Mantan Presiden Ukraina Prediksi Hasil Konflik dengan Rusia, ala Israel atau Afghanistan?
Rabu, 07 Juni 2023 - 09:45 WIB
KIEV - Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko membayangkan beberapa kemungkinan skenario bagaimana konfrontasi bersenjata negaranya dengan Rusia dapat berakhir.
Poroshenko terpilih pada 2014 setelah kudeta yang didukung Barat di Kiev tetapi kalah telak di kotak suara lima tahun kemudian oleh Presiden saat ini Volodymyr Zelensky. Poroshenko yakin ada tiga cara permusuhan bisa berakhir.
“Kemenangan, solusi Israel, dan solusi Afghanistan,” ujar mantan pemimpin itu dalam wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera yang diterbitkan pada Senin (5/6/2023).
Skenario “kemenangan” melibatkan pengusiran pasukan Rusia dari wilayah yang diklaim Ukraina sebagai kedaulatannya.
Ini akan mengakibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin kehilangan kekuasaan, prediksi Poroshenko.
“'Solusi Israel' didukung oleh banyak orang yang memberi tahu kita bahwa mereka lelah dengan perang," ujar mantan presiden itu.
“Tetapi menerima aliran bantuan militer yang stabil dari Barat tidak akan cukup, karena kita tidak menghadapi Palestina, tetapi kekuatan nuklir,” papar dia.
“Skenario terakhir melibatkan kekuatan Barat meninggalkan kita seperti yang Anda lakukan di Afghanistan,” ungkap Poroshenko.
Poroshenko terpilih pada 2014 setelah kudeta yang didukung Barat di Kiev tetapi kalah telak di kotak suara lima tahun kemudian oleh Presiden saat ini Volodymyr Zelensky. Poroshenko yakin ada tiga cara permusuhan bisa berakhir.
“Kemenangan, solusi Israel, dan solusi Afghanistan,” ujar mantan pemimpin itu dalam wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera yang diterbitkan pada Senin (5/6/2023).
Skenario “kemenangan” melibatkan pengusiran pasukan Rusia dari wilayah yang diklaim Ukraina sebagai kedaulatannya.
Ini akan mengakibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin kehilangan kekuasaan, prediksi Poroshenko.
“'Solusi Israel' didukung oleh banyak orang yang memberi tahu kita bahwa mereka lelah dengan perang," ujar mantan presiden itu.
Baca Juga
“Tetapi menerima aliran bantuan militer yang stabil dari Barat tidak akan cukup, karena kita tidak menghadapi Palestina, tetapi kekuatan nuklir,” papar dia.
“Skenario terakhir melibatkan kekuatan Barat meninggalkan kita seperti yang Anda lakukan di Afghanistan,” ungkap Poroshenko.
tulis komentar anda