Terungkap, AS Ternyata Berencana Lanjutkan Uji Coba Nuklir

Rabu, 22 Juli 2020 - 16:43 WIB
Bolton bersikeras bahwa AS seharusnya tidak memperpanjang perjanjian New Start 2010 dengan Rusia, yang membatasi jumlah hulu ledak strategis dan sistem rudal kedua negara, terutama karena tidak mencakup senjata nuklir taktis, yang Rusia memiliki lebih dari AS.

Dia mendukung posisi pemerintahan Trump bahwa setiap putaran baru perundingan pengendalian senjata harus mencakup China, dan menyarankan kekuatan senjata nuklir lainnya dapat terlibat juga.(Baca: Negosiasi Kontrol Senjata Nuklir, China Ajukan Syarat ke AS )

"Saya bisa membayangkan diskusi pembatasan senjata strategis yang akan dilakukan yang memiliki lima anggota tetap dewan keamanan (PBB), kelima negara senjata nuklir yang sah di bawah perjanjian Non-Proliferasi," harap Bolton.

Bolton mengatakan dia "senang" pada serangkaian ledakan dan kebakaran di fasilitas nuklir Iran dan situs-situs strategis lainnya dalam beberapa pekan terakhir, berspekulasi bahwa negara Timur Tengah lain mungkin berada di balik serangan itu.(Baca: Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan )

“Saya pikir tentu saja potensi aktor eksternal, negara Teluk, Israel, yang bekerja dengan para pembangkang di Iran. Sulit untuk percaya bahwa bukan itu masalahnya," ucapnya.

"Saya pikir sangat penting untuk membuktikan kepada Iran berkali-kali bahwa bahkan fasilitas mereka yang paling penting pun rentan," imbuhnya.

"Ini adalah hal yang saya pikir tidak ada di tas alat Amerika," katanya.

Ditanya apakah AS mungkin sudah terlibat dalam kampanye sabotase, Bolton menjawab: "Saya tidak mengatakan saya mendapatkan informasi tertentu dengan satu atau lain cara. Tapi itu tidak akan mengganggu saya jika kita melakukannya. Itu sudah pasti."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ber)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More