4 Alasan Kenapa Perang Bakhmut sebagai Kemenangan Berdarah-darah bagi Wagner

Selasa, 23 Mei 2023 - 15:42 WIB
Kota Bakhmut dikuasai Rusia dan menjadi kemenangan berdarah-darah. Foto/Reuters
KIEV - Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Bakhmut seperti Hiroshima setelah dibom nuklir. Kota yang pernah dihuni 70.000 orang sebelum perang kini menjadi puing-puing setelah perang selama 10 bulan lamanya.

"Tak ada yang tertinggal," kata Zelensky di depan para pemimpin G-7 di Hiroshima pada Minggu (21/5/2023). Sebelumnya, pemimpin tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin mengumumkan kemenangan Bakhmut. Meskipun Kiev mengklaim masih memegang wilayah pinggiran Bakhmut seperti pertambangan dan universitas.

Kemenangan itu lebih hanya sebagai simbolis dibandingkan strategis, khususnya bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. Bakhmut direbut oleh pasukan Wagner , kelompok tentara bayaran yang mengandalkan narapidana dan kerap berperang tanpa terkoordinasi dengan baik.

Para pakar militer menyebut kemenangan Bakhmut sebagai kemenangan pyrrhic atau kemenangan yang diperoleh dengan berdarah-darah dengan mengorbankan banyak tentara dan mengalami kerugian besar. Berikut 4 alasan kemenangan di Bakhmut disebut dengan kemenangan pyrrhic.





1.Kerugian Besar



Foto/Reuters

Pakar militer Ukraina mengatakan Wagner harus berdarah-darah karena kehilangan banyak tentara bayaran dan kekurangan persenjataan akibat perang jalanan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More