7 Negara yang Memiliki Satelit Spionase, Nomor 5 Digunakan untuk Menjajah Palestina
Rabu, 31 Mei 2023 - 14:38 WIB
WASHINGTON - Banyak negara melakukan perlombaan untuk memperkuat peralatan dan perlengkapan militer tidak hanya di darat, laut dan udara, tetapi juga di angkasa. Mereka mengirimkan satelit militer untuk kepentingan spionase di orbit Bumi.
Satelit spionase itu digunakan komunikasi, navigasi, dan pengumpulan data intelijen. Beberapa satelit juga dikembangkan untuk peringatan dini rudal yang mendekat suatu wilayah.
Melansir worldatlas, terdapat sekitar 950 satelit dari berbagai jenis di orbit Bumi. Jumlah total satelit militer di dunia diperkirakan mencapai 320 dengan beberapa negara memiliki beberapa sementara lainnya digunakan untuk kepentingan komersial.
Foto/Reuters
AS memiliki 123 satelit militer. Proyek satelit militer formal pertama dibuat dan diluncurkan di AS pada 1950-an.
Proyek satelit spionase pertama AS dikenal dengan nama Sistem Senjata 117L. Satelit awal yang akan diluncurkan diberi nama Discoverer dan digunakan untuk mengamati Bumi dan mengambil gambar.
Pada 28 Februari 1959, satelit pertama, Discoverer-1 diluncurkan. Ada beberapa proyek satelit spionase AS termasuk Corona, Canyon, Aquacade, Orion, Magnum, dan Trumpet.
Satelit terbaru yang akan diluncurkan adalah Wideband Global SATCOM (WGS-9). Satelit itu diproduksi oleh Boeing. Satelit akan digunakan untuk komunikasi spionase.
Untuk satelit mata-mata yang menghebohkan adalah NROL-44. Itu merupakan proyek rahasia besar baik dalam ukuran maupun fakta. Selain itu, satelit mata-mata AS lainnya disebut Orion atau dikenal sebagai Mentor atau Advanced Orion) yang mulai beroperasi pada 1995.
"NROL-44 merupakan satelit intelijen sinyal, atau SIGINT, yang sangat besar", kata David Baker, mantan ilmuwan NASA yang bekerja pada misi Apollo dan Shuttle, dilansir DW. "Satelit SIGINT adalah inti dari pemerintah nasional, satelit keamanan militer. Mereka adalah benda besar yang tidak dimiliki oleh perusahaan swasta," kata Baker.
NROL-44 merupakan salah satu satelit dengan ukuran besar. “Beratnya lebih dari lima ton. Ia memiliki antena parabola besar yang membentang hingga diameter lebih dari 100 meter di angkasa, dan akan masuk ke bidang ekuator Bumi pada jarak sekitar 36.000 kilometer,” kata Baker.
Satelit mata-mata menampung ratusan ribu panggilan telepon seluler atau menjelajahi web gelap untuk mencari aktivitas teroris. “Perpindahan dari komunikasi kabel ke digital dan nirkabel adalah anugerah bagi pemerintah karena Anda tidak dapat memotong kabel dari satelit, tetapi Anda benar-benar dapat mengambil menara ponsel yang memancarkan hal ini ke atmosfer. Dibutuhkan antena besar , tetapi Anda dapat duduk di satu tempat dan mendengarkan semua lalu lintas komunikasi," kata Baker.
Foto/Reuters
Rusia memiliki 74 satelit militer. Rusia saat masih berstatus sebagai Uni Soviet memulai program stasiun ruang angkasa militer pada 1960-an. Program itu dikenal sebagai Almaz dan tertarik menggunakan stasiun ruang angkasa, bukan satelit. Program ini aktif sejak tahun 1973 hingga 1976 dengan didirikannya tiga stasiun bernama Salyut 2, 3, dan Salyut 5. Program tersebut kemudian ditinggalkan karena stasiun memiliki biaya pemeliharaannya lebih mahal dibandingkan dengan satelit otomatis.
Pada 16 Maret 1962, Rusia meluncurkan satelit pertamanya yang diberi nama Kosmos 1. Pada 2 Desember 2017, Rusia meluncurkan satelit terbarunya yang digunakan untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal yang menyerang negaranya. Satelit juga akan memperingatkan pemerintah untuk menyerang rudal. Satelit tersebut diberi nama Kosmos 2524.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki dan menjalankan satelit spionase tersebut. Institut Penelitian Satelit Mikro terus memproduksi satelit mata-mata satelit. Satelit Yaogan terbaru diperkirakan berukuran kecil, berisi sensor yang lebih tajam dan mampu melakukan survei di ketinggian yang lebih rendah.
