.
“Hari ini benar-benar hari yang kelam bagi Amerika Serikat,” tegas Ketua DPR AS Kevin McCarthy, pejabat tinggi Partai Republik di Kongres.
Dia memperingatkan, “Tidak masuk akal bagi seorang presiden untuk mendakwa kandidat utama yang menentangnya. Joe Biden menyimpan dokumen rahasia selama beberapa dekade. Saya dan setiap orang Amerika lainnya yang percaya pada supremasi hukum mendukung Presiden Trump melawan ketidakadilan yang parah ini.”
Sebagian besar dakwaan terhadap Trump berkaitan dengan penyimpanan rahasia pertahanan negara, beberapa di antaranya diduga dia tunjukkan kepada orang lain setidaknya dalam dua kesempatan.
Dia juga dituduh berkonspirasi menghalangi keadilan dan menyembunyikan catatan rahasia.
Pelayannya, Walt Nauta, juga didakwa dalam kasus tersebut, karena diduga bersekongkol dengan bosnya untuk menyembunyikan catatan dari penyelidik.
Trump telah mengklaim dia tidak melakukan kesalahan dan tidak seperti Biden, yang dokumen rahasianya berasal dari tahun-tahun dia menjabat sebagai wakil presiden, dia memiliki kekuatan untuk mendeklasifikasi catatan yang dimilikinya.
"Saya orang yang tidak bersalah," ujar Trump pada Kamis. "Saya tidak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi pada mantan presiden Amerika Serikat."
Trump membuat sejarah pada bulan April sebagai mantan presiden AS pertama yang didakwa atas tuduhan kriminal negara.
Kasus ke-34 terhadapnya di New York City menuduhnya memalsukan catatan bisnisnya. Dia menghadapi dua penyelidikan kriminal lainnya yang tertunda, satu terkait dugaan upayanya membatalkan kekalahan pemilu 2020 di Georgia, yang lainnya berfokus pada dugaan perannya dalam kerusuhan US Capitol pada Januari 2021.
Jack Smith, penasihat khusus yang ditunjuk Departemen Kehakiman AS untuk menyelidiki penanganan catatan rahasia Trump dan dugaan hasutannya terhadap kerusuhan US Capitol, mengatakan dia akan mencari persidangan cepat dalam kasus dokumen tersebut.
"Kami memiliki satu set undang-undang di negara ini, dan itu berlaku untuk semua orang," papar Smith pada Jumat. “Menerapkan undang-undang itu, mengumpulkan fakta, itulah yang menentukan hasil penyelidikan.”
(sya)
tulis komentar anda