Rusia: Barat Bermain Api dengan Setuju Memasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Senin, 29 Mei 2023 - 09:31 WIB
MOSKOW - Pemerintah Rusia menganggap negara-negara Barat "bermain api" dengan keputusan mereka setuju untuk memasok jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) ke Ukraina .
Moskow mengatakan langkah negara-negara Barat itu sebagai eskalasi yang tidak dapat diterima.
"Itu bermain api, tanpa diragukan lagi," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dalam wawancaranya dengan stasiun televisi pemerintah Rusia, yang dilansir AFP, Senin (29/5/2023).
Diplomat top Moskow itu mencela upaya untuk melemahkan Rusia oleh Washington, London, dan satelit mereka di Uni Eropa.
Seperti diketahui, beberapa negara Barat telah menyatakan kesediaannya untuk melatih pilot Ukraina dengan jet tempur F-16 buatan AS, sementara yang lain mengatakan mereka bersedia menyediakan pesawat tersebut.
Presiden AS Joe Biden juga mendukung sekutu-sekutu NATO untuk memasok Ukraina dengan jet tempur F-16.
Namun sekutu-sekutu NATO belum memutuskan negara mana yang akan menyediakan jet tempur tersebut, berapa banyak, dan kapan.
"Pengiriman F-16 ke Ukraina akan memakan waktu paling lama beberapa bulan," kata Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall pada 22 Mei lalu.
Menurutnya, itu beberapa bulan relatif cepat, karena biasanya dibutuhkan lebih dari dua tahun untuk melatih pilot baru untuk pesawat Amerika.
Menyusul laporan pertama tentang kemungkinan pengiriman F-16 ke Ukraina, Wakil Menlu Rusia Lavrov Alexander Grushko menyatakan keprihatinan, mengeklaim bahwa negara-negara Barat akan menghadapi "risiko besar" jika Ukraina menerima pesawat tersebut.
Sebaliknya, ketika ditanya tentang apakah pasokan F-16 merupakan risiko yang sangat besar, seperti yang diklaim Rusia, Biden berkata, “Ya. Untuk mereka (Rusia).”
F-16, melayani militer sejak tahun 1970-an dan digunakan oleh lebih dari 20 negara, menawarkan peningkatan kesadaran, presisi, dan efektivitas tempur.
Memasok Angkatan Udara Ukraina dengan F-16 akan mewakili peningkatan substansial dalam kemampuan pertahanan negara.
Kritikus mengeklaim bahwa tidak adanya jet tempur buatan Barat, dan rudal jarak jauh dari sekutu menghalangi kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balik dan membebaskan wilayah yang diduduki Rusia di timur dan selatan.
Moskow mengatakan langkah negara-negara Barat itu sebagai eskalasi yang tidak dapat diterima.
"Itu bermain api, tanpa diragukan lagi," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dalam wawancaranya dengan stasiun televisi pemerintah Rusia, yang dilansir AFP, Senin (29/5/2023).
Diplomat top Moskow itu mencela upaya untuk melemahkan Rusia oleh Washington, London, dan satelit mereka di Uni Eropa.
Seperti diketahui, beberapa negara Barat telah menyatakan kesediaannya untuk melatih pilot Ukraina dengan jet tempur F-16 buatan AS, sementara yang lain mengatakan mereka bersedia menyediakan pesawat tersebut.
Presiden AS Joe Biden juga mendukung sekutu-sekutu NATO untuk memasok Ukraina dengan jet tempur F-16.
Namun sekutu-sekutu NATO belum memutuskan negara mana yang akan menyediakan jet tempur tersebut, berapa banyak, dan kapan.
"Pengiriman F-16 ke Ukraina akan memakan waktu paling lama beberapa bulan," kata Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall pada 22 Mei lalu.
Menurutnya, itu beberapa bulan relatif cepat, karena biasanya dibutuhkan lebih dari dua tahun untuk melatih pilot baru untuk pesawat Amerika.
Menyusul laporan pertama tentang kemungkinan pengiriman F-16 ke Ukraina, Wakil Menlu Rusia Lavrov Alexander Grushko menyatakan keprihatinan, mengeklaim bahwa negara-negara Barat akan menghadapi "risiko besar" jika Ukraina menerima pesawat tersebut.
Sebaliknya, ketika ditanya tentang apakah pasokan F-16 merupakan risiko yang sangat besar, seperti yang diklaim Rusia, Biden berkata, “Ya. Untuk mereka (Rusia).”
F-16, melayani militer sejak tahun 1970-an dan digunakan oleh lebih dari 20 negara, menawarkan peningkatan kesadaran, presisi, dan efektivitas tempur.
Memasok Angkatan Udara Ukraina dengan F-16 akan mewakili peningkatan substansial dalam kemampuan pertahanan negara.
Kritikus mengeklaim bahwa tidak adanya jet tempur buatan Barat, dan rudal jarak jauh dari sekutu menghalangi kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balik dan membebaskan wilayah yang diduduki Rusia di timur dan selatan.
(mas)
tulis komentar anda