Salah satelit spionase milik Prancis adalah Helios IIA. Itu satelit awal dalam sistem pengamatan pesawat luar angkasa pertahanan dan keamanan generasi kedua Prancis. Itu dikembangkan bersama Belgia dan Spanyol. Helios IIA memiliki berat sekitar 4.200 kg. Itu diproduksi oleh EADS Astrium sebagai kontraktor utama, termasuk Alcatel Space, yang bertanggung jawab atas instrumen pencitraan resolusi tinggi.
Foto/Reuters
Israel menggunakan 8 satelit militer untuk menjajah Palestina. Mereka juga menggunakan satelit untuk mendeteksi pergerakan pejuang Hamas dan Palestina yang hendak meluncurkan rudal ke wilayah Palestina.
Israel menempatkan versi baru dari satelit mata-mata Ofek ke orbit pada hari Rabu, dengan Kementerian Pertahanan mengatakan akan meningkatkan pemantauan regional sepanjang waktu karena negara itu bersiap untuk kemungkinan konfrontasi dengan Iran.
Pada Maret 2023 lalu, Israel meluncurkan satelit spionasenya terbaru. Ofek-13, diproduksi oleh Israel Aerospace Industries (IAI), merupakan satelit yang terbaru dari serangkaian satelit produksi lokal yang pertama kali diluncurkan ke orbit pada 1988. Itu diluncurkan dengan rudal Shavit di atas Laut Mediterania, lintasan ke barat yang biasanya dipilih Israel sebagai tindakan pencegahan terhadap teknologi sensitif yang jatuh ke tangan tetangga Timur Tengah yang bermusuhan.
CEO IAI Boaz Levy mengatakan Ofek-13 merupakan satelit yang paling canggih dari jenisnya. Ofek-13 memiliki kemampuan observasi radar yang unik, dan akan memungkinkan pengumpulan intelijen dalam segala cuaca dan kondisi visibilitas.
Foto/Reuters
Satelit mata-mata India dengan keunggulan pencitraan radar Isro Risat-2 resmi pensiun November 2022. Itu digunakan untuk operasi anti-infiltrasi dan anti-teroris. Itu merupakan satu dari 7 satelit spionase milik India.
Sensor utama Risat-2, yang dianggap sebagai satelit 'mata-mata', adalah radar aperture sintetis X-band dari Israel Aerospace Industries. Risat-2 diproduksi dipercepat setelah serangan teror Mumbai 2008 karena penundaan dengan C-band yang dikembangkan sendiri untuk satelit Risat-1. Satelit tersebut, yang merupakan satelit pengintai khusus pertama India, memiliki kemampuan pemantauan siang-malam serta segala cuaca. Itu juga digunakan untuk melacak kapal musuh di laut yang dianggap sebagai ancaman militer.
Pada Juni 2022, Inggris luncurkan dua satelit 'seukuran kotak sereal' untuk memberikan kemampuan Inggris memata-matai dari luar angkasa.
Inggris saat ini mengandalkan citra dari pesawat RAF, serta Departemen Pertahanan AS yang membagikan datanya, untuk memantau hal-hal seperti pergerakan pasukan Rusia di medan perang Ukraina.
Tetapi para pejabat ingin membuat konstelasi satelit kecil intelijen, pengawasan dan pengintaian. Dengan begitu, Inggris tidak terlalu bergantung pada negara lain.
Peluncuran satelit itu merupakan bagian dari apa yang disebut misi 'Prometheus-2'.Itu merupakan prototipe dan akan melakukan latihan pengujian awal untuk melihat apa yang mungkin dilakukan Inggris di masa depan.
"Teknologi luar angkasa sangat penting untuk mengembangkan kemampuan Pertahanan," kata pejabat pemerintahan Inggris Jeremy Quin. 'Peluncuran Prometheus-2 merupakan langkah maju penting lainnya untuk program luar angkasa buatan sendiri kami," katanya.
Satelit spionase itu digunakan komunikasi, navigasi, dan pengumpulan data intelijen. Beberapa satelit juga dikembangkan untuk peringatan dini rudal yang mendekat suatu wilayah.
