10 Kuburan Massal Ini Jadi Saksi Tragedi Kemanusiaan
Minggu, 19 Juli 2020 - 11:58 WIB
TIDAK ada negara yang kebal terhadap kekerasan. Di seluruh dunia pergolakan politik dan kekerasan lazim berujung pada pertumpahan darah dan kematian.
Buku-buku sejarah dipenuhi dengan insiden pembunuhan massal dan kekerasan atas nama represi politik, pembersihan ras, penganiayaan agama ataupun wabah penyakit. Berikut lokasi kuburan massal terbesar di seluruh dunia. (Baca juga: Kasus-kasus Genosida Terbesar yang Tercatat dalam Sejarah)
1. Kuburan Massal Vukovar
Pembantaian Vukovar terjadi pada 1991 di Kroasia selama Perang Kemerdekaan negara itu. Tepat di luar Kota Vukovar sebanyak 264 tawanan perang, warga sipil, pasien rumah sakit dari etnis Serbia Hongaria, dan Muslim dibawa ke kamp penjara selama berkecamuknya perang.
Dalam penjara mayoritas korban ditembak atau dipukuli sampai mati. Sebuah kuburan massal berisi jasad para korban ditemukan pada 1992 oleh sebuah tim dari PBB. Setelah perang, Pengadilan Kejahatan Internasional untuk bekas Yugoslavia mendakwa tujuh orang dengan kejahatan perang terkait ditemukannya kuburan massal itu. (Baca juga: 7 Perang Terbesar di Dunia)
2. Kuburan Massal Genosida Kamboja
Pemimpin komunis, Pol Pot memerintah Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979. Pot menjabat sebagai pemimpin rezim komunis Khmer Merah dari tahun 1963 hingga 1997.
Di bawah kepemimpinannya yang brutal, tindakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah hal biasa. Diperkirakan jumlah korban jiwa di bawah pemerintahannya ditaksir mencapai 1,38 juta. Ada sekitar 200.000 kuburan massal yang telah ditemukan terkait kekejaman Pol Pot. (Baca juga: Sosok Perempuan-perempuan di Belakang Para Diktator Dunia)
3. Kuburan Massal Korban Kebijakan Stalin
Joseph Stalin dikenal memimpin Uni Soviet secara brutal dari tahun 1922 hingga 1953. Selama kepemimpinannya, kelompok polisi rahasia dilaporkan bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar 700.000 orang.
Mayoritas korban dimakamkan di kuburan massal yang didistribusikan ke seluruh negara. Meskipun tidak semua ditemukan, lokasi kuburan massal antara lain ditemukan di Bykivia (Ukraina), Kurapaty (Belarus), Butovo (Moskowa), dan Sandarmokh (Rusia).
Total jasad yang dikubur di kuburan massal ini mencapai 179.000-479.000 korban. (Baca juga: Mengapa Marxisme-Komunisme-Leninisme Bertentangan dengan Pancasila?)
4. Kuburan Massal Pembantaian Chechnya
Perang Chechnya yang berdarah dimulai pada 1994. Sejak itu sejumlah kuburan massal telah banyak ditemukan di wilayah tersebut. Pada 2008, total 58 situs pemakaman massal telah ditemukan.
Jumlah korban yang terkubur di kuburan ini mencapai ribuan. Kuburan massal terbesar terletak di Grozny, ibukota Chechnya, berisi 800 mayat, yang semuanya diperkirakan adalah korban Perang Chechnya I yang berlangsung dari Desember 1994 hingga Agustus 1996. (Lihat grafis: Kapal Perang AS Meledak, Harganya Rp10,9 T dan 57 Orang Terluka)
5. Kuburan Massal Perang di Irak
Sejarah kekerasan dan pergolakan politik Irak telah didokumentasikan dengan baik selama bertahun-tahun. Pada 1980-an kuburan massal ditemukan di seluruh negara. Korban yang tak terhitung jumlahnya, sebagian besar diidentifikasi sebagai warga Kurdi dan warga Irak. (Baca juga: Putri Terakhir Irak Meninggal, Saksi Kekacauan dalam Sejarah Timur Tengah)
Mereka dilaporka telah dimakamkan di 250 kuburan massal, di mana hanya 40 lokasi di antaranya yang telah secara resmi digali. Para korban yang dikuburkan diperkirakan merupakan korban genosida, pembantaian, dan eksekusi yang diduga dilakukan atas perintah pejabat pemerintah Irak.
