Lavrov: Hubungan Rusia-Amerika Berada dalam Fase Panas
Jum'at, 07 April 2023 - 04:00 WIB
MOSKOW - Rusia dan Amerika Serikat (AS) berada dalam "fase panas" perang karena Washington memberikan senjata ke Ukraina . Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Rabu (5/4/2023).
“Kami benar-benar berada dalam fase panas perang. Karena Nazi Ukraina sebagian besar bertempur dengan senjata Amerika. Pemerintah Amerika mengancam untuk memasok lebih banyak sistem jarak jauh dan mematikan,” kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan Rossiya 24 TV.
Ditanya mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin menerima mandat dari duta besar AS yang baru jika Moskow menganggap dirinya berperang dengan Ukraina, Lavrov mengatakan: "Namun perlu untuk menjaga hubungan."
"Setidaknya, kami tidak kehilangan harapan bahwa Amerika akan bangun dan mereka akan melanjutkan semacam dialog. Kita lihat saja. Tidak akan lama menunggu," lanjut Lavrov.
Pada hari Rabu, Duta Besar AS yang baru untuk Rusia Lynne Tracy menyerahkan surat kepercayaannya kepada Putin pada sebuah upacara di Kremlin.
Sementara itu, menandai peringatan 74 tahun NATO pada pekan ini, dengan nada negatif, Rusia mengklaim bahwa aliansi militer itu "tidak sesuai" dengan keamanan internasional.
“Semua dilakukan untuk membuat dunia semakin berbahaya, guna mencegah adanya pusat-pusat kekuatan alternatif yang dapat menggerogoti hegemoni Barat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
“Secara umum, dapat dinyatakan dengan keyakinan bahwa keamanan dan NATO adalah hal-hal yang tidak sesuai,” lanjutnya. Menurutnya, tak ada yang perlu dibanggakan dari hari jadi NATO ke-74.
“Sebab, di belakang sekutu NATO adalah perang, mengubah negara menjadi reruntuhan, kejahatan perang yang tidak dihukum, pembunuhan warga sipil, dan penghancuran infrastruktur sipil,” jelasnya.
Zakharova lebih lanjut mengklaim bahwa meskipun aliansi mengatakan itu adalah pertahanan, sejarahnya menunjukkan sebaliknya. NATO saat ini memperluas pengaruh ke dekat Rusia dengan maksud untuk "merebut seluruh sistem keamanan Eropa", sehingga menciptakan ancaman terhadap keamanan Moskow.
“Kami benar-benar berada dalam fase panas perang. Karena Nazi Ukraina sebagian besar bertempur dengan senjata Amerika. Pemerintah Amerika mengancam untuk memasok lebih banyak sistem jarak jauh dan mematikan,” kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan Rossiya 24 TV.
Ditanya mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin menerima mandat dari duta besar AS yang baru jika Moskow menganggap dirinya berperang dengan Ukraina, Lavrov mengatakan: "Namun perlu untuk menjaga hubungan."
"Setidaknya, kami tidak kehilangan harapan bahwa Amerika akan bangun dan mereka akan melanjutkan semacam dialog. Kita lihat saja. Tidak akan lama menunggu," lanjut Lavrov.
Pada hari Rabu, Duta Besar AS yang baru untuk Rusia Lynne Tracy menyerahkan surat kepercayaannya kepada Putin pada sebuah upacara di Kremlin.
Sementara itu, menandai peringatan 74 tahun NATO pada pekan ini, dengan nada negatif, Rusia mengklaim bahwa aliansi militer itu "tidak sesuai" dengan keamanan internasional.
“Semua dilakukan untuk membuat dunia semakin berbahaya, guna mencegah adanya pusat-pusat kekuatan alternatif yang dapat menggerogoti hegemoni Barat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
“Secara umum, dapat dinyatakan dengan keyakinan bahwa keamanan dan NATO adalah hal-hal yang tidak sesuai,” lanjutnya. Menurutnya, tak ada yang perlu dibanggakan dari hari jadi NATO ke-74.
“Sebab, di belakang sekutu NATO adalah perang, mengubah negara menjadi reruntuhan, kejahatan perang yang tidak dihukum, pembunuhan warga sipil, dan penghancuran infrastruktur sipil,” jelasnya.
Zakharova lebih lanjut mengklaim bahwa meskipun aliansi mengatakan itu adalah pertahanan, sejarahnya menunjukkan sebaliknya. NATO saat ini memperluas pengaruh ke dekat Rusia dengan maksud untuk "merebut seluruh sistem keamanan Eropa", sehingga menciptakan ancaman terhadap keamanan Moskow.
(esn)
tulis komentar anda