Drone dengan 17 Kg Bahan Peledak untuk Habisi Putin, Ini Respons Rusia
Jum'at, 28 April 2023 - 09:57 WIB
MOSKOW - Sebuah tabloid Jerman melaporkan bahwa drone yang jatuh di dekat Moskow pada hari Minggu lalu merupakan pesawat nirawak Ukraina yang dioperasikan untuk membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin . Menurut laporan tersebut, drone itu membawa 17 kilogram bahan peledak.
Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memilih untuk menepisnya. Dia menyebut klaim itu sebagai "yellow fabrication atau rekayasa kuning".
“Tidak, kami tidak mengetahui laporan ini,” kata Peskov kepada wartawan pada hari Kamis.
“Ada banyak 'rekayasa kuning' akhir-akhir ini. Tidak ada alasan untuk memedulikan mereka," lanjut Peskov, seperti dikutip Russia Today, Jumat (28/4/2023).
Laporan perihal drone Ukraina untuk membunuh Presiden Putin itu diterbitkan tabloid Jerman, Bild, pada hari Rabu. Laporan itu berjudul "17 kilos of explosives were supposed to kill Putin".
Menurut laporan tersebut, pihak berwenang Rusia berusaha untuk menutupi kejadian itu.
Laporan Bild mengutip aktivis Ukraina; Yuri Romanenko, yang mengeklaim bahwa intelijen Ukraina mengirim drone untuk menargetkan Putin selama kunjungannya ke kawasan industri Rudnevo di luar Moskow.
Drone tersebut diduga melewati sistem pertahanan udara Rusia tanpa terdeteksi dan jatuh tidak jauh dari lokasi target.
Media Jerman itu menggambarkan Romanenko sebagai seseorang yang memiliki "hubungan dekat" dengan dinas intelijen Kiev.
Jatuhnya drone UJ-22 pada hari Minggu telah dilaporkan secara luas di media Rusia. Pesawat nirawak (UAV) itu ditemukan di distrik Bogorodsky, sekitar 30 kilometer dari pinggiran timur Moskow dan sekitar 20 km dari Rudnevo.
Drone tersebut memiliki 30 blok bahan peledak C4, sekitar 17 kilogram, di dalamnya. Tiga drone lagi, semuanya dari jenis quadcopter yang lebih kecil, ditemukan di dekat ibu kota Rusia pada hari Senin.
Layanan propaganda Ukraina, Euromaidan PR, men-tweet sebuah video yang dimaksudkan untuk menunjukkan cuplikan serangan drone Ukraina, mengambil tanggung jawab atas serangan quadcopter dan meninggalkan pesan ancaman; "Kami lebih dekat dari yang Anda kira."
Kendati demikian catatan komunitas platform dengan cepat memeriksa fakta klaim tersebut, mengungkapkan bahwa rekaman drone itu sebenarnya berasal dari video YouTube lama.
Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memilih untuk menepisnya. Dia menyebut klaim itu sebagai "yellow fabrication atau rekayasa kuning".
“Tidak, kami tidak mengetahui laporan ini,” kata Peskov kepada wartawan pada hari Kamis.
“Ada banyak 'rekayasa kuning' akhir-akhir ini. Tidak ada alasan untuk memedulikan mereka," lanjut Peskov, seperti dikutip Russia Today, Jumat (28/4/2023).
Laporan perihal drone Ukraina untuk membunuh Presiden Putin itu diterbitkan tabloid Jerman, Bild, pada hari Rabu. Laporan itu berjudul "17 kilos of explosives were supposed to kill Putin".
Menurut laporan tersebut, pihak berwenang Rusia berusaha untuk menutupi kejadian itu.
Laporan Bild mengutip aktivis Ukraina; Yuri Romanenko, yang mengeklaim bahwa intelijen Ukraina mengirim drone untuk menargetkan Putin selama kunjungannya ke kawasan industri Rudnevo di luar Moskow.
Drone tersebut diduga melewati sistem pertahanan udara Rusia tanpa terdeteksi dan jatuh tidak jauh dari lokasi target.
Media Jerman itu menggambarkan Romanenko sebagai seseorang yang memiliki "hubungan dekat" dengan dinas intelijen Kiev.
Jatuhnya drone UJ-22 pada hari Minggu telah dilaporkan secara luas di media Rusia. Pesawat nirawak (UAV) itu ditemukan di distrik Bogorodsky, sekitar 30 kilometer dari pinggiran timur Moskow dan sekitar 20 km dari Rudnevo.
Drone tersebut memiliki 30 blok bahan peledak C4, sekitar 17 kilogram, di dalamnya. Tiga drone lagi, semuanya dari jenis quadcopter yang lebih kecil, ditemukan di dekat ibu kota Rusia pada hari Senin.
Layanan propaganda Ukraina, Euromaidan PR, men-tweet sebuah video yang dimaksudkan untuk menunjukkan cuplikan serangan drone Ukraina, mengambil tanggung jawab atas serangan quadcopter dan meninggalkan pesan ancaman; "Kami lebih dekat dari yang Anda kira."
Kendati demikian catatan komunitas platform dengan cepat memeriksa fakta klaim tersebut, mengungkapkan bahwa rekaman drone itu sebenarnya berasal dari video YouTube lama.
(mas)
tulis komentar anda