Melansir worldatlas, terdapat sekitar 950 satelit dari berbagai jenis di orbit Bumi. Jumlah total satelit militer di dunia diperkirakan mencapai 320 dengan beberapa negara memiliki beberapa sementara lainnya digunakan untuk kepentingan komersial.
Berikut adalah 7 negara yang memiliki satelit spionase untuk mengumpulkan data intelijen dan melaksanakan misi rahasia.
1. Amerika Serikat
Foto/Reuters
AS memiliki 123 satelit militer. Proyek satelit militer formal pertama dibuat dan diluncurkan di AS pada 1950-an.
Proyek satelit spionase pertama AS dikenal dengan nama Sistem Senjata 117L. Satelit awal yang akan diluncurkan diberi nama Discoverer dan digunakan untuk mengamati Bumi dan mengambil gambar.
Pada 28 Februari 1959, satelit pertama, Discoverer-1 diluncurkan. Ada beberapa proyek satelit spionase AS termasuk Corona, Canyon, Aquacade, Orion, Magnum, dan Trumpet.
Satelit terbaru yang akan diluncurkan adalah Wideband Global SATCOM (WGS-9). Satelit itu diproduksi oleh Boeing. Satelit akan digunakan untuk komunikasi spionase.
Untuk satelit mata-mata yang menghebohkan adalah NROL-44. Itu merupakan proyek rahasia besar baik dalam ukuran maupun fakta. Selain itu, satelit mata-mata AS lainnya disebut Orion atau dikenal sebagai Mentor atau Advanced Orion) yang mulai beroperasi pada 1995.
"NROL-44 merupakan satelit intelijen sinyal, atau SIGINT, yang sangat besar", kata David Baker, mantan ilmuwan NASA yang bekerja pada misi Apollo dan Shuttle, dilansir DW. "Satelit SIGINT adalah inti dari pemerintah nasional, satelit keamanan militer. Mereka adalah benda besar yang tidak dimiliki oleh perusahaan swasta," kata Baker.
NROL-44 merupakan salah satu satelit dengan ukuran besar. “Beratnya lebih dari lima ton. Ia memiliki antena parabola besar yang membentang hingga diameter lebih dari 100 meter di angkasa, dan akan masuk ke bidang ekuator Bumi pada jarak sekitar 36.000 kilometer,” kata Baker.
Satelit mata-mata menampung ratusan ribu panggilan telepon seluler atau menjelajahi web gelap untuk mencari aktivitas teroris. “Perpindahan dari komunikasi kabel ke digital dan nirkabel adalah anugerah bagi pemerintah karena Anda tidak dapat memotong kabel dari satelit, tetapi Anda benar-benar dapat mengambil menara ponsel yang memancarkan hal ini ke atmosfer. Dibutuhkan antena besar , tetapi Anda dapat duduk di satu tempat dan mendengarkan semua lalu lintas komunikasi," kata Baker.
2. Rusia
Foto/Reuters
Rusia memiliki 74 satelit militer. Rusia saat masih berstatus sebagai Uni Soviet memulai program stasiun ruang angkasa militer pada 1960-an. Program itu dikenal sebagai Almaz dan tertarik menggunakan stasiun ruang angkasa, bukan satelit. Program ini aktif sejak tahun 1973 hingga 1976 dengan didirikannya tiga stasiun bernama Salyut 2, 3, dan Salyut 5. Program tersebut kemudian ditinggalkan karena stasiun memiliki biaya pemeliharaannya lebih mahal dibandingkan dengan satelit otomatis.
Pada 16 Maret 1962, Rusia meluncurkan satelit pertamanya yang diberi nama Kosmos 1. Pada 2 Desember 2017, Rusia meluncurkan satelit terbarunya yang digunakan untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal yang menyerang negaranya. Satelit juga akan memperingatkan pemerintah untuk menyerang rudal. Satelit tersebut diberi nama Kosmos 2524.
3. China
China memiliki 68 satelit yang ditetapkan untuk penggunaan militer. Program luar angkasa China sudah ada sejak tahun 1950-an. Satelit yang dioperasikan militer diberi nama Yaogan. Yaogan 30D, 30E, dan 30F diluncurkan pada 24 November 2017. Ketiganya dikatakan eksperimental dan akan digunakan untuk pengumpulan data intelijen.Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki dan menjalankan satelit spionase tersebut. Institut Penelitian Satelit Mikro terus memproduksi satelit mata-mata satelit. Satelit Yaogan terbaru diperkirakan berukuran kecil, berisi sensor yang lebih tajam dan mampu melakukan survei di ketinggian yang lebih rendah.
