Korut: Manuver AS-Korsel Dorong Ketegangan ke Ambang Perang Nuklir
Kamis, 06 April 2023 - 16:18 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) pada Kamis menuduh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) meningkatkan ketegangan ke ambang perang nuklir melalui latihan militer gabungan yang melibatkan aset-aset strategis Amerika.
KCNA, media negara pemerintah Korut, merilis komentar Choe Ju Hyon, yang disebutnya sebagai analis keamanan internasional, mengkritik latihan militer gabungan sebagai pemicu untuk mendorong situasi di semenanjung Korea ke "titik ledakan".
"Histeria konfrontasi militer AS dan para pengikutnya yang sembrono terhadap DPRK mendorong situasi di semenanjung Korea ke bencana yang tidak dapat diubah...ke ambang perang nuklir," tulis KCNA dalam laporannya, Kamis (6/4/2023).
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
"Sekarang masyarakat internasional dengan suara bulat berharap awan gelap perang nuklir yang menggantung di semenanjung Korea akan disingkirkan sedini mungkin," lanjut laporan tersebut.
Pasukan AS dan Korea Selatan telah melakukan serangkaian latihan musim semi tahunan sejak Maret, termasuk latihan udara dan laut yang melibatkan kapal induk AS dan pesawat pengebom B-1B dan B-52, dan latihan pendaratan amfibi skala besar pertama mereka dalam lima tahun.
Korea Utara bereaksi keras terhadap latihan tersebut, menyebutnya latihan untuk invasi.
Laporan KCNA menyebut partisipasi pesawat pengebom B-1B dan B-52 bertujuan untuk memicu konfrontasi, dengan mengatakan: "AS menunjukkan warna aslinya yang menjijikkan sebagai penyebab utama meningkatnya ketegangan."
Disebutkan pula bahwa sekutu telah melampaui "batas toleransi" dan Pyongyang akan menanggapi dengan melakukan pencegahan perangnya melalui "tindakan ofensif".
"Latihan itu telah mengubah semenanjung Korea menjadi magazine bubuk besar yang dapat diledakkan kapan saja," imbuh KCNA.
Korea Utara telah meningkatkan aktivitas militernya dalam beberapa pekan terakhir, memamerkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil, menjanjikan produksi lebih banyak bahan nuklir tingkat senjata dan menguji apa yang disebut drone serangan bawah air berkemampuan nuklir.
Bulan lalu, Korut melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang mampu menyerang di mana saja di AS, menyebutnya sebagai respons terhadap latihan sekutu.
KCNA, media negara pemerintah Korut, merilis komentar Choe Ju Hyon, yang disebutnya sebagai analis keamanan internasional, mengkritik latihan militer gabungan sebagai pemicu untuk mendorong situasi di semenanjung Korea ke "titik ledakan".
"Histeria konfrontasi militer AS dan para pengikutnya yang sembrono terhadap DPRK mendorong situasi di semenanjung Korea ke bencana yang tidak dapat diubah...ke ambang perang nuklir," tulis KCNA dalam laporannya, Kamis (6/4/2023).
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
"Sekarang masyarakat internasional dengan suara bulat berharap awan gelap perang nuklir yang menggantung di semenanjung Korea akan disingkirkan sedini mungkin," lanjut laporan tersebut.
Pasukan AS dan Korea Selatan telah melakukan serangkaian latihan musim semi tahunan sejak Maret, termasuk latihan udara dan laut yang melibatkan kapal induk AS dan pesawat pengebom B-1B dan B-52, dan latihan pendaratan amfibi skala besar pertama mereka dalam lima tahun.
Korea Utara bereaksi keras terhadap latihan tersebut, menyebutnya latihan untuk invasi.
Laporan KCNA menyebut partisipasi pesawat pengebom B-1B dan B-52 bertujuan untuk memicu konfrontasi, dengan mengatakan: "AS menunjukkan warna aslinya yang menjijikkan sebagai penyebab utama meningkatnya ketegangan."
Disebutkan pula bahwa sekutu telah melampaui "batas toleransi" dan Pyongyang akan menanggapi dengan melakukan pencegahan perangnya melalui "tindakan ofensif".
"Latihan itu telah mengubah semenanjung Korea menjadi magazine bubuk besar yang dapat diledakkan kapan saja," imbuh KCNA.
Korea Utara telah meningkatkan aktivitas militernya dalam beberapa pekan terakhir, memamerkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil, menjanjikan produksi lebih banyak bahan nuklir tingkat senjata dan menguji apa yang disebut drone serangan bawah air berkemampuan nuklir.
Bulan lalu, Korut melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang mampu menyerang di mana saja di AS, menyebutnya sebagai respons terhadap latihan sekutu.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda