Tokyo Desak Beijing Segera Bebaskan Warga Jepang yang Ditahan
Minggu, 02 April 2023 - 18:00 WIB
TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang , Yoshimasa Hayashi mengatakan, dia meminta Beijing untuk membebaskan lebih awal warga negara Jepang yang ditahan. Hal itu diungkapkannya selama pertemuan dengan diplomat China, Qin Gang, yang diadakan pada Minggu (2/4/2023).
Hayashi mengunjungi China dan bertemu dengan mitranya Qin. Ini menandai kunjungan pertama menteri luar negeri pemerintah Jepang ke Beijing dalam lebih dari tiga tahun, karena kedua negara mencari titik temu di tengah meningkatnya ketegangan regional.
“Saya memprotes penahanan orang Jepang baru-baru ini di Beijing, dan menegaskan posisi kami. Masalah ini, termasuk rilis awal nasional ini,” kata Hayashi kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Qin, seperti dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan, bahwa Jepang mencari transparansi atas proses hukum terkait penahanan, tetapi tidak merinci reaksi China.
Kunjungan tersebut dilakukan seminggu setelah juru bicara Astellas Pharma Inc mengatakan karyawannya ditahan di China karena alasan yang tidak diketahui.
Saat ini, setidaknya 16 warga negara Jepang, tidak termasuk kasus ini, telah ditahan di China karena dicurigai terlibat dalam kegiatan mata-mata sejak 2015, menurut Kyodo News.
Hayashi mengunjungi China dan bertemu dengan mitranya Qin. Ini menandai kunjungan pertama menteri luar negeri pemerintah Jepang ke Beijing dalam lebih dari tiga tahun, karena kedua negara mencari titik temu di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Baca Juga
“Saya memprotes penahanan orang Jepang baru-baru ini di Beijing, dan menegaskan posisi kami. Masalah ini, termasuk rilis awal nasional ini,” kata Hayashi kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Qin, seperti dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan, bahwa Jepang mencari transparansi atas proses hukum terkait penahanan, tetapi tidak merinci reaksi China.
Kunjungan tersebut dilakukan seminggu setelah juru bicara Astellas Pharma Inc mengatakan karyawannya ditahan di China karena alasan yang tidak diketahui.
Saat ini, setidaknya 16 warga negara Jepang, tidak termasuk kasus ini, telah ditahan di China karena dicurigai terlibat dalam kegiatan mata-mata sejak 2015, menurut Kyodo News.
(esn)
tulis komentar anda