Pakar: Rusia Ubah Rudal Kinzhal Jadi Senjata Nuklir Bakal Rumit

Minggu, 12 Maret 2023 - 04:08 WIB
Para pakar nuklir sebut Rusia mengubah rudal hipersonik Kinzhal menjadi senjata nuklir memungkinkan, tapi prosesnya sangat rumit. Foto/Kementerian Pertahanan Rusia via REUTERS
KIEV - Para pakar nuklir mengatakan kemampuan Rusia untuk mengubah rudal hipersonik Kinzhal menjadi senjata nuklir memungkinkan tetapi itu merupakan proses yang rumit.

Rusia, pada hari Kamis, menembakkan enam rudal hipersonik Kinzhal dengan hulu ledak konvensional. Enam misil itu bagian 81 rudal berbagai jenis yang ditembakkan ke berbagai kota di Ukraina pada hari itu.

Areg Danagoulian, profesor ilmu dan teknik nuklir di Massachusetts Institute of Technology (MIT), mengatakan provokasi nuklir telah menjadi rutinitas atas nama Rusia selama perang berlangsung.

Dia mengatakan kepada Newsweek, Sabtu (11/3/2023) bahwa keseluruhan desain rudal dioptimalkan menjadi konvensional atau memiliki kemampuan nuklir. Modifikasi diadaptasi agar sesuai dengan setiap versi tertentu karena rudal hipersonik dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hampir kosmik.





Menurutnya, itu masalah kepraktisan, dan apakah mengubah rudal konvensional menjadi berkemampuan nuklir lebih mudah daripada membuat rudal baru. Dia mengatakan opsi terakhir lebih masuk akal.

“Mengambil rudal yang sudah memiliki versi konvensional dan memodifikasinya menjadi nuklir adalah proses yang sangat rumit,” kata Danagoulian.

"Ini tidak seperti mengeluarkan hulu ledak [konvensional] dan memasang hulu ledak nuklir. Bukan seperti itu," paparnya.

Dia mengatakan senjata nuklir memerlukan serangkaian fungsi unik yang merupakan bagian dari hulu ledak, dan hulu ledak nuklir memerlukan tautan tindakan permisif (PAL) yang pada dasarnya menjaga senjata semacam itu dari tangan yang "salah" dengan mengharuskan kode khusus diaktifkan untuk menembak.

"Rudal dan pesawat yang membawa hulu ledak membutuhkan PAL," kata Danagoulian."Dengan pesawat yang dimodifikasi untuk mendukung konfigurasi PAL."

Rudal Kh-47M2 Kinzhal dapat melakukan perjalanan sejauh sekitar 1.250 mil dan memiliki muatan 480 kilogram (sekitar 1.058 pound). Itu berasal dari rudal 9K720 Iskander-M yang diluncurkan Rusia, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Penelitian yang diterbitkan 23 Februari oleh Hans M. Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir dengan Federasi Ilmuwan Amerika, dan Matt Korda, peneliti senior yang terkait dengan proyek tersebut, mengatakan bahwa cadangan senjata nuklir Rusia saat ini mencakup sekitar 4.477 hulu ledak.

“Dari jumlah tersebut, sekitar 1.588 hulu ledak strategis dikerahkan pada rudal balistik dan di pangkalan pesawat pengebom berat, sementara perkiraan tambahan 977 hulu ledak strategis, bersama dengan 1.912 hulu ledak nonstrategis, disimpan sebagai cadangan,” tulis mereka dalam laporan penelitian.

Sementara kendaraan pengiriman senjata Rusia yang dikerahkan di dekat Ukraina dianggap berkemampuan ganda, Kristensen dan Korda tidak melihat adanya indikasi bahwa Rusia telah mengerahkan senjata nuklir atau unit penahanan nuklir bersama dengan kendaraan pengiriman tersebut.

"Apa yang akan saya simpulkan dari ini adalah bahwa Rusia telah mengembangkan versi Kinzhal yang berkemampuan nuklir, sehingga mereka tidak perlu mengganti hulu ledak di Kinzhal yang tidak memiliki kemampuan nuklir," imbuh Robert Goldston, profesor ilmu astrofisika di Princeton University, kepada Newsweek.

“Namun saya tidak melihat dokumentasi tentang berapa banyak dari setiap jenis Kinzhal yang mereka miliki, dan berapa banyak MiG-31K yang mereka miliki yang mampu membawa Kinzhal nuklir,” paparnya.

Michael Duitsman, rekan peneliti di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, mengatakan kepada Newsweek bahwa rudal konvensional dan nuklir tampak identik dari luar tetapi secara internal berbeda satu sama lain.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More