Tambang Batu Bara di Kolombia Meledak, 11 Orang Tewas
Kamis, 16 Maret 2023 - 17:24 WIB
BOGOTA - Sebuah tambang batu bara di Kolombia meledak dan menewaskan setidaknya 11 orang. Itu diungkapkan gubernur departemen Cundinamarca, ketika petugas penyelamat berlomba untuk menyelamatkan 10 penambang lainnya yang terjebak di bawah tanah.
Gubernur Nicolas Garcia kepada Blu Radio mengatakan insiden di distrik Sutatausa, 74 km sebelah utara ibu kota Bogota, terjadi karena akumulasi gas yang meledak setelah alat pekerja menimbulkan percikan api.
Ledakan itu terjadi pada Selasa malam di serangkaian tambang legal yang terhubung.
“Orang-orang terjebak antara 700 dan 900 meter di bawah tanah," kata Garcia kepada wartawan seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (16/3/2023).
Sejauh ini dua orang telah diselamatkan dan tujuh melarikan diri tanpa bantuan.
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat lainnya terlihat di pintu masuk tambang dalam gambar dari media lokal, dengan beberapa kerabat menunggu informasi tentang orang yang mereka cintai.
Gubernur mengatakan lebih dari 100 petugas penyelamat bekerja untuk membebaskan para penambang yang terperangkap.
“Setiap menit yang berlalu berarti berkurangnya oksigen,” katanya.
Dalam sebuah pesan yang diposting di Twitter, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengkonfirmasi bahwa 11 orang tewas dalam apa yang disebutnya sebagai "tragedi".
“Kami melakukan segala upaya dengan pemerintah Cundinamarca untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak hidup-hidup,” tulisnya.
“Pelukan solidaritas untuk para korban dan keluarga mereka,” imbuhnya.
Seorang korban selamat, Joselito Rodriguez (33), mengatakan kepada kantor berita AFP melalui telepon bahwa dia merasakan "gemetar" saat bekerja.
"Saya merasa tercekik, dan tidak dapat melihat apa pun," akunya.
“Beruntung kami keluar dengan selamat, tetapi yang lain meninggal,” katanya sesaat setelah meninggalkan rumah sakit tempat ia menerima perawatan untuk paru-parunya.
Kolombia adalah rumah bagi banyak tambang emas dan batu bara terbuka dan bawah tanah. Insiden sering terjadi, kebanyakan pada operasi yang ilegal atau tidak menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai.
Insiden terakhir yang paling serius terjadi pada Juni 2010, ketika 73 orang tewas dalam ledakan tambang di barat laut.
Pada bulan Agustus, sembilan penambang diselamatkan dari tambang batu bara ilegal yang runtuh di Cundinamarca.
Pada 2021, negara Amerika Selatan itu mencatat 148 kematian akibat insiden pertambangan.
Gubernur Nicolas Garcia kepada Blu Radio mengatakan insiden di distrik Sutatausa, 74 km sebelah utara ibu kota Bogota, terjadi karena akumulasi gas yang meledak setelah alat pekerja menimbulkan percikan api.
Ledakan itu terjadi pada Selasa malam di serangkaian tambang legal yang terhubung.
“Orang-orang terjebak antara 700 dan 900 meter di bawah tanah," kata Garcia kepada wartawan seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (16/3/2023).
Sejauh ini dua orang telah diselamatkan dan tujuh melarikan diri tanpa bantuan.
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat lainnya terlihat di pintu masuk tambang dalam gambar dari media lokal, dengan beberapa kerabat menunggu informasi tentang orang yang mereka cintai.
Gubernur mengatakan lebih dari 100 petugas penyelamat bekerja untuk membebaskan para penambang yang terperangkap.
“Setiap menit yang berlalu berarti berkurangnya oksigen,” katanya.
Dalam sebuah pesan yang diposting di Twitter, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengkonfirmasi bahwa 11 orang tewas dalam apa yang disebutnya sebagai "tragedi".
“Kami melakukan segala upaya dengan pemerintah Cundinamarca untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak hidup-hidup,” tulisnya.
“Pelukan solidaritas untuk para korban dan keluarga mereka,” imbuhnya.
Seorang korban selamat, Joselito Rodriguez (33), mengatakan kepada kantor berita AFP melalui telepon bahwa dia merasakan "gemetar" saat bekerja.
"Saya merasa tercekik, dan tidak dapat melihat apa pun," akunya.
“Beruntung kami keluar dengan selamat, tetapi yang lain meninggal,” katanya sesaat setelah meninggalkan rumah sakit tempat ia menerima perawatan untuk paru-parunya.
Kolombia adalah rumah bagi banyak tambang emas dan batu bara terbuka dan bawah tanah. Insiden sering terjadi, kebanyakan pada operasi yang ilegal atau tidak menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai.
Insiden terakhir yang paling serius terjadi pada Juni 2010, ketika 73 orang tewas dalam ledakan tambang di barat laut.
Pada bulan Agustus, sembilan penambang diselamatkan dari tambang batu bara ilegal yang runtuh di Cundinamarca.
Pada 2021, negara Amerika Selatan itu mencatat 148 kematian akibat insiden pertambangan.
(ian)
tulis komentar anda