Eropa di Ambang Bencana Lingkungan, Apa Itu Depleted Uranium?

Sabtu, 20 Mei 2023 - 20:01 WIB
Rekaman CCTV menunjukkan ledakan besar mirip cendawan nuklir di gudang senjata di kota Khmelnitski, Ukraina. Foto/Sputnik
JAKARTA - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev memperingatkan pada Jumat (19/5/2023) bahwa awan radioaktif sedang menuju ke Eropa Barat setelah penghancuran gudang Ukraina yang menyimpan amunisi depleted uranium yang dipasok Inggris.

Seperti diketahui, Inggris telah menyuplai Ukraina dengan depleted uranium (DU) untuk ditembakkan dari tank Challenger yang disuplainya pada Maret lalu.

Pada awal pengirimannya, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan London untuk tidak memasok amunisi seperti itu kepada Kiev.



“Saya ingin mencatat bahwa jika ini terjadi, maka Rusia akan dipaksa untuk bereaksi, mengingat kolektif Barat sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” kata Putin.

Lalu apakah DU itu? Apakah senjata ini bisa membahayakan lingkungan? Untuk menjawab dua pernyataan tersebut bisa disimak penjelasan di bawah ini.

Apa itu Depleted Uranium (DU)?



Depleted uranium (DU) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan uranium yang telah mengalami proses penyempitan isotop uranium-235. Uranium alam mengandung sekitar 0,7% uranium-235, sedangkan depleted uranium memiliki konsentrasi uranium-235 yang lebih rendah dari itu, umumnya di bawah 0,3%.

Depleted uranium sering digunakan dalam aplikasi militer, terutama dalam amunisi tembus kendaraan lapis baja dan pelat lapis baja. Kepadatan dan kekerasan yang tinggi membuatnya efektif dalam menembus target yang dilindungi lapisan baja. Ketika proyektil depleted uranium menghantam target, terjadi proses yang disebut piroforisitas, di mana ia terbakar atau mengalami reaksi kimia dengan udara, meningkatkan keefektifannya.

Apakah senjata ini membahayakan lingkungan?

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More