Kata Negara NATO, Ini Masalah Utama Militer Ukraina untuk Lawan Rusia

Selasa, 02 Mei 2023 - 14:09 WIB
loading...
Kata Negara NATO, Ini Masalah Utama Militer Ukraina untuk Lawan Rusia
Kekurangan amunisi menjadi masalah utama militer Ukraina dalam melawan invasi Rusia. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Republik Ceko, salah satu negara NATO, mengungkap masalah militer utama yang dirasakan Ukraina untuk melawan invasi Rusia . Masalah yang dimaksud adalah krisis amunisi.

Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan kekurangan amunisi telah membatasi kemampuan Kiev untuk mempertahankan diri melawan pasukan Moskow atau berhasil melancarkan serangan balasan.

Pavel menyampaikan masalah itu setelah kembali dari kunjungan tiga hari ke Ukraina, di mana dia mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan pejabat lainnya di Kiev.

Dia juga melakukan perjalanan ke kota Dnepr, yang terletak tidak jauh dari garis depan, menjadi pemimpin asing pertama yang pergi ke bagian timur negara itu sejak pecahnya konflik antara Moskow dan Kiev lebih dari setahun lalu.



Presiden Ceko mengatakan bahwa banyak diskusi dengan para pejabat Ukraina membuatnya cukup jelas bahwa apa yang paling dibutuhkan Ukraina untuk pertahanan yang sukses saat ini adalah amunisi.

“Tentu saja, peralatan juga kurang, tetapi kekurangan amunisi yang kritis tidak hanya membatasi kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri secara efektif, tetapi juga sampai batas tertentu membatasi kemampuannya untuk meluncurkan serangan balasan yang sukses,” katanya kepada media Ceko, Ceske Noviny, yang dilansir Selasa (2/5/2023).

Menurut Pavel, yang memiliki latar belakang intelijen dan menjabat sebagai ketua Komite Militer NATO antara 2015 dan 2018, pasukan Rusia lebih unggul dalam kualitas dan kuantitas amunisi mereka dan dapat menembakkan peluru empat atau lima kali lebih banyak setiap hari dari pasukan Ukraina.

Negara-negara Barat pendukung Kiev telah memasok Ukraina dengan peralatan efektif, termasuk tank tempur utama seperti Leopard 2 buatan Jerman dan Challenger Inggris. "Tetapi mereka datang dengan pasokan amunisi yang terbatas," kata Pavel.

Menurutnya, Ukraina hanya dapat menyebarkan senjata tersebut di lapangan selama beberapa hari. "Dan setelah itu, tanpa amunisi, mereka pada dasarnya menjadi barang gudang,” ujarnya. "Situasinya benar-benar tidak masuk akal.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1407 seconds (0.1#10.140)