Apa Hubungan Negara Iran dan Suriah? Simak Penjelasannya
Kamis, 11 Mei 2023 - 14:17 WIB
JAKARTA - Hubungan antara negara Iran dan Suriah kerap disebut sebagai sebuah aliansi, dan terjalin semakin erat ketika perang saudara pecah di Suriah.
Bahkan peran Iran di Suriah cukup sentral, tidak hanya membela rezim Damaskus dalam perang saudara, namun juga mengembangkan hubungan jangka panjang untuk kedua negara.
Menurut ulasan Wilson Center, hubungan kedua negara ini sangat penting karena lokasi geopolitik Iran dan Suriah di kawasan itu.
Hubungan antara Iran dan Suriah telah melewati beberapa fase, dimulai ketika struktur kekuasaan dan dinamika mulai berubah pada tahun 1980-an.
Pada fase awal, Suriah merupakan negara kuat dan dominan di kawasan lantaran mendapat dukungan penuh dari Uni Soviet. Pada saat yang sama, Iran sibuk berperang dengan Irak.
Namun ketika status geopolitik di kawasan Suriah berubah, keadaan membuat Iran memiliki peran yang lebih kuat dan dominan dalam hubungannya dengan Suriah.
Selanjutnya, ketika perang saudara pecah di Suriah pada tahun 2011, Iran dihadapkan dengan dua pilihan besar; memberi bantuan pada rezim atau tidak ikut campur dengan harapan rezim berikutnya tidak akan memusuhi Iran.
Pada akhirnya Iran memilih untuk berpihak pada rezim Presiden Bashar al-Assad. Pilihan Iran dan sekutunya, Hizbullah Lebanon, mendukung rezim Suriah membuat Teheran harus menghadapi para oposisi yang didukung oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, dan beberapa negara Eropa.
Langkah Iran itu diambil karena Teheran menganggap Suriah sebagai "garis pertahanan utama", sehingga bila rezim Assad runtuh, maka Irak akan menjadi sasaran berikutnya oleh negara-negara Barat.
Pada akhirnya konflik Suriah ditengahi dengan upaya Liga Arab dan PBB. Dalam hal ini, Iran juga tertarik untuk ambil bagian sebagai penengah.
Sampai pada akhirnya Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan Suriah ingin menormalisasi hubungan dengan negara-negara di kawasan Arab setelah isolasi politik yang mendera rezim Presiden Bashar al-Assad selama lebih dari satu dekade sejak perang saudara pecah.
Hal itu membuat hubungan antara Suriah dan Arab Saudi dan Turki kembali membaik di tahun 2023 ini. Setelah sebelumnya kedua negara Timur Tengah itu sempat mendukung pihak oposisi Suriah.
Upaya Suriah ini juga didukung oleh Iran sebagai sekutu dekatnya. Munculnya upaya ini sekaligus membuat hubungan negara-negara di Timur Tengah kembali mencair.
Bahkan peran Iran di Suriah cukup sentral, tidak hanya membela rezim Damaskus dalam perang saudara, namun juga mengembangkan hubungan jangka panjang untuk kedua negara.
Menurut ulasan Wilson Center, hubungan kedua negara ini sangat penting karena lokasi geopolitik Iran dan Suriah di kawasan itu.
Hubungan antara Iran dan Suriah telah melewati beberapa fase, dimulai ketika struktur kekuasaan dan dinamika mulai berubah pada tahun 1980-an.
Pada fase awal, Suriah merupakan negara kuat dan dominan di kawasan lantaran mendapat dukungan penuh dari Uni Soviet. Pada saat yang sama, Iran sibuk berperang dengan Irak.
Namun ketika status geopolitik di kawasan Suriah berubah, keadaan membuat Iran memiliki peran yang lebih kuat dan dominan dalam hubungannya dengan Suriah.
Selanjutnya, ketika perang saudara pecah di Suriah pada tahun 2011, Iran dihadapkan dengan dua pilihan besar; memberi bantuan pada rezim atau tidak ikut campur dengan harapan rezim berikutnya tidak akan memusuhi Iran.
Pada akhirnya Iran memilih untuk berpihak pada rezim Presiden Bashar al-Assad. Pilihan Iran dan sekutunya, Hizbullah Lebanon, mendukung rezim Suriah membuat Teheran harus menghadapi para oposisi yang didukung oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, dan beberapa negara Eropa.
Langkah Iran itu diambil karena Teheran menganggap Suriah sebagai "garis pertahanan utama", sehingga bila rezim Assad runtuh, maka Irak akan menjadi sasaran berikutnya oleh negara-negara Barat.
Pada akhirnya konflik Suriah ditengahi dengan upaya Liga Arab dan PBB. Dalam hal ini, Iran juga tertarik untuk ambil bagian sebagai penengah.
Sampai pada akhirnya Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan Suriah ingin menormalisasi hubungan dengan negara-negara di kawasan Arab setelah isolasi politik yang mendera rezim Presiden Bashar al-Assad selama lebih dari satu dekade sejak perang saudara pecah.
Hal itu membuat hubungan antara Suriah dan Arab Saudi dan Turki kembali membaik di tahun 2023 ini. Setelah sebelumnya kedua negara Timur Tengah itu sempat mendukung pihak oposisi Suriah.
Upaya Suriah ini juga didukung oleh Iran sebagai sekutu dekatnya. Munculnya upaya ini sekaligus membuat hubungan negara-negara di Timur Tengah kembali mencair.
(mas)
tulis komentar anda