Putin Peringatkan Inggris Tidak Memasok Depleted Uranium ke Ukraina

Rabu, 22 Maret 2023 - 04:40 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Inggris untuk tidak mengirimkan peluru tank penembus lapis baja depleted uranium (DU) ke Ukraina. Foto/Ilustrasi
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Inggris atas rencana pengiriman peluru tank penembus lapis baja depleted uranium (DU) ke Ukraina. Putin mengatakan bahwa senjata tersebut akan diperlakukan oleh Moskow sebagai mengandung "komponen nuklir."

Putin mengomentari rencana Inggris untuk memasukkan amunisi DU dalam pengiriman tank tempur utama Challenger 2 yang akan datang saat dia berbicara dengan Presiden China Xi Jinping di Moskow.

“Saya ingin mencatat bahwa jika ini terjadi, maka Rusia akan dipaksa untuk bereaksi, mengingat kolektif Barat sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” katanya seperti dikutip dari RT, Rabu (22/3/2023).

Peringatan serupa dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu di sela-sela pembicaraan Rusia-China, yang mengatakan langkah itu akan membawa dunia selangkah lebih dekat ke bencana nuklir.





"Langkah lain telah diambil, dan semakin sedikit yang tersisa," kata Shoigu kepada wartawan.

Pengiriman itu diumumkan pada hari Senin oleh Annabel Goldie, menteri negara Inggris di Kementerian Pertahanan, ketika dia menanggapi pertanyaan tertulis tentang masalah tersebut. Dia mengkonfirmasi rencana untuk mengirimkan amunisi DU ke Kiev, memuji mereka sebagai senjata yang sangat efektif.

“Bersamaan dengan pemberian satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium. Amunisi semacam itu sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja,” kata Goldie.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More