Ini Faktor Penentu Serangan Balasan Ukraina Menurut Perwira Militer NATO
Rabu, 03 Mei 2023 - 22:12 WIB
BRUSSELS - Seorang perwira tinggi militer NATO mengatakan serangan musim semi yang diharapkan oleh Ukraina adalah agar Ukraina mengambil kembali apa yang secara hukum menjadi milik mereka.
Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer mengatakan, terserah pemerintah Ukraina untuk memutuskan kapan memulainya, yang akan bergantung pada faktor-faktor seperti tingkat pelatihan pasukannya, dan apakah Kiev memiliki persediaan serta peralatan yang cukup tidak hanya untuk memulai serangan, tetapi juga mempertahankannya selama jangka waktu tertentu.'
"Cuaca juga akan menjadi faktor penentu," ia menambahkan seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (3/5/2023).
“Ini akan menjadi pertarungan yang serius, karena Rusia telah menggali di depan itu dan karena itu tidak akan mudah. Kami berbicara tentang 350.000 pasukan Rusia di wilayah pendudukan Ukraina,” kata Laksamana Bauer.
“Orang-orang harus memahami bahwa jika Rusia menghentikan perang ini sekarang, maka perang akan berakhir. Jika Ukraina menghentikan perang sekarang, mereka telah kehilangan negaranya,” imbuhnya.
Bauer mengungkapkan bahwa NATO mulai memandang Rusia sebagai ancaman bagi aliansi tersebut sejak aneksasi Crimea pada 2014.
“Kami mengembangkan strategi militer NATO baru pada 2019, dan kemudian dari sana kami terus mengerjakan strategi pencegahan dan pertahanan berdasarkan fakta bahwa ada dua ancaman, yaitu Rusia dan kelompok teroris,” ungkapnya.
Itu berarti bahwa ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, NATO sebenarnya lebih siap dari yang diperkirakan siapa pun, dan mampu mengejutkan Rusia dengan menambah jumlah pasukan di bawah komandonya dari 4.000 menjadi 40.000.
"Ini telah menghalangi Rusia untuk melakukan konfrontasi dengan aliansi tersebut," tukas Bauer.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer mengatakan, terserah pemerintah Ukraina untuk memutuskan kapan memulainya, yang akan bergantung pada faktor-faktor seperti tingkat pelatihan pasukannya, dan apakah Kiev memiliki persediaan serta peralatan yang cukup tidak hanya untuk memulai serangan, tetapi juga mempertahankannya selama jangka waktu tertentu.'
"Cuaca juga akan menjadi faktor penentu," ia menambahkan seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (3/5/2023).
“Ini akan menjadi pertarungan yang serius, karena Rusia telah menggali di depan itu dan karena itu tidak akan mudah. Kami berbicara tentang 350.000 pasukan Rusia di wilayah pendudukan Ukraina,” kata Laksamana Bauer.
“Orang-orang harus memahami bahwa jika Rusia menghentikan perang ini sekarang, maka perang akan berakhir. Jika Ukraina menghentikan perang sekarang, mereka telah kehilangan negaranya,” imbuhnya.
Bauer mengungkapkan bahwa NATO mulai memandang Rusia sebagai ancaman bagi aliansi tersebut sejak aneksasi Crimea pada 2014.
“Kami mengembangkan strategi militer NATO baru pada 2019, dan kemudian dari sana kami terus mengerjakan strategi pencegahan dan pertahanan berdasarkan fakta bahwa ada dua ancaman, yaitu Rusia dan kelompok teroris,” ungkapnya.
Itu berarti bahwa ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, NATO sebenarnya lebih siap dari yang diperkirakan siapa pun, dan mampu mengejutkan Rusia dengan menambah jumlah pasukan di bawah komandonya dari 4.000 menjadi 40.000.
"Ini telah menghalangi Rusia untuk melakukan konfrontasi dengan aliansi tersebut," tukas Bauer.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(ian)
tulis komentar anda