Capres Dogu Perincek: Masa depan Turki Ada di Asia, Ankara Dirantai NATO

Minggu, 14 Mei 2023 - 05:01 WIB
Dia mendukung kendali Rusia atas Crimea, Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporozhye sebagai "pukulan besar bagi imperialisme AS", dan berpendapat ekspansi NATO ke arah timur adalah "ancaman yang sama besarnya bagi Turki seperti halnya bagi Rusia."

Politisi Turki itu menolak prospek bergabung dengan UE sebagai "tidak mungkin", karena blok tersebut terdiri dari negara-negara yang sebagian besar Kristen yang tidak menginginkan anggota mayoritas Muslim di tengah-tengah mereka.

Turki diberikan status kandidat pada tahun 1999, tetapi tidak memiliki batas waktu untuk benar-benar bergabung.

“Brussel ingin Ankara terikat di depan pintu mereka tetapi tidak benar-benar di dalam,” ujar Perincek, menggambarkan negaranya "disalibkan" oleh pengaturan itu.

Mengomentari fakta Presiden AS Joe Biden membatalkan undangan Turki untuk “KTT untuk Demokrasi” pada akhir Maret, Perincek menyebut acara itu "palsu" dan Washington "pusat permusuhan terhadap demokrasi."

“Demokrasi mereka sendiri palsu. Tidak ada demokrasi di sana, semuanya asap dan cermin, penipuan rakyat,” tegas dia kepada RT.

"AS imperialis" saat ini berbeda dari negara yang diperjuangkan George Washington, Thomas Jefferson, dan Abraham Lincoln, dan "mencekik demokrasi, baik di dalam maupun luar negeri".

Perincek juga keberatan dengan sanksi Barat terhadap Moskow, yang juga merugikan Ankara. “Sanksi AS akan menjadi bumerang dalam jangka panjang,” tegas dia kepada RT, terutama jika semua 40 negara yang diberi sanksi oleh Washington bergabung dan memberi sanksi kepada Amerika sebagai balasan.
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More