Rusia Mengamuk, Jet Tempur dan Artilerinya Lenyapkan Penyerang Belgorod
Selasa, 23 Mei 2023 - 23:30 WIB
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan jet tempur dan artileri yang dikerahkan telah melenyapkan kelompok bersenjata yang menyerang wilayah perbatasan di Belgorod, Selasa (23/5/2023). Menurut kementerian tersebut, kelompok itu masuk dari wilayah Ukraina .
Kremlin menuntut militer mencegah serangan seperti itu terulang kembali.
Serangan itu adalah yang paling serius sejak Moskow melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina tahun lalu, mendorong Kremlin untuk mengungkapkan "keprihatinan mendalam" dan evakuasi sembilan desa di wilayah selatan Belgorod.
Pengumuman Kementerian Pertahanan bahwa pihaknya menggunakan angkatan udara dan artileri di wilayah Rusia menegaskan penggunaan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam negeri sejak invasi ke Ukraina dimulai.
"Dalam operasi kontra-teroris, formasi nasionalis diblokir dan dihancurkan oleh serangan udara dan tembakan artileri," kata kementerian tersebut.
"(Petempur) yang tersisa diusir kembali ke wilayah Ukraina, di mana mereka terus dihujani tembakan sampai mereka benar-benar musnah," lanjut kementerian itu.
Pihak berwenang mengatakan 12 orang terluka dengan wilayah Belgorod terkena tembakan artileri dan mortir yang berkelanjutan selama pertempuran.
Moskow melaporkan pasukan Rusia membunuh lebih dari 70 petempur Ukraina dan menghancurkan empat kendaraan lapis baja, tetapi klaim tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow perlu mencegah serangan Ukraina lebih lanjut ke Rusia dan menyuarakan "keprihatinan yang mendalam". "Menyerukan lebih banyak upaya dari kami...sehingga hal ini tidak terjadi lagi," katanya, seperti dikutip AFP.
Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan para warga sipil dievakuasi dari sembilan desa perbatasan di wilayah itu, yang sebelumnya menghadapi serangan penembakan yang telah menewaskan puluhan orang sejak Moskow melancarkan serangannya tahun lalu.
Di Moskow, insinyur berusia 70 tahun, Sergei Rusakov, mengatakan serangan di perbatasan harus bertindak sebagai peringatan bagi Rusia di selatan negara itu.
"Saya pikir penduduk Belgorod perlu berpikir—tidak berbaring di sofa tetapi menggaruk kepala dan bertanya pada diri sendiri, apakah semuanya normal di negara Rusia?" katanya kepada AFP.
Di Kiev, agen periklanan berusia 46 tahun, Sergiy, mengatakan serangan itu adalah bukti bahwa pasukan Rusia dan Ukraina dapat melancarkan operasi ofensif dan hasil dari konflik tersebut masih belum dapat diprediksi.
"Saya sangat berharap apa yang terjadi mendukung kemenangan kita, siapa pun yang melakukannya," katanya.
Anggota dari dua kelompok anti-Kremlin, "Freedom of Russia Legion" dan "Russian Volunteer Corps", telah mengaku bertanggung jawab atas serangan di Belgorod. Sedangkan Ukraina membantah terlibat.
"Kami tidak mengobarkan perang di wilayah asing," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar.
Dalam sebuah video yang konon dirilis oleh Freedom of Russia Legion pada hari Senin, seorang juru bicara berkamuflase, dikelilingi oleh orang-orang bersenjata berseragam, mengatakan: "Rusia akan bebas!"—slogan yang sering digunakan oleh aktivis oposisi Rusia.
Menurut gubernur setempat, beberapa pesawat tak berawak menyerang rumah dan gedung pemerintah pada Senin semalam tetapi tidak ada yang meninggal.
Gladkov menambahkan pada Selasa bahwa terlalu dini bagi warga yang melarikan diri untuk kembali dan mengatakan pihak berwenang akan memberikan izin jika sudah aman.
