AS Pertimbangkan Berlakukan Larangan Perjalanan Bagi Anggota PKC

Jum'at, 17 Juli 2020 - 18:50 WIB
Menurut sumber itu satu kesulitan yang pasti adalah menentukan warga negara China mana yang merupakan anggota partai, karena otoritas AS tidak memiliki daftar lengkap.

Larangan semacam itu, jika diterapkan, dapat menghantam Partai Komunis yang berkuasa dari tingkat tertinggi hingga ke pangkat terendah dan akan dipastikan akan ada pembalasan terhadap warga Amerika yang melakukan perjalanan ke China. Sanksi ini dapat mencakup tidak hanya diplomat tetapi juga eksekutif bisnis, yang berpotensi merugikan kepentingan AS di China.(Baca: AS Tidak Tutup Kemungkinan Sanksi China Terkait Laut China Selatan )

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, saat ditanya tentang kemungkinan larangan perjalanan seperti itu, mengatakan kepada wartawan bahwa jika hal itu terwujud, itu berarti Amerika Serikat memilih untuk menentang 1,4 miliar orang.

"Ini bertentangan dengan tren abad ke-21, dan ini sangat absurd," katanya, mencatat bahwa tidak ada pejabat AS yang mengklarifikasi apakah laporan tentang kemungkinan larangan itu benar.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo enggan mengkonfirmasikan jika hal itu sedang dipertimbangkan tetapi mengatakan: "Kami sedang mengerjakan jalan kami, di bawah bimbingan presiden, tentang bagaimana berpikir untuk mendorong kembali melawan Partai Komunis China."

Sedangkan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan kepada wartawan: "Kami menjaga setiap opsi di atas meja berkaitan dengan China."

Hubungan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu telah merosot ke titik terendah dalam beberapa dasawarsa karena mereka berbenturan atas penanganan China terhadap wabah koronavirus, cengkeramannya yang semakin ketat terhadap Hong Kong, klaimnya yang diperdebatkan di Laut China Selatan, perdagangan dan tuduhan kejahatan HAM Xinjiang.
(ber)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More