AS Siap Kerahkan Pasukan untuk Evakuasi Staf Kedutaan di Sudan

Jum'at, 21 April 2023 - 05:50 WIB
AS siap kerahkan pasukan untuk kemungkinan evakuasi staf kedutaan di Sudan. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) siap mengerahkan pasukan untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi staf kedutaan di Sudan saat faksi-faksi yang bersaing bertempur di Khartoum. Hal itu diungkapkan Pentagon dalam sebuah pernyataan.

"Kami mengerahkan kemampuan tambahan terdekat di kawasan itu untuk tujuan darurat terkait mengamankan dan berpotensi memfasilitasi keberangkatan personel Kedutaan Besar AS dari Sudan," kata Pentagon seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (21/4/2023).Sementara itu dilansir dari The Guardian,seorang pejabat AS mengatakan pasukan tambahan itu akan dikirim ke pangkalan Amerika di Djibouti. Perencanaan penempatan pasukan ke Camp Lemonnier di Djibouti dilakukan dengan sungguh-sungguh pada hari Senin setelah konvoi kedutaan AS diserang di Khartoum.



Pejabat AS mengatakan Djibouti, terjepit di antara Ethiopia, Eritrea, dan Somalia di Teluk Aden, akan menjadi titik awal untuk setiap operasi evakuasi.



Evakuasi apa pun dalam keadaan saat ini penuh dengan kesulitan dan risiko keamanan karena bandara Khartoum tetap tidak berfungsi dan rute darat dari ibu kota ke luar negeri panjang serta berbahaya bahkan tanpa ada permusuhan seperti saat ini.

Jika zona pendaratan yang aman di atau dekat Khartoum tidak dapat ditemukan, salah satu pilihannya adalah membawa para pengungsi ke Port Sudan di Laut Merah. Tapi perjalanan panjang selama 12 jam dan menempuh jarak 841 km itu berbahaya.

Pilihan lain mungkin berkendara ke negara tetangga Eritrea; namun, itu juga akan bermasalah mengingat pemimpin Eritrea, Isaias Afwerki, bukanlah teman AS atau barat pada umumnya.



Terakhir kali personel kedutaan AS dievakuasi melalui darat adalah dari Libya pada Juli 2014, ketika konvoi besar kendaraan militer AS membawa staf dari kedutaan Tripoli ke Tunisia. Ada evakuasi yang lebih baru, terutama di Afghanistan dan Yaman, tetapi sebagian besar dilakukanmelaluiudara.

Lebih dari 300 orang tewas sejak pertempuran antara pasukan yang setia kepada panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), meletus pada Sabtu lalu.

Beberapa pertempuran paling sengit terjadi di ibu kota Khartoum, sebuah kota yang berpenduduk lima juta orang, di mana kebanyakan dari mereka mengurung diri di rumah tanpa listrik, makanan, dan air.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More