6. Kuburan Massal Wabah Pes (Black Death) di Inggris
The Great Britain Plague Pits (Lubang Wabah Britania Raya) berawal dari zaman Wabah Hitam yang menghancurkan Eropa selama abad ke-14. Tingkat kematian wabah itu sangat besar yang disebabkan oleh kerusakan akibat Wabah Bubonic (atau Kematian Hitam). (Baca juga: 10 Wabah Paling Ganas dalam Sejarah Manusia)
Karena jumlah korban besar maka metode penguburan tradisional di sebagian besar Eropa diganti dengan kuburan massal demi praktik yang lebih efisien. Meskipun mungkin tidak pernah diketahui secara pasti berapa banyak orang yang tewas di Inggris selama wabah namun para ahli memperkirakan jumlah korban tewas antara 25 dan 60% dari seluruh populasi negara. (Baca juga:
Inilah Penyakit Paling Berbahaya dari Corona, Dokter Pun Tak Bisa Mengobatinya)
7. Kuburan Massal Pulau Hart
Pulau Hart terletak di wilayah Bronx, New York City dan merupakan bagian dari Kepulauan Pelham. Pada tahun 1865 selama Perang Sipil Amerika, pulau itu menjadi tempat tawanan kamp perang. (Lihat foto: Covid-19 Pukul Industri Sepatu Rumahan)
Meskipun tentara pendukung Konfederasi dan pendukung Serikat dimakamkan di sini, sisa-sisa prajurit yang berjuang untuk Serikat dimakamkan kembali di tempat lain setelah perang. Hari ini Pulau Hart digunakan oleh New York sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi kaum miskin, tunawisma, dan orang sakit.
8. Kuburan Massal Pulau Kepiting (Crab Island)
Pulau yang terletak di bagian utara New York di Danau Champlain digunakan sebagai rumah sakit selama Perang tahun 1814 dari Plattsburgh untuk pasukan Amerika dan Inggris. Menjadi pulau terdekat dengan tanah di mana konflik terjadi, banyak orang mati – beberapa di antaranya terdampar di pantai – yang diletakkan berderet dalam situs kuburan massal di selatan rumah sakit.
Semua mayat kecuali prajurit tingkat atas, ditumpuk dalam kuburan masal tanpa nama. Tahun 1908 kuburan dengan mayat yang memiliki nama dan identitas yang berbeda, diperingati dengan dibuatkan obelisk granit oleh pemerintah AS.
9. Kuburan Massal Duraiappa
Duraiappa adalah sebuah stadion olahraga di Sri Lanka. Stadion olahraga ini hanya salah satu saksi dari korban perang sipil Sri Lanka yang menelan korban tewas hingga lebih dari 65.000 orang. Stadion ini dulunya rusak secara struktural dan ditinggalkan selama konflik, lalu direnovasi tahun 1999 yang seharusnya menjadi lebih nyaman.
Sampai beberapa pekerja yang menggali pondasi Boney. Apa yang ditemukan adalah, sisa-sisa kerangka yang dipadatkan dari 25 mayat, dua di antaranya adalah anak-anak.
10. Kuburan Massal Maguindanao
Pembantaian Maguindana atau Ampatuan terjadi pada 2009 di Filipina. Sebanyak 58 korban tewas ditemukan di kuburan massal di kota Ampatuan di Pulau Mindanao.
Para korban kekerasan politik itu sebelumnya telah diculik sebelum dibunuh. Tiga puluh empat korban diidentifikasi sebagai jurnalis. Pembunuhan massal terjadi di tengah kampanye politik yang kontroversial.
Pertumpahan darah dimulai ketika Esmael Mangudadatu, wakil mayor Buluan, bersama dengan sekelompok pendukung dan wartawan sedang dalam perjalanan mengajukan surat-surat untuk pencalonannya. Karavan mereka dihentikan oleh seratus orang bersenjata yang telah dikirim oleh saingan politik Mangudadatu, Andal Ampatuan Sr.
