Tentara Bayaran Wagner Group Rusia Sangkal Terlibat Perang Saudara Sudan
Kamis, 20 April 2023 - 07:32 WIB
MOSKOW - Kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group , membantah beroperasi di Sudan . Mereka mengatakan tidak terkait dengan perang saudara yang mengguncang negara Afrika yang sangat miskin itu.
Diplomat Barat di Khartoum mengatakan pada Maret 2022 bahwa pasukan Wagner Group terlibat dalam penambangan emas ilegal di Sudan, di antara aktivitas lainnya. Namun, Sudan menyangkal klaim diplomat tersebut.
“Karena banyaknya pertanyaan dari berbagai media asing tentang Sudan, yang sebagian besar bersifat provokatif, kami menganggap perlu untuk memberi tahu semua orang bahwa staf Wagner sudah tidak berada di Sudan selama lebih dari dua tahun,” tulis kelompok tentara bayaran yang berbasis di Rusia itu di Telegram, seperti dikutip Reuters, Kamis (20/4/2023).
Wagner Group menegaskan sudah lama tidak berhubungan dengan penguasa militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, atau pun kepala paramiliter Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo—yang pasukan keduanya berada di jantung konflik saat ini.
Perusahaan militer swasta yang didirikan Yevgeny Prigozhin itu juga mengatakan tidak memiliki kepentingan keuangan di Sudan. Menurut mereka, konflik tersebut murni urusan internal Sudan.
Tentara bayaran Wagner Group, yang di masa lalu dikerahkan untuk melawan pemberontak di Mali dan Republik Afrika Tengah, saat ini mempelopori upaya untuk merebut kota Bakhmut di Ukraina timur.
Prigozhin dikenal sebagai sekutu Presiden Vladimir Putin dan oleh media-media Barat dijuluki sebagai "koki Putin". Dalam perang Ukraina, Wagner Group bahkan sangat menonjol dan berebut pengaruh dengan militer Rusia.
Wagner Group belakangan berseteru dengan para elite militer Rusia setelah tidak dipasok amunisi ketika perang di Ukraina timur berkecamuk.
Diplomat Barat di Khartoum mengatakan pada Maret 2022 bahwa pasukan Wagner Group terlibat dalam penambangan emas ilegal di Sudan, di antara aktivitas lainnya. Namun, Sudan menyangkal klaim diplomat tersebut.
“Karena banyaknya pertanyaan dari berbagai media asing tentang Sudan, yang sebagian besar bersifat provokatif, kami menganggap perlu untuk memberi tahu semua orang bahwa staf Wagner sudah tidak berada di Sudan selama lebih dari dua tahun,” tulis kelompok tentara bayaran yang berbasis di Rusia itu di Telegram, seperti dikutip Reuters, Kamis (20/4/2023).
Baca Juga
Wagner Group menegaskan sudah lama tidak berhubungan dengan penguasa militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, atau pun kepala paramiliter Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo—yang pasukan keduanya berada di jantung konflik saat ini.
Perusahaan militer swasta yang didirikan Yevgeny Prigozhin itu juga mengatakan tidak memiliki kepentingan keuangan di Sudan. Menurut mereka, konflik tersebut murni urusan internal Sudan.
Tentara bayaran Wagner Group, yang di masa lalu dikerahkan untuk melawan pemberontak di Mali dan Republik Afrika Tengah, saat ini mempelopori upaya untuk merebut kota Bakhmut di Ukraina timur.
Prigozhin dikenal sebagai sekutu Presiden Vladimir Putin dan oleh media-media Barat dijuluki sebagai "koki Putin". Dalam perang Ukraina, Wagner Group bahkan sangat menonjol dan berebut pengaruh dengan militer Rusia.
Wagner Group belakangan berseteru dengan para elite militer Rusia setelah tidak dipasok amunisi ketika perang di Ukraina timur berkecamuk.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda