8 Kapal Perang China Kitari Perairan Sekitar Taiwan
Selasa, 11 April 2023 - 11:35 WIB
TAIPEI - Delapan kapal perang China masih beroperasi di perairan sekitar Taiwan pada Selasa (11/4/2023). Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan mengungkapkan hal itu sehari setelah Beijing mengumumkan penghentian latihan perang besar-besaran.
China meluncurkan latihan militer tiga hari di sekitar Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri pada Sabtu. Latihan itu menampilkan simulasi serangan yang ditargetkan dan mempraktekkan blokade pulau itu.
Unjuk kekuatan itu merupakan tanggapan atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy pekan lalu.
Pertemuan itu diperingatkan China akan memicu tindakan pembalasan.
"Ada 8 kapal yang masih beroperasi di perairan sekitar Taiwan," ungkap Kemhan Taiwan, seraya menambahkan pihaknya memantau situasi dengan cermat.
Kementerian mengatakan telah mendeteksi 12 kapal perang China dan 91 pesawat di sekitar pulau pada hari terakhir latihan, dengan 54 pesawat melintasi zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) barat daya dan tenggara Taiwan.
Serbuan ADIZ adalah yang tertinggi yang tercatat dalam satu hari sejak Oktober 2021.
Selama latihan, jet tempur J15 dikerahkan dari kapal induk China Shandong dan termasuk di antara pesawat yang melintasi garis median, menurut Kemhan Taiwan.
Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji akan merebutnya kembali suatu hari nanti.
Presiden Tsai Ing-wen mengutuk latihan militer China pada Senin, beberapa jam setelah mereka secara resmi berakhir.
Tsai mengatakan, “China menggunakan keterlibatan Taiwan dengan AS sebagai alasan untuk meluncurkan latihan militer, menyebabkan ketidakstabilan di Taiwan dan kawasan."
“Meskipun latihan militer China telah berakhir, tim militer dan keamanan nasional kami akan terus bertahan pada posisi mereka dan membela negara,” papar Tsai dalam postingan di Facebook.
Setelah latihan tiga hari, militer China mengatakan telah "berhasil menyelesaikan" tugas yang terkait dengan latihan "Pedang Bersama".
Latihan perang membuat Beijing mensimulasikan "penyegelan" pulau itu, dengan media pemerintah melaporkan lusinan pesawat telah melakukan "blokade udara".
Amerika Serikat, yang telah berulang kali meminta China menahan diri, pada Senin mengirim kapal perusak berpeluru kendali USS Milius melalui bagian Laut China Selatan yang diperebutkan.
“Operasi kebebasan navigasi ini menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan laut yang sah,” ungkap Angkatan Laut AS.
Pengerahan itu memicu kecaman dari China, yang mengatakan kapal AS itu "secara ilegal menyusup" ke perairan teritorialnya.
Secara terpisah, Beijing memperingatkan kemerdekaan Taiwan dan perdamaian lintas selat "saling eksklusif".
China menyalahkan Taipei dan "pasukan asing" yang tidak disebutkan namanya yang mendukungnya atas ketegangan tersebut.
Gedung Putih memperjelas bahwa hubungan dengan Beijing sulit setelah latihan militer itu.
China meluncurkan latihan militer tiga hari di sekitar Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri pada Sabtu. Latihan itu menampilkan simulasi serangan yang ditargetkan dan mempraktekkan blokade pulau itu.
Unjuk kekuatan itu merupakan tanggapan atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy pekan lalu.
Pertemuan itu diperingatkan China akan memicu tindakan pembalasan.
"Ada 8 kapal yang masih beroperasi di perairan sekitar Taiwan," ungkap Kemhan Taiwan, seraya menambahkan pihaknya memantau situasi dengan cermat.
Kementerian mengatakan telah mendeteksi 12 kapal perang China dan 91 pesawat di sekitar pulau pada hari terakhir latihan, dengan 54 pesawat melintasi zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) barat daya dan tenggara Taiwan.
Serbuan ADIZ adalah yang tertinggi yang tercatat dalam satu hari sejak Oktober 2021.
Selama latihan, jet tempur J15 dikerahkan dari kapal induk China Shandong dan termasuk di antara pesawat yang melintasi garis median, menurut Kemhan Taiwan.
Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji akan merebutnya kembali suatu hari nanti.
Presiden Tsai Ing-wen mengutuk latihan militer China pada Senin, beberapa jam setelah mereka secara resmi berakhir.
Tsai mengatakan, “China menggunakan keterlibatan Taiwan dengan AS sebagai alasan untuk meluncurkan latihan militer, menyebabkan ketidakstabilan di Taiwan dan kawasan."
“Meskipun latihan militer China telah berakhir, tim militer dan keamanan nasional kami akan terus bertahan pada posisi mereka dan membela negara,” papar Tsai dalam postingan di Facebook.
Setelah latihan tiga hari, militer China mengatakan telah "berhasil menyelesaikan" tugas yang terkait dengan latihan "Pedang Bersama".
Latihan perang membuat Beijing mensimulasikan "penyegelan" pulau itu, dengan media pemerintah melaporkan lusinan pesawat telah melakukan "blokade udara".
Amerika Serikat, yang telah berulang kali meminta China menahan diri, pada Senin mengirim kapal perusak berpeluru kendali USS Milius melalui bagian Laut China Selatan yang diperebutkan.
“Operasi kebebasan navigasi ini menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan laut yang sah,” ungkap Angkatan Laut AS.
Pengerahan itu memicu kecaman dari China, yang mengatakan kapal AS itu "secara ilegal menyusup" ke perairan teritorialnya.
Secara terpisah, Beijing memperingatkan kemerdekaan Taiwan dan perdamaian lintas selat "saling eksklusif".
China menyalahkan Taipei dan "pasukan asing" yang tidak disebutkan namanya yang mendukungnya atas ketegangan tersebut.
Gedung Putih memperjelas bahwa hubungan dengan Beijing sulit setelah latihan militer itu.
(sya)
tulis komentar anda