Tidak ada negara yang kebal terhadap kekerasan. Di seluruh dunia pergolakan politik dan kekerasan lazim berujung pada pertumpahan darah dan kematian. Kuburan massal jadi saksinya.
Sumber: www.worldatlas.com
Buku-buku sejarah dipenuhi dengan insiden pembunuhan massal dan kekerasan atas nama represi politik, pembersihan ras, penganiayaan agama ataupun wabah penyakit. Berikut lokasi kuburan massal terbesar di seluruh dunia. (Baca juga: Kasus-kasus Genosida Terbesar yang Tercatat dalam Sejarah)
1. Kuburan Massal Vukovar
Pembantaian Vukovar terjadi pada 1991 di Kroasia selama Perang Kemerdekaan negara itu. Tepat di luar Kota Vukovar sebanyak 264 tawanan perang, warga sipil, pasien rumah sakit dari etnis Serbia Hongaria, dan Muslim dibawa ke kamp penjara selama berkecamuknya perang.
Dalam penjara mayoritas korban ditembak atau dipukuli sampai mati. Sebuah kuburan massal berisi jasad para korban ditemukan pada 1992 oleh sebuah tim dari PBB. Setelah perang, Pengadilan Kejahatan Internasional untuk bekas Yugoslavia mendakwa tujuh orang dengan kejahatan perang terkait ditemukannya kuburan massal itu. (Baca juga: 7 Perang Terbesar di Dunia)
2. Kuburan Massal Genosida Kamboja
Pemimpin komunis, Pol Pot memerintah Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979. Pot menjabat sebagai pemimpin rezim komunis Khmer Merah dari tahun 1963 hingga 1997.
Di bawah kepemimpinannya yang brutal, tindakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah hal biasa. Diperkirakan jumlah korban jiwa di bawah pemerintahannya ditaksir mencapai 1,38 juta. Ada sekitar 200.000 kuburan massal yang telah ditemukan terkait kekejaman Pol Pot. (Baca juga: Sosok Perempuan-perempuan di Belakang Para Diktator Dunia)
3. Kuburan Massal Korban Kebijakan Stalin
Joseph Stalin dikenal memimpin Uni Soviet secara brutal dari tahun 1922 hingga 1953. Selama kepemimpinannya, kelompok polisi rahasia dilaporkan bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar 700.000 orang.
Mayoritas korban dimakamkan di kuburan massal yang didistribusikan ke seluruh negara. Meskipun tidak semua ditemukan, lokasi kuburan massal antara lain ditemukan di Bykivia (Ukraina), Kurapaty (Belarus), Butovo (Moskowa), dan Sandarmokh (Rusia).
Total jasad yang dikubur di kuburan massal ini mencapai 179.000-479.000 korban. (Baca juga: Mengapa Marxisme-Komunisme-Leninisme Bertentangan dengan Pancasila?)
4. Kuburan Massal Pembantaian Chechnya
Perang Chechnya yang berdarah dimulai pada 1994. Sejak itu sejumlah kuburan massal telah banyak ditemukan di wilayah tersebut. Pada 2008, total 58 situs pemakaman massal telah ditemukan.
Jumlah korban yang terkubur di kuburan ini mencapai ribuan. Kuburan massal terbesar terletak di Grozny, ibukota Chechnya, berisi 800 mayat, yang semuanya diperkirakan adalah korban Perang Chechnya I yang berlangsung dari Desember 1994 hingga Agustus 1996. (Lihat grafis: Kapal Perang AS Meledak, Harganya Rp10,9 T dan 57 Orang Terluka)
5. Kuburan Massal Perang di Irak
Sejarah kekerasan dan pergolakan politik Irak telah didokumentasikan dengan baik selama bertahun-tahun. Pada 1980-an kuburan massal ditemukan di seluruh negara. Korban yang tak terhitung jumlahnya, sebagian besar diidentifikasi sebagai warga Kurdi dan warga Irak. (Baca juga: Putri Terakhir Irak Meninggal, Saksi Kekacauan dalam Sejarah Timur Tengah)
Mereka dilaporka telah dimakamkan di 250 kuburan massal, di mana hanya 40 lokasi di antaranya yang telah secara resmi digali. Para korban yang dikuburkan diperkirakan merupakan korban genosida, pembantaian, dan eksekusi yang diduga dilakukan atas perintah pejabat pemerintah Irak.
