Peringatkan Risiko Senjata Nuklir, Direktur CIA: Bos Intelijen Rusia Sombong dan Angkuh!
Senin, 27 Februari 2023 - 08:29 WIB
WASHINGTON - Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) William Burns menyebut pertemuannya dengan kepala intelijen Rusia Sergey Naryshkin mengecewakan.
Burns dalam pertemuan tiga bulan lalu memperingatkan Naryshkin tentang konsekuensi serius yang akan dirasakan Rusia jika menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina.
Bos CIA menggambarkan Naryshkin sebagai sosok yang "memberontak" dan menunjukkan "kesombongan".
“Ada sikap yang sangat menantang dari pihak Naryshkin,” kata Burns dalam wawancara di program "Face the Nation" CBS, yang dilansir Senin (27/2/2023).
“Rasa sombong dan angkuh, dalam arti mencerminkan pandangan [Presiden Rusia Vladimir] Putin sendiri...bahwa dia dapat memanfaatkan waktu untuknya, bahwa dia percaya dia dapat menghancurkan orang Ukraina, bahwa dia dapat melemahkan sekutu Eropa kita, bahwa kelelahan politik pada akhirnya akan terjadi," paparnya.
Kendati demikian, menurut Burns, Naryshkin sudah memahami peringatan Amerika tentang konsekuensi serius jika Moskow menggunakan senjata nuklir.
“Apa yang [Presiden Biden] minta saya lakukan, yaitu menjelaskan kepada [Sergey] Naryshkin, dan melalui dia kepada Presiden Putin, konsekuensi serius jika Rusia memilih untuk menggunakan senjata nuklir apa pun,” kata Burns.
“Saya pikir Naryshkin memahami keseriusan masalah itu dan saya pikir Presiden Putin juga memahaminya," ujarnya.
Setelah pertemuan dua bos intelijen tiga bulan lalu tersebut, Rusia kemudian menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian New START dengan AS--perjanjian yang membatasi jumlah persenjataan nuklir masing-masing negara.
Langkah itu diikuti dengan janji Putin untuk memperkuat senjata nuklir Rusia.
Burns juga mengatakan menurutnya Putin percaya bahwa pada akhirnya perhatian AS dan Barat akan beralih ke masalah lain, memberinya kesempatan dalam jangka panjang untuk memenangkan perang.
Burns dalam pertemuan tiga bulan lalu memperingatkan Naryshkin tentang konsekuensi serius yang akan dirasakan Rusia jika menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina.
Bos CIA menggambarkan Naryshkin sebagai sosok yang "memberontak" dan menunjukkan "kesombongan".
“Ada sikap yang sangat menantang dari pihak Naryshkin,” kata Burns dalam wawancara di program "Face the Nation" CBS, yang dilansir Senin (27/2/2023).
“Rasa sombong dan angkuh, dalam arti mencerminkan pandangan [Presiden Rusia Vladimir] Putin sendiri...bahwa dia dapat memanfaatkan waktu untuknya, bahwa dia percaya dia dapat menghancurkan orang Ukraina, bahwa dia dapat melemahkan sekutu Eropa kita, bahwa kelelahan politik pada akhirnya akan terjadi," paparnya.
Kendati demikian, menurut Burns, Naryshkin sudah memahami peringatan Amerika tentang konsekuensi serius jika Moskow menggunakan senjata nuklir.
“Apa yang [Presiden Biden] minta saya lakukan, yaitu menjelaskan kepada [Sergey] Naryshkin, dan melalui dia kepada Presiden Putin, konsekuensi serius jika Rusia memilih untuk menggunakan senjata nuklir apa pun,” kata Burns.
“Saya pikir Naryshkin memahami keseriusan masalah itu dan saya pikir Presiden Putin juga memahaminya," ujarnya.
Setelah pertemuan dua bos intelijen tiga bulan lalu tersebut, Rusia kemudian menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian New START dengan AS--perjanjian yang membatasi jumlah persenjataan nuklir masing-masing negara.
Langkah itu diikuti dengan janji Putin untuk memperkuat senjata nuklir Rusia.
Burns juga mengatakan menurutnya Putin percaya bahwa pada akhirnya perhatian AS dan Barat akan beralih ke masalah lain, memberinya kesempatan dalam jangka panjang untuk memenangkan perang.
(min)
tulis komentar anda