5 Pemicu Ketegangan Serbia vs Kosovo, Nomor 3 Sejarah Jadi Penghalang
Selasa, 30 Mei 2023 - 14:01 WIB
Foto/Reuters
Perselisihan Kosovo sudah berlangsung berabad-abad. Serbia menghargai wilayah itu sebagai jantung kenegaraan. Selain itu, faktor agama juga kerap dikaitkan.
Sebenarnya banyak biara Kristen Ortodoks Serbia abad pertengahan berada di Kosovo. Nasionalis Serbia memandang pertempuran pada 1389 melawan Turki Ottoman sebagai simbol perjuangan nasional mereka.
Mayoritas etnis Albania Kosovo memandang Kosovo sebagai negara mereka dan menuduh Serbia melakukan pendudukan dan penindasan. Pemberontak etnis Albania melancarkan pemberontakan pada 1998 untuk membebaskan negara dari kekuasaan Serbia.
Tanggapan brutal Beograd mendorong intervensi NATO pada 1999. Itu memaksa Serbia untuk menarik diri dan menyerahkan kendali kepada penjaga perdamaian internasional.
4. Dialog Selalu Buntu
Sudah banyak agenda internasional terus-menerus untuk menemukan titik temu, tetapi sejauh ini belum ada kesepakatan akhir.
Pejabat Uni Eropa (UE) berusaha memediasi negosiasi yang dirancang untuk menormalkan hubungan antara keduanya. Banyak kesepakatan sebenarnya sudah dicapai selama negosiasi, tetapi jarang diimplementasikan di lapangan.
Sebuah ide telah dilontarkan untuk perubahan perbatasan dan pertukaran lahan sebagai jalan ke depan, tetapi ini ditolak oleh banyak negara UE karena khawatir hal itu dapat menyebabkan reaksi berantai di daerah campuran etnis lainnya di Balkan dan memicu lebih banyak masalah di wilayah tersebut setelahnya perang tahun 1990-an.
5. Nasionalisme Jadi Penghambat
Perselisihan Kosovo sudah berlangsung berabad-abad. Serbia menghargai wilayah itu sebagai jantung kenegaraan. Selain itu, faktor agama juga kerap dikaitkan.
Sebenarnya banyak biara Kristen Ortodoks Serbia abad pertengahan berada di Kosovo. Nasionalis Serbia memandang pertempuran pada 1389 melawan Turki Ottoman sebagai simbol perjuangan nasional mereka.
Mayoritas etnis Albania Kosovo memandang Kosovo sebagai negara mereka dan menuduh Serbia melakukan pendudukan dan penindasan. Pemberontak etnis Albania melancarkan pemberontakan pada 1998 untuk membebaskan negara dari kekuasaan Serbia.
Tanggapan brutal Beograd mendorong intervensi NATO pada 1999. Itu memaksa Serbia untuk menarik diri dan menyerahkan kendali kepada penjaga perdamaian internasional.
4. Dialog Selalu Buntu
Sudah banyak agenda internasional terus-menerus untuk menemukan titik temu, tetapi sejauh ini belum ada kesepakatan akhir.
Pejabat Uni Eropa (UE) berusaha memediasi negosiasi yang dirancang untuk menormalkan hubungan antara keduanya. Banyak kesepakatan sebenarnya sudah dicapai selama negosiasi, tetapi jarang diimplementasikan di lapangan.
Sebuah ide telah dilontarkan untuk perubahan perbatasan dan pertukaran lahan sebagai jalan ke depan, tetapi ini ditolak oleh banyak negara UE karena khawatir hal itu dapat menyebabkan reaksi berantai di daerah campuran etnis lainnya di Balkan dan memicu lebih banyak masalah di wilayah tersebut setelahnya perang tahun 1990-an.
5. Nasionalisme Jadi Penghambat
Lihat Juga :
tulis komentar anda