6. Kuburan Massal Wabah Pes (Black Death) di Inggris
The Great Britain Plague Pits (Lubang Wabah Britania Raya) berawal dari zaman Wabah Hitam yang menghancurkan Eropa selama abad ke-14. Tingkat kematian wabah itu sangat besar yang disebabkan oleh kerusakan akibat Wabah Bubonic (atau Kematian Hitam). (Baca juga: 10 Wabah Paling Ganas dalam Sejarah Manusia)
Karena jumlah korban besar maka metode penguburan tradisional di sebagian besar Eropa diganti dengan kuburan massal demi praktik yang lebih efisien. Meskipun mungkin tidak pernah diketahui secara pasti berapa banyak orang yang tewas di Inggris selama wabah namun para ahli memperkirakan jumlah korban tewas antara 25 dan 60% dari seluruh populasi negara. (Baca juga:
Inilah Penyakit Paling Berbahaya dari Corona, Dokter Pun Tak Bisa Mengobatinya)
7. Kuburan Massal Pulau Hart
Pulau Hart terletak di wilayah Bronx, New York City dan merupakan bagian dari Kepulauan Pelham. Pada tahun 1865 selama Perang Sipil Amerika, pulau itu menjadi tempat tawanan kamp perang. (Lihat foto: Covid-19 Pukul Industri Sepatu Rumahan)
Meskipun tentara pendukung Konfederasi dan pendukung Serikat dimakamkan di sini, sisa-sisa prajurit yang berjuang untuk Serikat dimakamkan kembali di tempat lain setelah perang. Hari ini Pulau Hart digunakan oleh New York sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi kaum miskin, tunawisma, dan orang sakit.
8. Kuburan Massal Pulau Kepiting (Crab Island)
Pulau yang terletak di bagian utara New York di Danau Champlain digunakan sebagai rumah sakit selama Perang tahun 1814 dari Plattsburgh untuk pasukan Amerika dan Inggris. Menjadi pulau terdekat dengan tanah di mana konflik terjadi, banyak orang mati – beberapa di antaranya terdampar di pantai – yang diletakkan berderet dalam situs kuburan massal di selatan rumah sakit.
Semua mayat kecuali prajurit tingkat atas, ditumpuk dalam kuburan masal tanpa nama. Tahun 1908 kuburan dengan mayat yang memiliki nama dan identitas yang berbeda, diperingati dengan dibuatkan obelisk granit oleh pemerintah AS.
9. Kuburan Massal Duraiappa
Duraiappa adalah sebuah stadion olahraga di Sri Lanka. Stadion olahraga ini hanya salah satu saksi dari korban perang sipil Sri Lanka yang menelan korban tewas hingga lebih dari 65.000 orang. Stadion ini dulunya rusak secara struktural dan ditinggalkan selama konflik, lalu direnovasi tahun 1999 yang seharusnya menjadi lebih nyaman.
Sampai beberapa pekerja yang menggali pondasi Boney. Apa yang ditemukan adalah, sisa-sisa kerangka yang dipadatkan dari 25 mayat, dua di antaranya adalah anak-anak.
10. Kuburan Massal Maguindanao
Pembantaian Maguindana atau Ampatuan terjadi pada 2009 di Filipina. Sebanyak 58 korban tewas ditemukan di kuburan massal di kota Ampatuan di Pulau Mindanao.
Para korban kekerasan politik itu sebelumnya telah diculik sebelum dibunuh. Tiga puluh empat korban diidentifikasi sebagai jurnalis. Pembunuhan massal terjadi di tengah kampanye politik yang kontroversial.
Pertumpahan darah dimulai ketika Esmael Mangudadatu, wakil mayor Buluan, bersama dengan sekelompok pendukung dan wartawan sedang dalam perjalanan mengajukan surat-surat untuk pencalonannya. Karavan mereka dihentikan oleh seratus orang bersenjata yang telah dikirim oleh saingan politik Mangudadatu, Andal Ampatuan Sr.
Tidak ada negara yang kebal terhadap kekerasan. Di seluruh dunia pergolakan politik dan kekerasan lazim berujung pada pertumpahan darah dan kematian. Kuburan massal jadi saksinya.
Sumber: www.worldatlas.com
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda