Jatuhkan Drone MQ-9 Reaper Amerika, Su-27 Adalah Jet Tempur Rusia Rasa F-15 AS

Senin, 20 Maret 2023 - 10:26 WIB
Jet tempur Su-27 Rusia saat menabrak dan menjatuhkan drone mata-mata MQ-9 Reaper Amerika Serikat di atas Laut Hitam. Foto/Courtesy of US European Command/The Pentagon/Handout via REUTERS
WASHINGTON - Jet tempur Su-27 Flanker Rusia telah menjadi berita utama global setelah menjatuhkan drone mata-mata canggih MQ-9 Reaper Amerika Serikat (AS) di atas Laut Hitam pada 14 Maret.

Su-27 diperkenalkan pada 1980-an oleh Uni Soviet—negara pendahulu Rusia.

Namun sejarah pembuatan Su-27 diwarnai kecilikan, di mana pembuatannya didasarkan pada cetak biru jet tempur F-15 yang entah bagaimana diperoleh agen intelijen Uni Soviet kala itu.

Su-27, secara sebagian, didasarkan pada teknologi Amerika yang mengarah pada pengembangan jet tempur F-15 Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), yang memungkinkan Flanker merebut rekor dunia yang dibuat oleh Streak Eagle—versi lebih ringan dari F-15.





Seperti kebanyakan pesawat tempur asal Soviet, Su-27 dimaksudkan untuk mengimbangi atau mengungguli jet tempur Amerika. Pada tahun 1969, Uni Soviet menemukan bahwa USAF sedang mengerjakan program "F-X", yang akhirnya menghasilkan F-15.

Kepemimpinan Soviet menyadari perlunya bertindak cepat untuk melawan ancaman baru dari pesawat tempur Amerika dan menjalankan program untuk mengembangkan pesawat tempur dengan kelincahan yang baik dan sistem yang canggih.

Desain aerodinamis untuk pesawat baru ini terutama dilakukan oleh Central Aerohydrodynamic Institute (Tsentral’nyy Aerogidrodinamicheskiy Institut atau TsAGI) bekerja sama dengan Biro Desain Sukhoi. Upaya itu semakin didukung oleh rahasia teknologi Amerika yang diperoleh intelijen Soviet.

“Pada awal 1980-an, agen intelijen kami entah bagaimana mendapatkan cetak biru F-15 Eagle, yang dirancang oleh McDonnell Douglas, dan menyerahkannya ke Biro Desain Sukhoi. Insinyur Soviet menggunakannya untuk membuat prototipe pertama pesawat tempur baru,” kata analis militer kantor berita TASS, Viktor Litovkin mengatakan kepada Russia Beyond.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More