Bakal Ditangkap Rusia, Senator AS Lindsey Graham Anggap Lencana Kehormatan
Selasa, 30 Mei 2023 - 10:35 WIB
WASHINGTON - Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham setelah menuduhnya memuji kematian tentara Moskow dalam perang di Ukraina.
Alih-alih takut, senator itu justru senang dan menganggap ancaman penangkapannya itu sebagai "lencana kehormatan".
"Saya akan mengenakan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh pemerintah [Presiden Vladimir] Putin yang korup dan tidak bermoral sebagai lencana kehormatan," kata senator Partai Republik asal South Carolina tersebut, seperti dikutip Newsweek, Selasa (30/5/2023).
“Mengetahui bahwa komitmen saya untuk Ukraina telah memicu kemarahan rezim Putin memberi saya kegembiraan yang luar biasa. Saya akan terus mendukung dan untuk kebebasan Ukraina sampai setiap tentara Rusia diusir dari wilayah Ukraina," ujarnya.
Kantor berita TASS dan RIA Novosti sebelumnya melaporkan bahwa Kementerian Dalam Negeri Rusia telah memasukkan Graham ke dalam daftar orang yang dicari pihak berwenang Rusia.
"Graham, Lindsey Olin, Amerika, lahir 9 Juli 1955, dicari berdasarkan pasal dari Undang-Undang Pidana," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia, tanpa merinci kejahatan apa yang dituduhkan.
Surat perintah penangkapan itu dikeluarkan setelah Graham bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv pada Jumat.
Selama pertemuan mereka, sang senator mengatakan bahwa bantuan militer AS ke negara itu adalah "uang terbaik yang pernah kami keluarkan".
Kremlin menegur ucapannya, mengacu pada video yang diedit di mana Graham tampak memuji pembunuhan para tentara Rusia dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Video yang telah diedit itu dirilis oleh kantor Zelensky, menunjukkan Graham dalam pertemuannya dengan Zelensky mengatakan: "Rusia sedang sekarat", diikuti dengan pernyataan tentang pengiriman bantuan militer AS ke Ukraina.
Setelah komentar Graham dikecam oleh Rusia, Ukraina merilis video lengkap dari pertemuan tersebut yang menunjukkan bahwa kedua kutipan tersebut tidak terkait.
Menurut laporan Reuters, dua pernyataan yang dibuat oleh Graham dibuat di bagian berbeda dari percakapannya dengan presiden Ukraina.
"Akhirnya, ini tawaran untuk 'teman-teman' Rusia saya yang ingin menangkap dan mengadili saya karena menyebut rezim Putin sebagai penjahat perang: Saya akan tunduk pada yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional jika Anda melakukannya. Datang dan sampaikan kasus terbaik Anda. Sampai jumpa di Den Haag!" imbuh Graham.
Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus pidana terhadap Graham pada hari Minggu, menyebut komentar senator itu "Russophobia".
Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pernyataan Graham "memalukan" bagi Amerika Serikat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dalam sebuah posting di Telegram, mengulangi pernyataan Graham, sebelum mengklaim investasi keuangan oleh perusahaan Amerika ke Nazi Jerman "menyebabkan Perang Dunia II dan Holocaust".
"Sekarang, miliaran dolar AS mengalir ke tenggorokan rezim neo-Nazi Kyiv yang tak terpuaskan. Dalam hal ini, saya ingin mengingatkan para senator dan semua penerima manfaat Amerika bagaimana petualangan sebelumnya berakhir," tulis Zakharova.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Alih-alih takut, senator itu justru senang dan menganggap ancaman penangkapannya itu sebagai "lencana kehormatan".
"Saya akan mengenakan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh pemerintah [Presiden Vladimir] Putin yang korup dan tidak bermoral sebagai lencana kehormatan," kata senator Partai Republik asal South Carolina tersebut, seperti dikutip Newsweek, Selasa (30/5/2023).
“Mengetahui bahwa komitmen saya untuk Ukraina telah memicu kemarahan rezim Putin memberi saya kegembiraan yang luar biasa. Saya akan terus mendukung dan untuk kebebasan Ukraina sampai setiap tentara Rusia diusir dari wilayah Ukraina," ujarnya.
Kantor berita TASS dan RIA Novosti sebelumnya melaporkan bahwa Kementerian Dalam Negeri Rusia telah memasukkan Graham ke dalam daftar orang yang dicari pihak berwenang Rusia.
"Graham, Lindsey Olin, Amerika, lahir 9 Juli 1955, dicari berdasarkan pasal dari Undang-Undang Pidana," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia, tanpa merinci kejahatan apa yang dituduhkan.
Surat perintah penangkapan itu dikeluarkan setelah Graham bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv pada Jumat.
Selama pertemuan mereka, sang senator mengatakan bahwa bantuan militer AS ke negara itu adalah "uang terbaik yang pernah kami keluarkan".
Kremlin menegur ucapannya, mengacu pada video yang diedit di mana Graham tampak memuji pembunuhan para tentara Rusia dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Video yang telah diedit itu dirilis oleh kantor Zelensky, menunjukkan Graham dalam pertemuannya dengan Zelensky mengatakan: "Rusia sedang sekarat", diikuti dengan pernyataan tentang pengiriman bantuan militer AS ke Ukraina.
Setelah komentar Graham dikecam oleh Rusia, Ukraina merilis video lengkap dari pertemuan tersebut yang menunjukkan bahwa kedua kutipan tersebut tidak terkait.
Menurut laporan Reuters, dua pernyataan yang dibuat oleh Graham dibuat di bagian berbeda dari percakapannya dengan presiden Ukraina.
"Akhirnya, ini tawaran untuk 'teman-teman' Rusia saya yang ingin menangkap dan mengadili saya karena menyebut rezim Putin sebagai penjahat perang: Saya akan tunduk pada yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional jika Anda melakukannya. Datang dan sampaikan kasus terbaik Anda. Sampai jumpa di Den Haag!" imbuh Graham.
Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus pidana terhadap Graham pada hari Minggu, menyebut komentar senator itu "Russophobia".
Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pernyataan Graham "memalukan" bagi Amerika Serikat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dalam sebuah posting di Telegram, mengulangi pernyataan Graham, sebelum mengklaim investasi keuangan oleh perusahaan Amerika ke Nazi Jerman "menyebabkan Perang Dunia II dan Holocaust".
"Sekarang, miliaran dolar AS mengalir ke tenggorokan rezim neo-Nazi Kyiv yang tak terpuaskan. Dalam hal ini, saya ingin mengingatkan para senator dan semua penerima manfaat Amerika bagaimana petualangan sebelumnya berakhir," tulis Zakharova.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(mas)
tulis komentar anda