3 Tujuan Utama yang Dicapai Rusia dengan Kuasai Bakhmut
loading...
A
A
A
BAKHMUT - Militer Rusia pada Minggu (21/5/2023) mengkonfirmasi bahwa operasi detasemen penyerangan yang didukung artileri dan penerbangan dari Kelompok Pasukan Selatan telah menyebabkan pembebasan total kota Artemovsk (Bakhmut) di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Alexey Leonkov, salah satu pengamat militer top Rusia, memberi tahu Sputnik apa artinya ini secara taktis, strategis, dan politis.
Kota Artemovsk di Republik Rakyat Donetsk timur laut (juga disebut Bakhmut) telah menjadi puing-puing, dengan seluruh distrik rata dengan tanah, dan sebagian besar dari 70.000 penduduknya melarikan diri.
Pasukan Ukraina meninggalkan Artemovsk setelah 224 hari pertempuran brutal dari rumah ke rumah, dengan pasukan Rusia memperkirakan kerugian 30.000 atau lebih tentara Ukraina dan tentara bayaran asing.
Militer Rusia belum memberikan data tentang kerugian di pihak Rusia, mendorong Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dan Kiev memperkirakan angka fantastis hingga 100.000 tewas atau terluka.
Kremlin telah menolak angka-angka yang "diciptakan begitu saja" ini, dengan mengatakan Washington "sama sekali tidak memiliki kemungkinan untuk menyebutkan angka yang benar."
Presiden AS Joe Biden pada Minggu berusaha meremehkan signifikansi kekalahan Artemovsk, mengatakan tidak ada "banyak bangunan yang tersisa berdiri" di kota itu, dan pasukan Ukraina telah "mampu mengunci banyak sekali pasukan Rusia, termasuk Grup Wagner" dalam pertempuran.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang pernah menjuluki Bakhmut sebagai "benteng moral kita", membandingkan skala kehancuran di kota itu dengan Hiroshima, mendorong balasan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, yang menyindir, "Gedung Putih mengatur keduanya.”
Ada apa dengan Bakhmut yang membuat kedua belah pihak menggali begitu dalam dan mengerahkan sumber daya manusia dan material yang begitu besar untuk berperang demi kota itu?
Pengamat militer Rusia Alexey Leonkov mengatakan pentingnya kota itu dalam perang proksi Rusia-NATO yang lebih luas di Ukraina dapat dibagi menjadi tiga bagian: operasional-taktis militer, strategis militer, dan politik.
Alexey Leonkov, salah satu pengamat militer top Rusia, memberi tahu Sputnik apa artinya ini secara taktis, strategis, dan politis.
Kota Artemovsk di Republik Rakyat Donetsk timur laut (juga disebut Bakhmut) telah menjadi puing-puing, dengan seluruh distrik rata dengan tanah, dan sebagian besar dari 70.000 penduduknya melarikan diri.
Pasukan Ukraina meninggalkan Artemovsk setelah 224 hari pertempuran brutal dari rumah ke rumah, dengan pasukan Rusia memperkirakan kerugian 30.000 atau lebih tentara Ukraina dan tentara bayaran asing.
Militer Rusia belum memberikan data tentang kerugian di pihak Rusia, mendorong Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dan Kiev memperkirakan angka fantastis hingga 100.000 tewas atau terluka.
Kremlin telah menolak angka-angka yang "diciptakan begitu saja" ini, dengan mengatakan Washington "sama sekali tidak memiliki kemungkinan untuk menyebutkan angka yang benar."
Presiden AS Joe Biden pada Minggu berusaha meremehkan signifikansi kekalahan Artemovsk, mengatakan tidak ada "banyak bangunan yang tersisa berdiri" di kota itu, dan pasukan Ukraina telah "mampu mengunci banyak sekali pasukan Rusia, termasuk Grup Wagner" dalam pertempuran.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang pernah menjuluki Bakhmut sebagai "benteng moral kita", membandingkan skala kehancuran di kota itu dengan Hiroshima, mendorong balasan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, yang menyindir, "Gedung Putih mengatur keduanya.”
Mengapa Bakhmut Sangat Penting?
Ada apa dengan Bakhmut yang membuat kedua belah pihak menggali begitu dalam dan mengerahkan sumber daya manusia dan material yang begitu besar untuk berperang demi kota itu?
Pengamat militer Rusia Alexey Leonkov mengatakan pentingnya kota itu dalam perang proksi Rusia-NATO yang lebih luas di Ukraina dapat dibagi menjadi tiga bagian: operasional-taktis militer, strategis militer, dan politik.