Presiden Serbia Kritik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Putin

Minggu, 19 Maret 2023 - 22:32 WIB
Presiden Serbia Kritik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Putin. FOTO/TASS
BELGRADE - Mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk Presiden Rusia Vladimir Putin akan memiliki konsekuensi negatif dan hanya akan memperpanjang perang di Ukraina . Hal itu diungkapkan Presiden Serbia , Aleksandar Vucic, Minggu (19/3/2023).

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah untuk pemimpin Rusia pada Jumat (17/3/2023), menuduhnya melakukan kejahatan perang. ICC menuduh Putin memikul tanggung jawab pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina selama invasi besar-besaran Rusia terhadap tetangganya yang dimulai hampir 13 bulan lalu.



Vucic, yang di masa lalu membual tentang hubungan pribadinya dengan pemimpin Rusia, mengkritik keputusan pengadilan internasional tersebut.

“Saya pikir mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin, untuk tidak masuk ke masalah hukum, akan memiliki konsekuensi politik yang buruk dan mengatakan bahwa ada keengganan besar untuk berbicara tentang perdamaian (dan) tentang gencatan senjata” di Ukraina, kata Vucic kepada wartawan di Beograd.



"Pertanyaan saya adalah sekarang Anda telah menuduhnya melakukan kejahatan perang terbesar, dengan siapa Anda akan berbicara sekarang?" lanjut Vucic, seperti dkutip dari AP.



"Apakah Anda benar-benar berpikir bahwa Rusia dapat dikalahkan dalam sebulan, tiga bulan, atau setahun?" dia bertanya. "Tidak ada keraguan bahwa tujuan dari mereka yang melakukan ini adalah untuk mempersulit komunikasi Putin, sehingga setiap orang yang berbicara dengannya sadar bahwa dia dituduh melakukan kejahatan perang," ungkapnya.

Ditanya apakah Putin akan ditangkap jika dia datang ke Serbia, Vucic mengatakan bahwa itu adalah pertanyaan yang tidak ada gunanya, karena jelas selama konflik (di Ukraina) berlanjut, Putin tidak punya tempat tujuan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More