Uni Eropa Fokus Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi

Rabu, 22 Juli 2020 - 10:13 WIB
Foto/AFP
BRUSSELS - Ketika banyak pemimpin negara lain masih fokus pada penanganan pandemi corona (Covid-19) , hal berbeda ditunjukkan Uni Eropa (UE) . Para pemimpin negara anggota Uni Eropa (UE) telah menyepakati paket pemulihan ekonomi pasca-wabah virus corona Covid-19 setelah melakukan perundingan selama empat hari.

Organisasi beranggotakan 27 negara itu telah menandatangani dana sebesar USD857 miliar (Rp12.655 triliun). Diskusi terfokus pada pemberian dana hingga 390 miliar euro kepada negara anggota yang terdampak wabah. Totalnya dapat mencapai 1,1 triliun euro jika negara anggota menggunakan kapasitas maksimum anggaran dalam tujuh tahun ke depan.

Perundingan yang dilaksanakan di Brussels itu berlangsung selama 90 jam atau terpanjang sejak tahun 2000 saat Eropa membahas Kota Nice, Prancis. Paket yang sudah disepekati ini kini memerlukan detail teknis negosiasi di lapangan dan ratifikasi oleh Parlemen Eropa sehingga semuanya berjalan di bawah hukum. (Baca: Diam-diam, Jet Tempur China dan Jepang Adu Kuat di Laut China Timur)



Kesepakatan itu berada di luar dugaan mengingat negara anggota UE sangat sensitif membahas permasalahan anggaran. Bahkan tak sedikit yang tersulut emosi. Di satu sisi, sebagian negara ingin bangkit, tapi di sisi lain, mereka belum tentu mampu membayar dana pinjaman tersebut.

Negara seperti Swedia, Denmark, Austria, Belanda, dan Finlandia menentang pemberian dana walau hanya mencapai 500 miliar euro kepada negara terdampak Covid-19. Kelompok yang dipimpin PM Belanda Mark Rutte itu lebih setuju hanya memberikan dana maksimum 375 miliar euro dengan pertimbangan kondisi dan situasi saat ini.

Namun, negara anggota yang lain tidak setuju. Sebab, kisaran dana tersebut tidak akan cukup untuk mengangkat kembali perekonomian negara terdampak. Negara yang terdampak paling buruk, yakni Spanyol dan Italia, bahkan memasang dana minimal sebesar 400 miliar euro. (Baca juga: Menikmati Eksotika Danau Singkarak dari Ketinggian Aur Serumpun)

"Ini merupakan momen penting bagi Eropa ," ujar Kepala Perundingan, Charles Michel, dikutip Reuters. Perundingan berlangsung sangat alot. Bahkan, negara anggota terbelah antara kawasan yang terdampak dan kawasan yang prihatin dengan kesiapan pembayaran utang itu mengingat nilainya besar.

Pada momen tertentu, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat memukul meja dengan tangan dikepal sambil menyatakan langkah yang diambil kelompok "oposisi" akan menjerumuskan Eropa pada risiko besar. Namun, kelompok tersebut juga tidak bergeming mengingat mereka merupakan penyumbang dana terbesar dalam kas anggaran UE.

Isu lainnya yang dibahas di meja perundingan ialah sebagian negara mempertanyakan kelancaran pemberian dana agar tidak terhalang perbedaan pandangan, terutama politik. Mereka meminta agar seluruh negara anggota UE menghormati aturan hukum dan perjanjian yang sudah disepakati.

Hungaria dan Polandia juga mengancam akan memveto paket bantuan tersebut jika UE mengadopsi peraturan untuk menahan dana dari negara yang tidak memenuhi prinsip demokrasi. Karena itu, distribusi dana akan dibawahi langsung oleh Komisi Eropa. Seluruh negara anggota juga dapat menurunkan rencana pinjaman jika mereka menginginkan demikian. (Lihat videonya: Miris, Tak Punya HP Anak Pemulung Numpang belajar di rumah Tetangga)

Macron mengatakan kesepakatan ini merupakan momen bersejarah bagi Eropa. "Tidak ada sebelumnya UE menanamkan investasi seperti ini untuk masa yang akan datang," kata PM Belgia, Sophie Wilmes. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More