Rusia, pada Senin, mengatakan pasukannya memerangi kelompok "sabotase" yang masuk dari Ukraina dan memperkenalkan "rezim anti-teror" di wilayah Belgorod, yang pertama sejak dimulainya "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari 2022.
Kremlin menuntut militer mencegah serangan seperti itu terulang kembali.
Serangan itu adalah yang paling serius sejak Moskow melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina tahun lalu, mendorong Kremlin untuk mengungkapkan "keprihatinan mendalam" dan evakuasi sembilan desa di wilayah selatan Belgorod.
Pengumuman Kementerian Pertahanan bahwa pihaknya menggunakan angkatan udara dan artileri di wilayah Rusia menegaskan penggunaan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam negeri sejak invasi ke Ukraina dimulai.
"Dalam operasi kontra-teroris, formasi nasionalis diblokir dan dihancurkan oleh serangan udara dan tembakan artileri," kata kementerian tersebut.
"(Petempur) yang tersisa diusir kembali ke wilayah Ukraina, di mana mereka terus dihujani tembakan sampai mereka benar-benar musnah," lanjut kementerian itu.
Pihak berwenang mengatakan 12 orang terluka dengan wilayah Belgorod terkena tembakan artileri dan mortir yang berkelanjutan selama pertempuran.
Moskow melaporkan pasukan Rusia membunuh lebih dari 70 petempur Ukraina dan menghancurkan empat kendaraan lapis baja, tetapi klaim tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow perlu mencegah serangan Ukraina lebih lanjut ke Rusia dan menyuarakan "keprihatinan yang mendalam". "Menyerukan lebih banyak upaya dari kami...sehingga hal ini tidak terjadi lagi," katanya, seperti dikutip AFP.
Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan para warga sipil dievakuasi dari sembilan desa perbatasan di wilayah itu, yang sebelumnya menghadapi serangan penembakan yang telah menewaskan puluhan orang sejak Moskow melancarkan serangannya tahun lalu.
Di Moskow, insinyur berusia 70 tahun, Sergei Rusakov, mengatakan serangan di perbatasan harus bertindak sebagai peringatan bagi Rusia di selatan negara itu.
"Saya pikir penduduk Belgorod perlu berpikir—tidak berbaring di sofa tetapi menggaruk kepala dan bertanya pada diri sendiri, apakah semuanya normal di negara Rusia?" katanya kepada AFP.
Di Kiev, agen periklanan berusia 46 tahun, Sergiy, mengatakan serangan itu adalah bukti bahwa pasukan Rusia dan Ukraina dapat melancarkan operasi ofensif dan hasil dari konflik tersebut masih belum dapat diprediksi.
"Saya sangat berharap apa yang terjadi mendukung kemenangan kita, siapa pun yang melakukannya," katanya.
Anggota dari dua kelompok anti-Kremlin, "Freedom of Russia Legion" dan "Russian Volunteer Corps", telah mengaku bertanggung jawab atas serangan di Belgorod. Sedangkan Ukraina membantah terlibat.
"Kami tidak mengobarkan perang di wilayah asing," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar.
Dalam sebuah video yang konon dirilis oleh Freedom of Russia Legion pada hari Senin, seorang juru bicara berkamuflase, dikelilingi oleh orang-orang bersenjata berseragam, mengatakan: "Rusia akan bebas!"—slogan yang sering digunakan oleh aktivis oposisi Rusia.
Menurut gubernur setempat, beberapa pesawat tak berawak menyerang rumah dan gedung pemerintah pada Senin semalam tetapi tidak ada yang meninggal.
Gladkov menambahkan pada Selasa bahwa terlalu dini bagi warga yang melarikan diri untuk kembali dan mengatakan pihak berwenang akan memberikan izin jika sudah aman.
Rusia, pada Senin, mengatakan pasukannya memerangi kelompok "sabotase" yang masuk dari Ukraina dan memperkenalkan "rezim anti-teror" di wilayah Belgorod, yang pertama sejak dimulainya "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari 2022.
(mas)
tulis komentar anda