4. Prancis
Prancis memiliki 8 satelit spionase.Salah satelit spionase milik Prancis adalah Helios IIA. Itu satelit awal dalam sistem pengamatan pesawat luar angkasa pertahanan dan keamanan generasi kedua Prancis. Itu dikembangkan bersama Belgia dan Spanyol. Helios IIA memiliki berat sekitar 4.200 kg. Itu diproduksi oleh EADS Astrium sebagai kontraktor utama, termasuk Alcatel Space, yang bertanggung jawab atas instrumen pencitraan resolusi tinggi.
5. Israel
Foto/Reuters
Israel menggunakan 8 satelit militer untuk menjajah Palestina. Mereka juga menggunakan satelit untuk mendeteksi pergerakan pejuang Hamas dan Palestina yang hendak meluncurkan rudal ke wilayah Palestina.
Israel menempatkan versi baru dari satelit mata-mata Ofek ke orbit pada hari Rabu, dengan Kementerian Pertahanan mengatakan akan meningkatkan pemantauan regional sepanjang waktu karena negara itu bersiap untuk kemungkinan konfrontasi dengan Iran.
Pada Maret 2023 lalu, Israel meluncurkan satelit spionasenya terbaru. Ofek-13, diproduksi oleh Israel Aerospace Industries (IAI), merupakan satelit yang terbaru dari serangkaian satelit produksi lokal yang pertama kali diluncurkan ke orbit pada 1988. Itu diluncurkan dengan rudal Shavit di atas Laut Mediterania, lintasan ke barat yang biasanya dipilih Israel sebagai tindakan pencegahan terhadap teknologi sensitif yang jatuh ke tangan tetangga Timur Tengah yang bermusuhan.
CEO IAI Boaz Levy mengatakan Ofek-13 merupakan satelit yang paling canggih dari jenisnya. Ofek-13 memiliki kemampuan observasi radar yang unik, dan akan memungkinkan pengumpulan intelijen dalam segala cuaca dan kondisi visibilitas.
6. India
Foto/Reuters
Satelit mata-mata India dengan keunggulan pencitraan radar Isro Risat-2 resmi pensiun November 2022. Itu digunakan untuk operasi anti-infiltrasi dan anti-teroris. Itu merupakan satu dari 7 satelit spionase milik India.
Sensor utama Risat-2, yang dianggap sebagai satelit 'mata-mata', adalah radar aperture sintetis X-band dari Israel Aerospace Industries. Risat-2 diproduksi dipercepat setelah serangan teror Mumbai 2008 karena penundaan dengan C-band yang dikembangkan sendiri untuk satelit Risat-1. Satelit tersebut, yang merupakan satelit pengintai khusus pertama India, memiliki kemampuan pemantauan siang-malam serta segala cuaca. Itu juga digunakan untuk melacak kapal musuh di laut yang dianggap sebagai ancaman militer.
7. Inggris
Pada Juni 2022, Inggris luncurkan dua satelit 'seukuran kotak sereal' untuk memberikan kemampuan Inggris memata-matai dari luar angkasa.
Inggris saat ini mengandalkan citra dari pesawat RAF, serta Departemen Pertahanan AS yang membagikan datanya, untuk memantau hal-hal seperti pergerakan pasukan Rusia di medan perang Ukraina.
Tetapi para pejabat ingin membuat konstelasi satelit kecil intelijen, pengawasan dan pengintaian. Dengan begitu, Inggris tidak terlalu bergantung pada negara lain.
Peluncuran satelit itu merupakan bagian dari apa yang disebut misi 'Prometheus-2'.Itu merupakan prototipe dan akan melakukan latihan pengujian awal untuk melihat apa yang mungkin dilakukan Inggris di masa depan.
"Teknologi luar angkasa sangat penting untuk mengembangkan kemampuan Pertahanan," kata pejabat pemerintahan Inggris Jeremy Quin. 'Peluncuran Prometheus-2 merupakan langkah maju penting lainnya untuk program luar angkasa buatan sendiri kami," katanya.
(ahm)
tulis komentar anda