Militer Jerman Jual Hampir 10.000 Gulungan Tisu Toilet

Senin, 22 Mei 2023 - 22:01 WIB
Tisu toilet yang diproduksi perusahaan Tork yang berbasis di Swedia. Foto/Vebeg
BERLIN - Militer Jerman melelang hampir 10.000 gulungan tisu toilet yang tidak sesuai dengan alat baru di fasilitas Bundeswehr.

Kabar tersebut diungkap media lokal pada Senin (22/5/2023). Menurut posting di platform lelang online Vebeg, yang diambil jaringan TV Jerman RTL, Bundeswehr menawarkan total 12 palet kertas toilet yang disimpan dalam 360 kotak yang memiliki berat pengangkutan lebih dari 3 ton.

Meskipun tidak jelas kapan tepatnya iklan itu dipasang, lelang dijadwalkan berlangsung hingga 31 Mei.

Penawar yang menang akan dapat mengambil tisu toilet, yang diproduksi perusahaan Tork yang berbasis di Swedia, di barak militer di kota Wesel, tidak jauh dari Munster di bagian barat laut negara itu.



“Calon pembeli harus mendaftar ke departemen militer tempat inventaris disimpan sebelum datang ke lokasi untuk mengambil atau melihatnya,” ungkap iklan tersebut.

Militer Jerman memberi tahu RTL bahwa penjualan itu karena telah mengganti dispenser kertas toilet di fasilitas sanitasi Bundeswehr menjadi potongan-potongan yang dibuat oleh perusahaan lain.

"Namun, kertas toilet dari perusahaan pertama tidak dapat digunakan di dispenser kebersihan universal," papar juru bicara Bundeswehr kepada outlet tersebut.

Menurut RTL, militer Jerman juga menjual toner printer, meja, dan laptop.



Stok persenjataan dan peralatan serta fasilitas lainnya di Bundeswehr telah menjadi masalah yang memprihatinkan di Jerman.

Pada Maret, Eva Hogl, yang menjabat sebagai komisaris angkatan bersenjata parlemen negara itu, mengklaim Bundeswehr "memiliki segalanya terlalu sedikit dan bahkan memiliki lebih sedikit sejak 24 Februari 2022", merujuk pada saat Rusia memulai kampanye militernya di Ukraina.

Sejak itu, Berlin telah memberikan dukungan militer dan ekonomi besar-besaran ke Kiev.

Dia mencatat tentara Jerman juga kekurangan "toilet yang berfungsi, kamar mandi yang bersih... fasilitas olahraga dalam ruangan, dapur pasukan... dan yang tak kalah pentingnya, internet nirkabel."

Hogl juga menunjukkan pemerintah gagal membelanjakan uang dari dana pertahanan khusus 100 miliar euro (USD108 miliar) yang dibuat tahun lalu sehubungan dengan konflik Ukraina.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More