5 Fakta Perang Yom Kippur, saat Israel Hancurkan Pasukan Mesir dalam Sekejap
Kamis, 08 Juni 2023 - 14:55 WIB
Israel yang menolak perjanjian tersebut membuat Anwar Sadat memilih jalan untuk memeranginya di tahun 1970.
Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.
Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur.
Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.
Intensitas serangan Mesir dan Suriah, tidak seperti situasi pada perang sebelumnya tahun 1967. Pasukan mereka dengan cepat mampu menghabiskan persediaan cadangan amunisi Israel.
Hal tersebut disebabkan oleh Uni Soviet yang memasok persenjataan kepada Mesir. Melihat kondisi ini, Perdana Menteri Israel saat itu, Golda Meir, meminta bantuan Amerika Serikat (AS).
Keengganan Amerika Serikat untuk membantu Israel berubah dengan cepat ketika mengetahui bahwa Uni Soviet berada di balik suksesnya serangan Mesir.
Presiden AS saat itu, Richard Nixon, membalas dengan membangun jalur pasokan darurat ke Israel. Akibatnya negara-negara Arab mulai memberlakukan embargo minyak yang mahal bagi AS.
2. Perang Terjadi pada Hari Suci Yom Kippur dan Bulan Ramadhan
Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur.
Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.
3. Ada Campur Tangan Amerika dan Uni Soviet
Intensitas serangan Mesir dan Suriah, tidak seperti situasi pada perang sebelumnya tahun 1967. Pasukan mereka dengan cepat mampu menghabiskan persediaan cadangan amunisi Israel.
Hal tersebut disebabkan oleh Uni Soviet yang memasok persenjataan kepada Mesir. Melihat kondisi ini, Perdana Menteri Israel saat itu, Golda Meir, meminta bantuan Amerika Serikat (AS).
Keengganan Amerika Serikat untuk membantu Israel berubah dengan cepat ketika mengetahui bahwa Uni Soviet berada di balik suksesnya serangan Mesir.
Presiden AS saat itu, Richard Nixon, membalas dengan membangun jalur pasokan darurat ke Israel. Akibatnya negara-negara Arab mulai memberlakukan embargo minyak yang mahal bagi AS.
tulis komentar anda