Mengenal Bakhmut, Kota yang Jadi Rebutan Pasukan Rusia dan Ukraina
Rabu, 08 Maret 2023 - 17:20 WIB
JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas memasuki babak baru. Sudah berjalan selama lebih dari setahun, kedua negara itu kini memperebutkan kota Bakhmut. Pasukan Rusia terus berusaha untuk melakukan pengepungan kota, namun pasukan Ukraina tak ingin menyerah.
Bahkan, Komandan Militer Ukraina, Volodymyr Nazarenko, menyatakan tidak ada perintah mundur, meskipun dalam suasana buruk sekalipun. Ketika tentara Rusia berusaha merangsek masuk ke Bakhmut, masyarakat Bakhmut langsung melarikan diri. Sebab, perwakilan tentara Ukraina sudah menyatakan bahwa kondisi kota sudah tidak lagi kondusif untuk ditinggali.
Proses pengungsian juga dianjurkan tidak menggunakan kendaraan lantaran dinilai berbahaya. Karenanya, pihak militer Ukraina menganjurkan masyarakat untuk mengungsi dengan cara berjalan kaki. Melansir DW, tentara Ukraina membuat sebuah jembatan untuk memudahkan perjalanan warga.
Sementara itu, pihak intelijen Inggris menganalisis bahwa intensitas perang semakin bergeser lebih jauh ke bagian utara Bakhmut. Pasukan dari kedua kubu terus saling melancarkan serangan demi memperlemah kekuatan musuh.
Bakhmut merupakan sebuah kota di timur Ukraina yang sebelumnya dikenal dengan nama Artemivsk. Kota ini sudah ada sejak abad ke-17 dan berfungsi sebagai benteng pelindung perbatasan Rusia dari Tatar Krimea. Secara resmi, Bakhmut menjadi sebuah kota pada tahun 1783. Data pada tahun 2020 menyebut bahwa kota seluas 41 kilometer persegi ini dihuni oleh 71 ribu orang.
Kota Bakhmut diisi oleh berbagai bangunan indah, fasilitas kebudayaan, fasilitas ilmu pengetahuan, dan perguruan tinggi. Satu hal menarik di Bakhmut adalah keberadaan tambang garam bernama Artemsil. Perusahaan ini merupakan satu dari beberapa produsen garam batu terbesar di Eropa. Selain itu, Artemsil adalah perusahaan esktrasi garam tertua di Ukraina, yang sudah ada selama beberapa abad.
Di Ukraina sendiri, Bakhmut dikenal sebagai pusat ekstrasi garam batu. Lebih dari 30% garam batu di negara itu, diproduksi di Bakhmut. Pada tahun 1991, produksi tahunan Artemsil melebihi angka 7 juta ton. Selain itu, Bakhmut juga memiliki pabrik pemrosesan logam bukan besi satu-satunya di Ukraina.
Bahkan, Komandan Militer Ukraina, Volodymyr Nazarenko, menyatakan tidak ada perintah mundur, meskipun dalam suasana buruk sekalipun. Ketika tentara Rusia berusaha merangsek masuk ke Bakhmut, masyarakat Bakhmut langsung melarikan diri. Sebab, perwakilan tentara Ukraina sudah menyatakan bahwa kondisi kota sudah tidak lagi kondusif untuk ditinggali.
Proses pengungsian juga dianjurkan tidak menggunakan kendaraan lantaran dinilai berbahaya. Karenanya, pihak militer Ukraina menganjurkan masyarakat untuk mengungsi dengan cara berjalan kaki. Melansir DW, tentara Ukraina membuat sebuah jembatan untuk memudahkan perjalanan warga.
Sementara itu, pihak intelijen Inggris menganalisis bahwa intensitas perang semakin bergeser lebih jauh ke bagian utara Bakhmut. Pasukan dari kedua kubu terus saling melancarkan serangan demi memperlemah kekuatan musuh.
Bakhmut merupakan sebuah kota di timur Ukraina yang sebelumnya dikenal dengan nama Artemivsk. Kota ini sudah ada sejak abad ke-17 dan berfungsi sebagai benteng pelindung perbatasan Rusia dari Tatar Krimea. Secara resmi, Bakhmut menjadi sebuah kota pada tahun 1783. Data pada tahun 2020 menyebut bahwa kota seluas 41 kilometer persegi ini dihuni oleh 71 ribu orang.
Kota Bakhmut diisi oleh berbagai bangunan indah, fasilitas kebudayaan, fasilitas ilmu pengetahuan, dan perguruan tinggi. Satu hal menarik di Bakhmut adalah keberadaan tambang garam bernama Artemsil. Perusahaan ini merupakan satu dari beberapa produsen garam batu terbesar di Eropa. Selain itu, Artemsil adalah perusahaan esktrasi garam tertua di Ukraina, yang sudah ada selama beberapa abad.
Di Ukraina sendiri, Bakhmut dikenal sebagai pusat ekstrasi garam batu. Lebih dari 30% garam batu di negara itu, diproduksi di Bakhmut. Pada tahun 1991, produksi tahunan Artemsil melebihi angka 7 juta ton. Selain itu, Bakhmut juga memiliki pabrik pemrosesan logam bukan besi satu-satunya di Ukraina.
(esn)
tulis komentar anda