4 Fakta tentang Captagon, Salah Satunya Obat Takut Mati bagi Para Milisi
Jum'at, 12 Mei 2023 - 19:27 WIB
Foto/Reuters
Pada 2011, ketika Suriah terjebak dalam perang sipil dan terisolasi, negara tersebut jatuh ke jurang krisis ekonomi. Damaskus menolak terlibat dalam perdagangan Captagon. Tapi, para pengamat mengatakan, pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad mendapatkan miliaran dolar atas keuntungan perdagangan tersebut.
Laporan New Lines Institute menyebutkan pemerintahan Suriah menggunakan aliansinya dan kelompok bersenjata untuk mendukung produksi dan perdagangan Captagon. Obat asal Suriah itu membanjiri negara-negara Arab lainnya.
Sejak tahun lalu, negara Arab mulai menggelar operasi besar-besaran untuk menghentikan perdagangan obat tersebut. Pada Februari 2022, tentara Yordania membunuh 30 penyelundup. Mereka mengungkap penyelundupan 16 juta pil Captagon dari Suriah.
Salah satu yang dibunuh tentara Yordania adalah Marai al-Ramthan, penyelundup narkoba terkenal di Suriah. “Al-Ramnthan dianggap penyelundup terkenal di Timur Tengah, termasuk Captagon,” demikian keterangan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Pada Agustus 2022, Saudi menyita 46 juta pil amfetamin yang diselundupkan di dalam tepung. Seorang pria ditangkap di bandara Abu Dhabi karena mencoba menyelundupkan 4,5 juta Captagon di dalam kaleng kacang hijau pada Februari 2023.
3. Nilai Perdagangan 3 Kali Lipat Dibandingkan Kartel Meksiko
Bukan hanya negara di Timur Tengah yang khawatir, berbagai negara juga mengkhawatirkan produksi massal Captagon di Suriah.
Inggris menyatakan, 80% produksi Captagon berasal dari Suriah dan itu menjadi sumber keuangan bagi rezim Assad. Nilai perdagangan Captagon mencapai tiga kali lipat dibandingkan kartel narkoba Meksiko. Inggris menyatakan bahwa Suriah didukung Hezbollah dan Iran ingin menciptakan krisis kecanduan Captagon.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda