Sebabkan Kepunahan Umat Manusia, Presiden Uganda Sebut Homoseks Lebih Berbahaya dari Narkoba
Rabu, 05 April 2023 - 03:27 WIB
KAMPALA - Presiden Uganda Yoweri Museveni meminta negara-negara Afrika untuk menolak promosi homoseksualitas di seluruh benua itu. Ia beralasan homoseks sangat berbahaya bagi umat manusia dan akan menyebabkan kepunahan umat manusia.
"Afrika harus memberikan petunjuk untuk menyelamatkan dunia dari kemerosotan dan dekadensi ini, yang sangat berbahaya bagi umat manusia. Jika lawan jenis berhenti menghargai satu sama lain, lalu bagaimana ras manusia akan disebarkan?" kata Museveni seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (5/4/2023).
Museveni membuat pernyataan tersebut saat berpidato pada konferensi antar-parlemen tentang Melindungi Budaya Afrika dan Nilai-Nilai Keluarga selama dua hari yang diadakan di State House di Entebbe. Menurut media setempat, konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan lebih dari 22 negara Afrika, serta Inggris Raya.
Parlemen Uganda telah mensahkan undang-undang anti-LGBTQ+ pada pertengahan Maret lalu. Berjudul RUU Anti-Homoseksualitas 2023, undang-undang tersebut mengusulkan hukuman baru untuk hubungan homoseksual dan mengkriminalisasi siapa pun yang mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ+.
Menurut RUU tersebut, mereka yang mengidentifikasi sebagai LGBTQ+ atau terlibat dalam aktivitas seks sesama jenis dapat menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun, dan mereka yang melakukan "homoseksualitas yang diperparah", yang antara lain berlaku dalam kasus hubungan seksual yang melibatkan mereka yang terinfeksi HIV dan anak di bawah umur, dapat menghadapi hukuman mati.
Pada pertemuan di acara tersebut, yang dipromosikan oleh parlemen Uganda, Presiden Museveni mengatakan bahwa hubungan seksual sesama jenis lebih berbahaya daripada narkoba.
Dia menegaskan komitmennya untuk menandatangani RUU Anti-Homoseksualitas, bersumpah tidak akan pernah mengizinkan promosi dan publikasi homoseksualitas di Uganda, dan menekankan bahwa hal itu tidak akan pernah ditoleransi.
George Peter Kaluma, seorang anggota parlemen dari Kenya, mengungkapkan kekagumannya kepada Presiden Museveni dan Parlemen Uganda atas tindakan mereka, yang menurutnya akan menjadi sumber inspirasi bagi badan legislatif Afrika lainnya.
Peter memuji sikap tegas yang diambil Uganda dan memuji negara itu karena menegakkan kedaulatan Afrika sebagai benua merdeka. Dia menambahkan bahwa Afrika menghadapi masalah yang lebih besar daripada perbudakan atau kolonialisme.
Lihat Juga: Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap
"Afrika harus memberikan petunjuk untuk menyelamatkan dunia dari kemerosotan dan dekadensi ini, yang sangat berbahaya bagi umat manusia. Jika lawan jenis berhenti menghargai satu sama lain, lalu bagaimana ras manusia akan disebarkan?" kata Museveni seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (5/4/2023).
Museveni membuat pernyataan tersebut saat berpidato pada konferensi antar-parlemen tentang Melindungi Budaya Afrika dan Nilai-Nilai Keluarga selama dua hari yang diadakan di State House di Entebbe. Menurut media setempat, konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan lebih dari 22 negara Afrika, serta Inggris Raya.
Parlemen Uganda telah mensahkan undang-undang anti-LGBTQ+ pada pertengahan Maret lalu. Berjudul RUU Anti-Homoseksualitas 2023, undang-undang tersebut mengusulkan hukuman baru untuk hubungan homoseksual dan mengkriminalisasi siapa pun yang mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ+.
Menurut RUU tersebut, mereka yang mengidentifikasi sebagai LGBTQ+ atau terlibat dalam aktivitas seks sesama jenis dapat menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun, dan mereka yang melakukan "homoseksualitas yang diperparah", yang antara lain berlaku dalam kasus hubungan seksual yang melibatkan mereka yang terinfeksi HIV dan anak di bawah umur, dapat menghadapi hukuman mati.
Pada pertemuan di acara tersebut, yang dipromosikan oleh parlemen Uganda, Presiden Museveni mengatakan bahwa hubungan seksual sesama jenis lebih berbahaya daripada narkoba.
Dia menegaskan komitmennya untuk menandatangani RUU Anti-Homoseksualitas, bersumpah tidak akan pernah mengizinkan promosi dan publikasi homoseksualitas di Uganda, dan menekankan bahwa hal itu tidak akan pernah ditoleransi.
George Peter Kaluma, seorang anggota parlemen dari Kenya, mengungkapkan kekagumannya kepada Presiden Museveni dan Parlemen Uganda atas tindakan mereka, yang menurutnya akan menjadi sumber inspirasi bagi badan legislatif Afrika lainnya.
Peter memuji sikap tegas yang diambil Uganda dan memuji negara itu karena menegakkan kedaulatan Afrika sebagai benua merdeka. Dia menambahkan bahwa Afrika menghadapi masalah yang lebih besar daripada perbudakan atau kolonialisme.
Lihat Juga: Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda