Pertemuan Tak Sengaja Mengubah Sejarah, dari Penciptaan Mobil hingga Google

Minggu, 26 Juli 2020 - 07:57 WIB




Thomas Edison adalah pahlawan pribadi Henry Ford meski keduanya tak pernah bermimpi akan menjadi teman baik. Semuanya berawal pada 1896, ketika Ford menghadiri konvensi Asosiasi Perusahaan Penerangan Edison di Brooklyn, New York. (Baca juga: Ford Bronco dan Suzuki Jimny, Dua Mobil Tangguh yang Sedot Perhatian Dunia)

Edison berkeliling di acara itu dan berbincang dengan Ford soal mobil pertama rancangannya. Ford bekerja di salah satu anak perusahaan Edison dan telah mengidolakan penemunya sejak ia masih kecil). Dua belas tahun kemudian, Ford — yang terinspirasi pertemuan itu dalam kariernya memperkenalkan mobil Model T di mana ia dan Edison akhirnya membentuk persahabatan mendalam yang akan bertahan seumur hidup mereka.

6. Pangeran Edward dan Wallis Simpson (Sejarah skandal besar di Kerajaan Inggris)



Pada 10 Desember 1936 Raja Edward VIII mundur dari keanggotaan Kerajaan Inggris yang dipicu kisah asmaranya dengan seorang perempuan dari kalangan rakyat biasa bernama Wallis Sumpson. Semua berawal ketika pada 10 Januari 1931, Pangeran Edward tidak sengaja di sebuah pesta bertemu dengan Wallis Simpson yang merupakan istri dari Ernest Simpson.

Melalui pertemuan pertama kali inilah Pangeran Edward akhirnya tergila-gila dengan Simpson. Setelah pertemuan tersebut, empat bulan kemudian, Edward dan Wallis Simpson bertemu lagi dan tujuh bulan setelah itu sang pangeran makan malam di rumah Simpson dan pulang hingga pukul 4 pagi.

Pada 20 Januari 1936, Raja Goerge V, yang merupakan ayah dari Pangeran Edward meninggal dunia. Hal tersebut menyebabkan Pangeran Edward naik takhta menjadi Raja Edward VII. Namun karena melanggar aturan dalam kerajaan karena menikah dengan rakyat jelata maka Edward akhirnya mundur dari anggota kerajaan. (Lihat grafis: Kaldera Toba Ditetapkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO)

7. Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony (Awal lahirnya gerakan hak-hak perempuan di AS)



Dua perempuan pendiri hak-hak perempuan Amerika Serikat (AS), Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony, menjalin persahabatan selama 50 tahun, dan membangun pengaruh abadi terhadap paham feminisme di Amerika Serikat.

Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony bertemu pertama kali pada 1850 dan dengan cepat keduanya akrab. Selama 50 tahun berikutnya, mereka berkolaborasi dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Amerika.

Sejarah Amerika mencatat, tidak ada orang yang gigih memperjuangkan amandemen undang-undang yang memberi perempuan hak untuk memilih selain Elizabeth Cady Stanton dan Susan B. Anthony. (Baca juga: Belajar Patriotisme dan Hak Asasi Wanita dari Nusaibah binti Ka’ab Al-Ansariyah)

8. F. Scott Fitzgerald dan Zelda Fitzgerald (Awal lahirnya novel legendaris The Great Gatsby)



F. Scott Fitzgerald dikenal sebagai penulis novel dan cerita pendek asal Amerika Serikat. Karya fenomenal adalah The Great Gatsby yang terbit pada 1925. Di usia 24 tahun, Fitzgerald menjadi terkenal lantaran novelnya berjudul This Side of Paradise.

Seminggu kemudian, Fitzgerald menikah dengan perempuan yang ia cintai sekaligus sumber inspirasinya, Zelda Sayre. Keduanya bertemu kali pertama pada sebuah pesta dansa di Juli 1918 ketika Scott berusia 21 tahun. (Lihat grafis: Penyair Sapardi Djoko Damono Tutup Usia)

Meskipun pernikahan mereka terkenal kacau, mereka saling menginspirasi pekerjaan masing-masing. Scott bahkan akan mengangkat buku harian pribadi Zelda dan memasukkannya ke dalam novel The Great Gatsby.

9. Frederick Douglass dan William Lloyd Garrison (Awal lahirnya gerakan penghapusan perbudakan di AS)



Surat kabar William Lloyd Garrison, The Liberator, adalah publikasi abolisionis (gerakan penghapusan perbudakan di AS) terbesar pada masanya — dan Frederick Douglass, seorang mantan budak pembaca loyak The Liberator dan tokoh terkemuka dalam gerakan penghapusan perbudakan di AS.

Garrison sangat terkesan dengan tulisan dan aksi-aksi Douglass menentang perbudakan. Atas desakan Garrison, Douglass menerbitkan otobiografi pertamanya pada 1845. Buku ini sangat laris di AS. (Baca juga: Viral, Demonstran Wanita Bugil Hadapi Pasukan Polisi AS)

Persahabatannya dengan Garrison menghantarkan Douglass bertemu dengan Presiden Abraham Lincoln di Gedung Putih untuk membicarakan perlakuan tidak adil yang dialami prajurit kulit hitam di Perang Saudara AS. Sejak pertemuan itu, negara lebih memperhatikan hak-hak warga kulit hitam di AS dan menginspirasi berbagai gerakan persamaan hak AS dan dunia di kemudian hari.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More