Eks Legislator dan Mantan Laksamana Taiwan Didakwa Jadi Mata-mata China

Minggu, 19 Maret 2023 - 10:48 WIB
Eks legislator dan mantan laksaman Taiwan didakwa jadi mata-mata China. Foto/Ilustrasi/Sindonews
TAIPEI - Taiwan mendakwa dua mantan pejabat negara itu melanggar undang-undang keamanan nasional dengan mengatur pertemuan antara mantan perwira militer senior dan personel intelijen China .

Pertemuan itu diduga memungkinkan orang China untuk menghubungi dan bahkan merekrut mantan perwira militer ke jaringan mereka.

Jaksa mengatakan pasangan itu mengatur 13 perjalanan gratis ke China daratan untuk 48 mantan perwira dari 2013 hingga 2018.

Sebelumnya, kedua membantah bahwa mereka merekrut mata-mata untuk China.

"Pertemuan tersebut juga mempromosikan penyatuan China dengan Taiwan," kata jaksa penuntut seperti dikutip dari BBC, Minggu (19/3/2023).





Pensiunan laksamana Hsia Fu-hsiang dan mantan anggota parlemen Lo Chih-ming menghadapi hukuman lima tahun penjara jika terbukti bersalah.

Beijing dan Taipei telah memata-matai satu sama lain sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1949 yang membuat Partai Komunis menguasai daratan sementara kaum nasionalis menetap di pulau Taiwan.

Jaksa mengatakan Hsia dan Lo telah terlibat dengan organisasi China yang mengadvokasi unifikasi sejak 2013. Kedua pria tersebut telah ditahan sejak Januari.

Tapi tidak ada bukti yang menunjukkan pensiunan perwira yang bergabung dalam perjalanan ini mengumpulkan informasi rahasia untuk China, sehingga mereka terdaftar sebagai saksi, kata jaksa penuntut.

Nama mereka muncul saat jaksa menyelidiki seorang kolonel angkatan udara yang diduga merekrut setidaknya enam anggota angkatan laut dan angkatan udara Taiwan saat ini atas nama China selama lebih dari delapan tahun.



"Kami mendesak pensiunan perwira militer untuk berhati-hati mengenai keuntungan yang tidak masuk akal ketika mereka pergi ke acara di China untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap Beijing," kata jaksa penuntut.

Sejumlah mantan pejabat tinggi militer Taiwan dituduh membantu intelijen China dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bulan Januari, seorang pensiunan mayor jenderal angkatan udara dinyatakan bersalah menerima makanan dan perjalanan dari seorang pengusaha Hong Kong yang bertindak atas nama Beijing. Namun, hukumannya ditangguhkan karena dia menunjukkan penyesalan dan tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya.

China menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai provinsi yang memisahkan diri dan telah berjanji untuk menempatkannya di bawah kendalinya, jika perlu dengan kekerasan.

Sekutu terkuat Taiwan, Amerika Serikat (AS), pada bulan Oktober memperingatkan bahwa China mengejar penyatuan pada waktu yang jauh lebih cepat. Sekitar waktu yang sama, pemimpin China Xi Jinping memulai masa jabatan ketiga yang bersejarah sebagai kepala Partai Komunis dan militer.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More